Bab 13

Dua jam sebelumnya.....

Arga PoV.

Ponsel Arga terus berdering, ia terpaksa harus mengangkat panggilan telponnya.

" Ada apa?" tanya Arga.

" Hei calon menantu, tidak bisakah kau bicara lebih sopan pada calon mertuamu ini?" Wanda balik bertanya dengan senyum mengejek.

Arga sangat geram, ia sampai meremas ponsel ditangannya. " Tidak perlu bertele-tele!" ujar Arga.

" Oke, baiklah. Pertunangan kamu dan Sandra, dilaksanakan bulan depan. Dan saya sudah mengatur semuanya. Katakan pada Mamimu juga, dua jam lagi kita bertemu di kafe xxxx." ujar Wanda.

" Tapi-,"

Tut..tut..tut

Sambungan telpon di putus secara sepihak. Dan setelah itu, sebuah pesan masuk.

..." Kamu telah membuat Sandra meneteskan air matanya, jadi sekarang terima akibat dari ulahmu sendiri. Kalau sampai kamu tak datang dua jam lagi bersama Sita, saya pastikan video panas Papimu dengan sekretarisnya, akan tersebar luas lagi. Tapi kali ini, akan mengguncang perusahaan Pramana Corp! Langsung jemput Sandra di salon xxxx!"...

" Argh!"

Arga membanting ponselnya, kali ini ia sudah tak dapat lagi membendung amarahnya. Arga mengacak-acak seluruh isi apartemennya. Hingga dalam waktu sekejap, apartemen yang tadinya sangat rapi, kini berubah jadi seperti kapal pecah.

Beberapa saat kemudian, Arga kembali berusaha untuk menguasai emosinya. " Masih satu bulan lagi! Ya, satu bulan. Itu adalah waktu yang cukup! Baiklah wanita ular, aku akan mengikuti aturan bermainmu!" ujar Arga dengan suara tertahan.

Arga meninggalkan apartemennya, dan langsung bergegas menuju kediamannya.

" Biarkan saja Arga, kenapa kamu harus menurut dengan ancamannya? Biarkan dia melakukan apapun yang dia mau!" ujar Mami Sita.

Mami Sita tak setuju dengan Arga, yang hanya menurut dengan ancaman Wanda. Selama sebulan ini, ia sudah sangat geram dengan sahabatnya itu. Berani-beraninya dia mengancam Arga menggunakan scandal Papinya dulu.

" Ayolah Mi, sampai satu bulan ini saja. Kalau sampai nanti saat pertunangan itu benar-benar tiba, aku akan menghentikan semuanya saat itu juga. Dan aku juga tak perduli dengan apa yang Wanda lakukan selanjutnya." ujar Arga.

" Kamu yakin?" tanya Mami Sita.

" Iya Mi, aku masih penasaran, dari mana dia bisa mendapatkan semua itu. Dan siapa orang yang telah bekerja sama dengannya. Karena sampai saat ini, aku masih belum menemukan orangnya!" sahut Arga geram.

Mami Sita menggelengkan kepalanya, sambil menghembus nafas perlahan. " Mata-mata kamu itu sangat tidak berguna! Sudah sebulan, tapi masih belum membuahkan hasil apa-apa!"

Keduanya pun akhirnya pergi ketempat yang sudah ditentukan Wanda. Dan seperti pesan yang dikirimkan Wanda, kalau Arga harus menjemput Sandra disalon, Arga langsung menuju alamat salon yang dimaksud.

Sandra sudah menunggu didepan salon sambil tersenyum melihat kedatangan mobil Arga. Namun, saat ia membuka pintu penumpang depan, senyumannya redup.

" Maaf ya, Sandra. Kamu duduk dibelakang saja ya, tante males kalau harus pindah lagi." ujar Mami Sita.

Mau tak mau, Sandra harus duduk dibelakang.

Tak berselang lama, ketiganya sampai di kafe. Mami Sita berjalan didepan, sedangkan Arga dan Sandra dibelakang. Tentu saja dengan Sandra yang bergelayut di lengan Arga.

Deg.

Jantung Arga berpacu kencang, wanita yang selama ini ia cari keberadaannya, sekarang berada tepat di hadapannya. Karena takut terjadi hal yang tak diinginkan, Arga memilih untuk duduk ditempat lain.

...----------------...

Saat ini....

" Lepaskan saya Tuan! Kenapa anda mengikat saya seperti ini?!" teriak Ayumi.

Saat ini Ayumi tengah berada di dalam mobil bersama Arga. Ia didudukkan di kursi penumpang belakang, tangannya diikat mengggunakan dasi, dan kakinya diikat menggunakan jas oleh Arga.

