Bab 12

Hubungan Arga dan anak Wanda masih jalan ditempat. Sebenarnya, Arga sama sekali tak pernah berfikir untuk melanjutkan hubungannya. Ia malah ingin untuk segera mengakhiri semua sandiwaranya. Tapi, takdir seolah tak berpihak padanya. Sudah satu bulan berlalu, Arga dan anak buah bayangannya yang ia utus untuk memata-matai Wanda, masih belum bisa mendapatkan salinan video perselingkuhan Papinya dulu.

" Ini sudah satu bulan, tapi kamu masih belum bisa mendapatkannya! Kamu itu sebenarnya kerja, atau bagaimana?!" bentak Arga.

David hanya bisa menunduk. " Maaf Tuan, saya akan berusaha lebih keras lagi." ujar David.

" Saya beri kamu waktu satu minggu lagi, kalau sampai kamu masih belum mendapatkan salinan-"

" Sayang,"

Ucapan Arga terhenti, saat seorang wanita cantik yang rambutnya di cat pirang, datang.

" Pergilah." usir Arga. Dan David patuh, ia langsung bergegas pergi.

" Sayang, aku datang membawa makan siang untukmu." ujar Sandra, tersenyum manis pada Arga.

Arga tak merespon, ia hanya melirik sekilas, lalu kembali fokus pada pekerjaannya. " Tapi saya ada janji dengan klien, akan makan siang diluar." ujar Arga meredupkan senyuman yang terukir dibibir Sandra.

" Yah! terus aku gimana dong? Padahal aku udah susah-susah belajar masak buat kamu." ujar Sandra cemberut.

" Saya kan, tidak pernah menyuruh kamu untuk belajar masak." ujar Arga.

" Iya, kamu memang nggak pernah nyuruh aku untuk belajar masak. Tapi ini inisiatifku sendiri, supaya bisa menyenangkan kamu. Please ya, cobain dulu. Siapa tau kamu suka," ujar Sandra merengek.

" Apapun usaha kamu untuk menyenangkanku, semua akan berakhir sia-sia. Jadi, berhentilah bersikap seolah-olah saya dan kamu saling mencintai!" bentak Arga. Ia sudah sangat geram dengan sikap Sandra.

Sandra itu, wanita yang semena-mena. Selalu melakukan sesuatu dengan kehendaknya. Ia tak perduli dengan keadaan sekitar. Lebih tepatnya, dia adalah wanita yang arogan.

Satu minggu yang lalu, Sandra telah membuat Arga kehilangan tender besar. Karena sifat arogannya itu.

" Hiks, hiks. Arga, kok kamu jadi nge-bentak aku gini sih?" tanya Sandra sembari menangis.

" Pertanyaan kamu itu, hanya bisa dijawab oleh diri kamu sendiri. Tidak akan ada laki-laki yang betah menjalin hubungan dengan wanita seperti kamu!" ujar Arga, membuat Sandra semakin mengencangkan tangisnya.

" Kenapa Arga, kenapa? Kenapa aku selalu salah dimata kamu?! Apakah aku memang seburuk itu, hah?!"

" Iya, buruk, bahkan sangat buruk! Apalagi Mommy-mu itu, dia orang tua yang sangat buruk! Demi mengabulkan hal yang diinginkan anaknya, dia harus melakukan pemerasan terhadap anak orang lain!"

Arga pergi meninggalkan Sandra yang masih menangis. Dan di lobby, mobil yang akan di kenakan sudah siap. Arga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. " Argh! Wanda sialan! Awas saja, jika aku sudah mendapatkan salinan video itu, aku akan membuatmu hancur sehancur-hancurnya!" Arga meluapkan emosinya.

Tujuan Arga kini hanya satu, yaitu apartemen pribadinya. Hanya disana ia bisa mendapat ketenangan, dan bisa menengkan fikirannya. Sebab, ia akan jauh dari orang-orang sekitar.

Arga membuka pintu apartemen, lalu menyalakan lampu. Kondisi apartemennya sangat rapi, tidak seperti terakhir kali ia meninggalkannya. Terakhir kali Arga datang ke apartemen, saat malam panasnya dengan Ayumi. Setelah itu, Arga tak pernah mendatangi apartemennya lagi, sampai saat ini.

Arga membuka sepatunya, melepas dasi, dan melemparnya asal. Ia menjatuhkan tubuhnya ke ranjang. Tiba-tiba, bayangan malam yang ia lalui bersama Ayumi muncul dalam bayangannya. Dimana Ayumi menangis, dan memohon padanya. Tapi entah kenapa, fikiran Arga saat itu tengah kalut. Ia tahu itu adalah Ayumi, tapi bagi Arga, dia juga wanita yang telah pergi meninggalkannya.

Beberapa kali Arga mengatur nafasnya. Ia datang ke apartemen berharap mendapat ketenangan, malah dihantui rasa bersalah.

" Huh! Dimana kamu Ayumi? Kenapa susah sekali untuk ditemukan." gumam Arga.

Arga memejamkan matanya. Namun, baru beberapa saat ia terpejam, ponselnya berdering. Ia meraih ponselnya disaku celana. Tertera nama " Wanita Ular." disana.

" Ck, mau apalagi sih dia?!" Arga melempar ponselnya asal. Ia tak menghiraukan panggilan telpon dari Wanda.

...----------------...

Ditempat lain, Ayumi tengah sangat senang hari ini. Karena ia mendapat pesanan catering yang banyak untuk acara pertunangan.

" Wah! Kalau seperti ini terus, usaha cateringku pasti akan cepat maju!" ujar Ayumi senang.

" Kak!"

" Eh, monyet, monyet!"

