Bab 16

Arga menepuk-nepuk pipi Ayumi. " Ayumi, bangun Ayumi." panggil Arga.

Ayumi tak merespon apapun. Arga panik, ia langsung membopong tubuh Ayumi. Tom dan Desi yang masih berdebat, terkejut melihat Arga menggendong Ayumi.

" Apa yang terjadi?!" tanya Desi panik.

" Kita harus membawa Ayumi kerumah sakit!" perintah Arga.

Tom yang mengerti situsi yang terjadi saat ini, langsung membukakan pintu. Dan Arga segera memasukkan Ayumi, lalu dirinya juga ikut masuk.

" Kamu didepan!" ujar Arga, saat Desi hendak ikut duduk di kursi penumpang belakang.

" I-iya."

Mobil pun, melaju. Arga terus menggenggam telapak tangan Ayumi yang terasa dingin. Dan sesekali mengusap perut besar Ayumi. Terbesit penyesalan dan rasa bersalah di benaknya. Seharusnya, ia bisa menguasai diri dan tak mudah terpancing.

" Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kamu bodoh Arga! Seharusnya kamu tak melakukan hal seperti ini!" Arga bergumam dalam hati.

Tak berselang lama, mereka sampai di rumah sakit. Arga langsung kembali membopong tubuh Ayumi. Begitu mereka masuk, para perawat langsung berdatangan. Dan Ayumi segera mendapat perawatan.

Arga berdiri dengan gelisah di depan UGD. Tom duduk di kursi tunggu, dan Desi, dia terus memperhatikan gerak-gerik Arga. Dan berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya. Hingga, kepingan-kepingan kejadian saat pertemuannya dengan Arga dan Tom berseliweran di fikirannya.

" Apa hubungan Om, dengan kak Ayumi?" tanya Desi pada Arga.

Arga menoleh, " Tidak ada." sahut Arga.

" Bohong! Om berbohong! Sekarang aku faham, ternyata Om adalah pria yang membuat kak Ayumi menjalani kehidupan yang seharusnya mudah, jadi sulit! Benar kan, Om?!" tanya Desi.

" Saya tidak mengerti maksud pembicaraan kamu." ujar Arga.

" Om kan, Papa dari anak yang di kandung kak Ayumi?!" tanya Desi meninggikan nada suaranya.

 Arga menatap Desi, " Iya, saya memang orangnya." akui Arga.

" Laki-laki pengecut!" maki Desi.

Arga mengangkat tangannya, memberi perintah pada Tom untuk membawa Desi pergi.

Tom faham, ia langsung menarik Desi menjauh dari Arga.

" Lepaskan saya Om! Urusan saya belum selesai dengan Om ini!" Desi berontak, ia menunjuk wajah Arga.

" Ayo kita pergi dulu!" Tom menarik paksa Desi.

Pintu ruang UGD terbuka, menampakkan seorang Dokter wanita.

" Bagaimana keadaannya Dok? Anak saya baik-baik saja kan? Tidak terjadi hal yang serius kan?" tanya Arga berentet.

" Tenang Tuan, istri dan anak-anak anda baik-baik saja. Nyonya hanya kelelahan saja," sahut Dokter.

Arga bernafas lega, " Apakah saya boleh melihatnya?" tanya Arga.

" Boleh, tapi pasien masih belum sadar. Mungkin satu atau dua jam lagi baru sadar. Dan sebentar lagi, pasien akan segera dipindahkan ke ruang rawat biasa." ujar Dokter.

" Baik."

Arga membuka pintu perlahan, dan ia mendekati brangkar Ayumi. Ia menatap wajah pucat Ayumi. " Maafkan saya Ayumi, karena saya kamu jadi kesulitan. Tapi tidak akan lama lagi, setelah kamu melahirkan, saya akan membebaskan kamu." ujar Arga.

Kini Arga beralih menyentuh perut Ayumi, yang sejak tadi menarik perhatiannya, karena terlihat bergerak-gerak. " Maafkan Papa ya, Papa hampir saja membuat kalian celaka. Tapi Papa janji, ini adalah terakhir kalinya Papa berbuat gegabah seperti ini. Selanjutnya, Papa akan membahagian kalian dengan melimpah kasih sayang." tutur Arga.

Bayi-bayi di perut Ayumi merespon, seolah mendengar apa yang dikatakan Arga. Mereka semakin aktif bergerak.

" Papa sayang kalian berdua, baik-baik berada di perut Mama ya." bisik Arga, mendekatkan wajahnya ke perut Ayumi. Dan memberikan dua kecupan disana, seolah ia sedang mencium anaknya.

...----------------...

19:00

" Makanlah sedikit, sejak tadi siang kamu belum makan apa-apa." bujuk Arga.

