Bab 11

Arga berlari dilorong rumah sakit, ia sangat khawatir dengan keadaan Maminya, yang dikatakan pingsan. Sesampainya di ruang rawat sang Mami, Arga langsung memeluk Maminya.

" Mami kenapa Mi? Kenapa bisa sampai pingsan?" tanya Arga khawatir.

" Mami nggak apa-apa Arga, hanya kecapean aja. Biasa, faktor umur." jawab Mami Sita terkekeh.

" Makanya, Mami kurangi dulu jalan-jalannya." tegur Arga.

" Iya sayang,"

Mami Sita memperhatikan penampilan Arga. " Kamu sakit Arga? Kok kelihatannya pucat banget." Mami Sita mengelus wajah putranya.

" Tidak apa Mi,"

**

Waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi, setelah Arga mengantar Mami Sita pulang, ia langsung meluncur kekantornya.

Lelah dan mengantuk, itulah yang dirasakan Arga. Setelah kemarin seharian ia berkutat dengan pekerjaan, lalu malamnya ia langsung berangkat ke kediaman Ayumi, dan setelah itu mendapat kabar, kalau sang Mami pingsan.

Sungguh hari yang sangat menguras begitu banyak energi.

" Tuan, saya ada berita tentang-,"

" Stt, saya sedang tidak ingin diganggu. Seharian ini, saya akan istirahat, dan kamu ditugaskan untuk berjaga, jangan sampai ada yang mengganggu saya." ujar Arga, dan langsung masuk kedalam ruangannya.

Tom hanya menghela nafas berat, ia menatap ponsel di tangannya. " Andai dia tau, berita apa yang ingin aku sampaikan padanya, mungkin dia tidak akan bisa istirahat." gumam Tom.

Tiga jam kemudian....

Arga baru terbangun dari tidurnya. Ia duduk diatas sofa sambil meregangkan ototnya. Setelah dirasa nyawanya sudah terkumpul, Arga melangkah menuju kamar mandi. Ia membasuh wajahnya bekali-kali.

Beberapa menit kemudian, Arga keluar dari ruangannya. Ia sudah disambut oleh Tom.

" Tuan, gawat! Beritanya sudah semakin menyebar!" ujar Tom panik.

" Saya tidak perduli dengan berita yang sedang hangat. Saya lapar sekarang, jadi sebaiknya kamu pesankan makanan untuk saya." perintah Arga.

" Tapi Tuan, ini menyangkut-,"

" Tom!" Arga meninggikan nada suaranya, dan menatap dingin pada Tom.

Tom tak dapat berkata lagi. Jujur saja, ia takut dengan Arga yang seperti saat ini. Dia seperti ingin memakan hidup-hidup, Tom.

Tom segera memesankan makanan untuk sang Bos. Beberapa saat setelahnya, makanan yang dipesan sampai. Dan Tom dengan setia menunggu Arga sampai menghabiskan makanannya.

Arga menatap Tom dengan penuh tanya. Ia yakin, jika Tom sudah berperilaku seperti sekarang, pasti ada hal penting yang ingin disampaikan. Namun, hal tentang apa? Dan tadi Tom mengatakan tentang berita yang semakin menyebar. Dan tidak mungkin kan, berita tentang Arga? Karena Arga dan keluarganya selama ini tidak pernah terekspos media. Dan juga sangat jarang, bahkan tidak pernah terdengar kabar miring tentangnya.

" Katakan Tom, berita apa yang ingin kamu sampaikan. Berita tentang model, artis, atau tentang perusahaan saingan kita?" tanya Arga.

Tom bernafas lega, akhirnya Arga mau mendengarkannya." Bukan Tuan, bukan tentang itu. Tapi ini," Tom menunjukkan ponselnya pada Arga.

Mata Arga membulat sempurna, dahinya berkerut, tangannya terkepal. " Cari siapa yang telah menyebar berita!" Dan seret dia kehadapanku! Berani-beraninya dia menyebar berita seperti ini!" geram Arga. Ia sampai menggebrak meja didepannya.

" Saya sudah menyuruh anak buah saya untuk mencari akar penyebaran dari berita ini. Dan dia adalah Nyonya Wanda Sasmita." sahut Tom.

" Apa motifnya?"

" Perjodohan. Dia ingin perjodohan yang di buat Nyonya Sita, antara anda dan anak Nyonya Wanda tetap terlaksana."

Jawaban Tom, membuat Arga semakin murka. " Atur pertemuan saya dengan wanita tua itu! Secepatnya. Akan saya tunjukkan, siapa saya sebenarnya. Dan kamu, cari tau kenapa video itu sampai bisa diketahui oleh wanita tua itu."

" Baik Tuan,"

Tom keluar dari ruangan Arga, sedangkan Arga, ia masih berusaha untuk meredam amarahnya.

" Semua gara-gara Papi! Papi sudah mati, kenapa masalah yang dibuat tidak dibawa mati juga! Pasti hal ini yang membuat Mami drop!" emosi Arga.