Desi tiba-tiba datang dan mengejutkan Ayumi. Membuat Ayumi sontak mengeluarkan latahnya.

" Ish, kak Ayumi! Masa aku dibilang monyet!" ujar Desi cemberut.

" Maaf, lagian kamu sih, pakai ngagetin kakak! Tapi kamu memang monyet, monyet cantik. Yang suka manjat pohon mangga depan rumah." ucap Ayumi.

" Kak, stt! Jangan buka-buka rahasia," Desi meletakkan jari telunjuknya didepan bibir.

" Halah, pakai rahasia-rahasiaan." Ayumi meninggalkan Desi, menuju kamar.

Desi hanya bisa menatap Ayumi yang masuk kekamarnya. Dan baru ia hendak melangkah pergi, Ayumi keluar lagi. Ayumi keluar dengan membawa tas jinjingnya.

" Kemana kak?" tanya Desi.

" Orang yang pesan catering kita untuk acara pertunangan, mau ketemu sama kakak." jawab Ayumi.

" Mau aku temenin nggak?"

" Nggak perlu Des, kakak bisa sendiri. Kamu disini aja, awasin para karyawan." pinta Ayumi.

" Oke, kak. Tapi kalau ada apa-apa, langsung hubungi aku ya."

" Siap!"

Ayumi melangkah keluar, dihalaman rumahnya, taksi yang ia pesan sudah menunggu.

Beberapa saat kemudian, Ayumi sampai. Ayumi masuk, dan langsung menuju tempat yang dikirimkan oleh kliennya

" Permisi Nyonya, apakah anda benar Nyonya Wanda?" tanya Ayumi pada wanita yang tengah duduk membelakanginya.

Wanda berbalik, ia menatap Ayumi dari atas sampai bawah. " Ia saya Wanda, silahkan duduk." Wanda mempersilahkan Ayumi duduk.

" Tunggu sebentar, saya masih menunggu seseorang." ujar Wanda.

" Baik Nyonya," Ayumi menanggapinya dengan ramah.

Hingga 10 menit kemudian, orang yang ditunggu oleh Wanda datang. Seorang wanita cantik yang sedang bergelayut manja dilengan seorang pria. Dan seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya sekarang.

Deg.

Ayumi menunduk, tangannya terkepal. Sekelebat bayangan malam kelamnya dengan Arga muncul. Dimana Arga dengan kasar memperlakukannya. Beberapa saat kemudian, Ayumi mengatur nafasnya perlahan, lalu kembali menegakkan wajahnya menatap lurus kedepan. " Ternyata, dunia ini sangat sempit! Ternyata dia hidup bahagia, setelah menghancurkan hidup orang lain!" Ayumi menggerutu dalam hati.

" Maaf jeng saya terlambat," ujar Mami Sita, mengambil posisi duduk disebelah Wanda.

" Tidak apa jeng, lagian saya juga yang mendadak memberi kabar." ujar Wanda. " Maaf ya jeng Sita, nak Arga. Saya mendadak mengumumkan pertunangan nak Arga dengan Sandra. Karena saya lihat nak Arga dengan Sandra sudah sangat cocok, jadi saya rasa tidak perlu berlama-lama menunda." ujarnya lagi.

" Tidak apa jeng Wanda, saya hanya mengikuti keinginan Arga. Dia sudah bilang kalau sudah cocok dengan Sandra, dan dia juga sudah setuju untuk melakukan pertunangan dengan Sandra." ujar Mami Sita.

Wanda melirik Arga, dan tersenyum mengejek padanya. " Makanya, jangan macam-macam denganku!" ujar Wanda dalam hati.

Arga hanya menatap penuh dendam pada Wanda. Lalu, ia memilih untuk duduk dimeja yang ada dipojokan bersama Sandra.

Ayumi sesekali melirik kepergian Arga dan Sandra. Entah kenapa, ia mulai merasa gelisah sekarang.

Jika sedari awal Ayumi tahu, kalau orang yang akan menggunakan jasa cateringnya, adalah Arga, pasti Ayumi akan menolak." Jika aku membatalkannya, pasti akan berdampak buruk kedepannya. Ayo Ayumi, kamu pasti bisa! Jangan biarkan masa lalu, membuatmu mundur! Kamu harus tetap maju!" Ayumi menyemangati dirinya dalam hati.

" Oh iya, jeng Sita, ini adalah orang dari catering yang direkomendasikan oleh jeng Vina. Saya ingin jeng Sita yang langsung berurusan dengannya. Secara, jeng Sita kan tau sendiri. Jika untuk masalah makan bukan saya jagonya." ujar Wanda.

Mami Sita menatap Ayumi, " Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya Mami Sita.

" Sa- saya rasa tidak Nyonya," sahut Ayumi. Ia berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya didepan Ibu mantan Bosnya.

Mami Sita mengangguk, " Mungkin saya salah orang, karena seingat saya kamu mirip seseorang yang saya kenal. Tapi, entahlah. Saya juga tidak ingat siapa dia." ujar Mami Sita.

Setelah selesai dengan pertemuannya, Ayumi langsung bergegas pergi. Namun sebelum ia keluar, entah kenapa matanya melirik ketempat dimana Arga dan Sandra berada. Ia tak melihat Arga, hanya ada Sandra yang sedang menikmati minumannya.

Ayumi tak perduli, ia langsung pergi dari sana.

" Argh! Laki-laki sialan! Dia bahagia diatas penderitaanku! Aku mengutukmu-, mph!"

Tiba-tiba seseorang membekap mulutnya. " Kamu berani mengutuk saya, heh?"

Mata Ayumi membulat sempurna, ia sangat tahu betul pemilik suara tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!