Arga tak menyahut, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

" Turunkan kecepatan mobilnya! Jika anda ingin mati, mati saja sendiri! Jangan mengikut sertakan saya!" teriak Ayumi ketakutan. Ia memejamkan matanya sambil menangis.

Arga melirik Ayumi dari spion, lalu ia memelankan laju mobilnya. Dan akhirnya, ia berhenti di pinggir jalan yang sepi.

Ayumi masih menangis, bahkan ia sampai sesegukan. Arga yang melihat itu, langsung turun dan membuka pintu penumpang belakang, dan mengambil posisi duduk tepat disebelah Ayumi.

" Maaf," kata itu terlontar begitu saja dari bibir Arga.

Ayumi seketika membuka mata, bibirnya masih mengeluarkan isakan kecil. Ia hendak menggeser tubuhnya menjauh dari Arga, namun tak berhasil, karena bobot tubuhnya yang berat.

" Menjauhlah Tuan, anda terlalu dekat dengan saya." ujar Ayumi, membuat Arga reflek menggeser tubuhnya sampai mepet pintu.

" Apakah dia anakku?" tanya Arga sembari memperhatikan perut besar Ayumi.

Deg.

Nafas Ayumi tercekat, namun ia berusaha untuk tetap tenang, dan bersikap biasa saja pada Arga.

" Bu-bukan, dia bukan anak anda. Dia anak pria lain," sahut Ayumi bohong.

Tiba-tiba saja, Ayumi mulai merasakan hawa dingin. Arga tertawa pelan, dan ia menyentuh perut Ayumi dengan kedua tangan.

" A-apa yang anda lakukan Tuan?" tanya Ayumi, saat Arga menaikkan baju longgar yang dipakainya, sampai memperlihatkan perutnya.

" Kamu berbohong Ayumi, dia adalah anakku. Dia anakku," ujar Arga yakin. Ia mengelus-elus perlahan perut buncit Ayumi. Dan sesekali ia mendapat balasan sebuah gerakan-gerakan kecil.

" Bu-bukan Tuan, dia bukan anak anda," Ayumi masih mengelak.

Bibirnya berkata tidak, namun tubuhnya malah merasakan kenyamanan saat tangan hangat Arga mengelus perutnya dengan lembut.

" Heh, kamu terus saja berbohong Ayumi. Baiklah, saya akan melakukan tes DNA dengan anak ini." ujar Arga, sembari terus mengusap-usap perut Ayumi.

Ayumi yang mendengar itu, mulai panik. " Lepas Tuan! Singkirkan tangan anda dari perut saya!" bentak Ayumi.

Arga tersenyum miring, " Jika dia memang yang kamu katakan itu benar, kamu tidak usah takut untuk melakukan tes DNA Ayumi." ujar Arga.

Ayumi tak bisa berkata-kata, otaknya tiba-tiba blank. " Tuan, saya mohon Tuan, lepaskan saya." Ayumi memelas.

Arga melepaskan tangannya dari perut Ayumi. Dan lima detik kemudian, perut Ayumi terlihat menunjukkan sebuah tonjolan.

" Shh,"

Di saat yang bersamaan, Ayumi mendesis.

" Apakah itu sakit?" tanya Arga.

Ayumi mengangguk, " Hanya sedikit." sahut Ayumi.

" Bagaimana cara mengatasinya?" tanya Arga lagi.

" Biasanya, dielus saja. Pasti akan baikan," sahut Ayumi.

Tanpa sadar, Ayumi telah memberikan akses pada Arga untuk kembali menyentuh perutnya.

" Setelah ini, kita akan sering berjumpa. Papa akan sering mengunjungimu ke rumah Mama." ujar Arga pada bayi diperut Ayumi.

Setelah puas mengusap perut Ayumi, Arga kembali membenarkan baju yang dikenakan Ayumi. Dan ia juga melepas ikatan tangan dan kaki Ayumi.

" Taksi sudah menunggumu, silahkan pulang. Jaga baik-baik anakku dalam perutmu," ujar Arga.

Ayumi bergegas keluar dari mobil Arga, dan masuk kedalam taksi yang sudah menunggunya.

Setelah kepergian Ayumi, Arga tak dapat membendung lagi kebahagiaannya. " Dia anakku, aku tidak salah, di memang anakku. Hatiku menghangat setelah dapat menyentuhnya, merasakan gerakan- gerakan kecilnya. Ternyata, anak kecil yang selalu menghantuiku memang benar adanya." ujar Arga.

Ting.

..." Kamu dimana sayang, aku sudah menunggu kamu dari tadi."...

Isi pesan yang masuk ke ponsel Arga.

" Aku harus cepat membereskan ini. Karena aku akan memperjuangkan hal yang lebih penting!"

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Semangat Arga..perjuangkan Ayumi n anak² mu..

2024-04-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!