Jam terus berlalu, dan kini waktu telah menunjukkan pukul 7 malam. Dan malam ini, Arga akan bertemu dengan Wanda.

Sebenarnya, bisa saja Arga mengutus anak buahnya untuk bertemu dengan Wanda. Tapi, kali ini Arga tak mau gegabah. Ia harus mengupas tuntas semuanya.

Kedatangan Arga, ternyata telah ditunggu oleh Wanda. Dan tak hanya ada Wanda saja, melainkan ada tiga orang pria berbadan besar dibelakangnya. Sepertinya itu adalah bodyguardnya.

" Selamat datang nak Arga," Wanda menyambut Arga.

Arga tak membalas, ia langsung duduk di hadapan Wanda. Dan tiba-tiba, datang dua orang pria berbadan besar lagi. Dan mereka kini berdiri tepat dibelakang Arga.

" Langsung saja Nyonya Wanda, apa yang anda inginkan dari saya?" tanya Arga.

" Apakah kamu datang sendiri?" Wanda balik bertanya.

" Heh. Saya bukan pria pengecut, Nyonya Wanda Sasmita." sahut Arga tersenyum miring.

" Bagus. Ternyata kamu memang sangat cocok menjadi menantu saya!" ujar Wanda yakin.

" Jangan berbasa-basi, saya tidak punya waktu banyak!" Arga sudah sangat geram dengan Wanda.

" Oke, oke. Kamu pasti sudah tau, tentang video yang beredar. Saya mau melakukan penawaran denganmu. Jika kamu mau menerima perjodohan dengan putri saya, maka saya akan menghapus video yang beredar. Dan jika kamu tidak mau, saya rasa kamu tidak punya pilihan lain. Sebab saya masih mempunyai salinan video aslinya." ujar Wanda. Ia tersenyum puas, karena bisa membuat seorang Arga Dikta Pramana, patuh padanya.

Arga hanya menatap Wanda tanpa ekspresi. Ia berusaha untuk tetap tenang, menghadapi ular berbisa dihadapannya." Iya, anda benar Nyonya Wanda. Saya memang tidak mempunyai pilihan lain, selain menyetujuinya." ujar Arga seperti orang pasrah.

" Bagus, memang benar kata Jeng Sita, kalau kamu memang anak yang baik." ujar Wanda tersenyum senang.

" Kalau sudah selesai, saya akan langsung pergi." ujar Arga.

" Jangan terlalu terburu-buru, kita bicarakan soal pertunangannya terlebih dahulu." ujar Wanda menahan kepergian Arga.

Arga menghembuskan nafas berat, ia tetap berusaha untuk tetap meredam emosinya. " Bukankah itu terlalu cepat Nyonya. Maksudku, tidakkah anak Nyonya dan saya harus saling mengenal lebih dulu? Atau kita menjalin hubungan sebagai kekasih dulu." tawar Arga.

Wanda nampak berfikir, " Em, baiklah. Kalian juga belum pernah ketemu sebelumnya, jadi tak saling mengenal. Aku setuju saranmu," ujar Wanda.

Setelah menyetujui ucapan Arga, tiba-tiba Wanda mendapat telpon. Dan ia diharuskan untuk pergi.

Tinggal Arga seorang diri disini." Halo, saya mau kamu harus bergerak secepatnya! Jalankan sesuai rencana!" ujar Arga pada seseorang disebrang telpon.

...----------------...

Ditempat lain, tepatnya dikediaman Ayumi. Ayumi dan Desi, saat ini tengah sibuk-sibuknya mengurus usaha catering mereka. Setiap harinya semakin meningkat pesanan yang keduanya terima.

" Des, sepertinya kita perlu tambahan tenaga lagi deh. Pesanan yang kita terima, semakin meningkat tiap harinya. Dan aku juga nggak bisa kerja terlalu banyak, mudah capek soalnya." ujar Ayumi.

" Siap Bos! Besok aku akan cari karyawan yang cocok dengan kriteria kerja kita!" ujar Desi, ia menyampirkan tangannya di pinggir kepala, membentuk hormat.

Ayumi hanya bisa terkekeh melihat tingkah Desi. Ternyata, menerima ajakan Desi untuk pindah, bukanlah hal buruk. Tapi justru memberinya rezeki yang lebih banyak.

" Sh," Ayumi mendesis, sambil memegangi perutnya. Entah kenapa seharian ini ia merasa gelisah. Dan sesekali juga merasakan kram pada perutnya.

" Anak-anak Mama kenapa sih? kalian capek ya, makanya jadi nakal seperti ini? Maafkan Mama ya, mulai besok, Mama nggak akan kerja berat lagi. Mama janji, tapi kalian jangan nakal ya, didalam sini." Ayumi berbicara pada kedua calon anaknya, sambil terus memberikan usapan lembut di perutnya.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Sehat terus y Ayumi n debaynya..

2024-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!