Ayumi menggeleng, ia masih kekeh dengan pendiriannya. " Saya tidak lapar Tuan." tolak Ayumi.

Arga menghela nafas berat," Kamu memang tidak lapar, tapi anak-anak saya yang diperut kamu yang lapar. Jadi makanlah sedikit, " bujuk Arga lagi. Kali ini, ia harus bisa lebih bersabar menghadapi Ayumi.

" Sudah saya katakan, saya tidak lapar!" Ayumi mendorong pelan sendok berisi makanan, yang dia sodorkan Arga.

" Jangan keras kepala Ayumi Saskia! Kalau kamu marah pada saya, lebih baik kamu hukum saya saja. Jangan melibatkan anak-anak saya!" Arga menaikkan nada suaranya, tapi masih tetap untuk menguasai diri.

Ayumi sama sekali tak menggubris ucapan Arga. Ia hanya bersikap cuek dan acuh pada Arga.

Arga mengalah, ia menaruh kembali piring yang dipegangnya sejak tadi. " Saya akan keluar, kalau perlu sesuatu kamu bisa panggil suster." ucap Arga, lalu pergi meninggalkan Ayumi.

Setelah kepergian Arga, Ayumi menarik nafas dalam, dan mengembuskannya perlahan. " Sekarang saja, sudah posesif begini. Bagaimana kalau nanti lahir, dia pasti akan mengambil mereka dariku." ujar Ayumi sendu.

Dan setetes air matanya jatuh, " Tidak! Aku tidak akan membiarkannya mengambil twins dariku! Twins milikku, dan selamanya adalah milikku!" ujar Ayumi.

Ayumi melepas paksa infus yang tertancap di tangannya. Lalu ia melangkah lemah ke arah dinding kaca. Tepatnya, ia menatap ke area parkir, dimana Arga baru memasuki mobilnya dan pergi.

" Ini adalah kesempatan yang bagus," gumam Ayumi.

Dengan bersusah payah, Ayumi akhirnya berhasil kabur dari rumah sakit. Ia tak membawa uang sepeserpun untuk bisa membayar taksi. Jadi diharuskan ia untuk berjalan kaki.

Di kegelapan malam, Ayumi berjalan seorang diri. Ia tak tahu harus pergi kemana, tapi intinya, dia harus pergi ketempat dimana Arga dan anak buahnya tak bisa menemukan dirinya.

Lelah dan lapar Ayumi rasakan, namun hal itu tak dapat menghentikan keinginan Ayumi untuk tetap pergi. Mendadak, langit bergemuruh, dan turun hujan. Ayumi segera mencari tempat untuk berteduh. Dan kebetulan juga, ada seorang nenek yang berteduh di sebuah pos ronda.

Ayumi menggigil, ia memeluk tubuhnya sendiri. Sambil sesekali menggosok-gosokkan tangannya.

" Kamu mau kemana nak? Dan kemana suamimu? Kenapa dia membiarkanmu pergi malam-malam begini?" tanya Nenek di sebelah Ayumi.

Ayumi menoleh, ia tersenyum pada nenek itu. " Saya tidak tau mau kemana Nek. Saya tidak punya tempat tinggal. Dan suami saya, dia sudah dipanggil oleh Tuhan." sahut Ayumi mengarang.

" Kasihan sekali kamu nak, kalau kamu mau, kamu bisa tinggal bersama nenek." ajak Nek Dini. Ia merasa sangat kasihan pada Ayumi.

" Apakah, tidak apa jika saya ikut tinggal bersama Nenek?" tanya Ayumi.

" Tidak apa nak, lagipula Nenek tinggal sendiri selama ini." sahut Nek Dini.

...----------------...

Di rumah sakit...

Arga kelimpungan mencari Ayumi, ia sampai menyuruh seluruh anak buahnya untuk memeriksa rumah sakit itu.

" Bagaimana?!" tanya Arga.

" Tidak ada Tuan, Nona tidak ada dimanapun." sahut David.

" Sial!" Arga meninju tembok rumah sakit. Sekarang, ia sudah tak dapat lagi membendung emosinya. " Cari Ayumi sampai ketemu! Kerahkan semua anak buahmu untuk mencarinya! Dan periksa juga seluruh cctv di sudut kota ini!" perintah Arga.

" Baik Tuan!"

Arga menjambak rambutnya sendiri, " Dimana kamu Ayumi? Kenapa kamu membawa anak-anak saya pergi? Argh!" arga kembali meninju tembok berkali-kali, sampai buku-buku jarinya mengeluarkan darah segar.

Terpopuler

Comments

vie na Ai

vie na Ai

Ayumi bener2 bodoh udah lemah keras kepala bego

2024-05-13

0

Fika Berau

Fika Berau

Arga stress

2024-04-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!