Bab 2

Ayumi menangis sejadi-jadinya. Ia menyiram dirinya dengan air. Saat ini Ayumi sudah berada di kontrakannya.

" Tuan Arga bedebah! Tuan Arga sialan! Aku membencimu!" Ayumi berteriak histeris.

" Aku sudah kotor sekarang, dan tidak akan ada lagi pria yang mau dengan wanita kotor sepertiku...." Ayumi sesegukan. Ia sangat prihatin dengan nasibnya sendiri

Hari sudah beranjak siang, Ayumi masih enggan untuk keluar kontrakan, bahkan ia tak beranjak sekalipun dari kamarnya. Ponselnya ia matikan, ia tak ingin diganggu untuk saat ini.

Hingga ia merasa lapar, Ayumi diharuskan untuk keluar dari kamarnya. Ayumi memasak makanan yang mudah untuk di olah. Dan pilihannya, jatuh pada mie instan dan satu butir telur.

 

Hari telah berganti, dan kali ini Ayumi diharuskan untuk berangkat kekantor. Walaupun ia sangat enggan, tapi Ayumi harus tetap pergi untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya.

Ya, Ayumi memutuskan untuk berhenti bekerja. Karena ia tak sanggup jika setiap hari bertemu dan berinteraksi dengan pria yang telah membuatnya jadi kotor.

Ayumi menghela nafas panjang, dan membuangnya perlahan. Saat ini ia telah berada didepan perusahaan Pramana Group. Ayumi hendak melangkah masuk, namun tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dari belakang.

Ayumi berbalik, dan ternyata itu adalah Reva. Namun perhatian Ayumi tak tertuju pada Reva, tapi seseorang yang tengah berjalan di belakang Reva. Dia adalah Arga Dikta Pramana.

" Hei, Ayumi! Kamu lihat apa?" Reva melambai-lambaikan tangannya didepan Ayumi.

Ayumi tak merespon, dan Reva mengikuti arah pandang Ayumi. Reva tersenyum, dan menyikut pinggang Ayumi. Dan membuat Ayumi meringis pelan.

" Jadi kamu terpesona dengan Tuan Arga?" goda Reva menaik turunkan kedua alisnya.

" Nggak!" sahut Ayumi ketus. Dan langsung berbaik badan, lalu melangkah masuk meninggalkan Reva.

" Ayumi tunggu!" Reva mengejar Ayumi.

Reva mengejar Ayumi hingga di lift, " Kenapa kemarin kamu nggak kerja? Terus, kenapa ponsel kamu juga mati?" tanya Reva.

" Oh, kemarin aku lagi nggak enak badan. Terus ponselku aku lupa menaruhnya dimana." jawab Ayumi bohong. Tidak mungkin jika ia akan mengatakan yang sebenarnya pada Reva. Dan itu sama saja namanya jika Ayumi mengumbar aibnya sendiri.

" Oh, aku kira kamu kenapa-napa. Aku khawatir sama kamu, mau mampir ke kontrakan kamu, tapi Mamaku tiba-tiba sakit." ujar Reva lesu.

" Udah, nggak apa-apa kok. Kalau gitu aku duluan ya, Reva. Bye," bertepatan saat itu lift terbuka, dan Ayumi langsung keluar.

Bugh.

Ayumi tak sengaja menabrak seseorang, karena ia terburu-buru dan tak memperhatikan jalan.

" Maaf,"

" Kamu nggak apa-apa?" tanya Tom.

Ayumi mendongak, dan sontak mundur beberapa langkah. " Saya nggak apa Tuan, maafkan saya." Ayumi kembali menunduk.

" Iya,"

" Kalau begitu, saya permisi Tuan." Ayumi pergi tanpa menatap Tom.

Tom memperhatikan Ayumi yang semakin menjauh. Ia tersenyum," Baru kali ini ada wanita yang tak terpesona dengan pesonaku. Wanita yang sangat unik," ujar Tom.

Hampir seluruh karyawan wanita di sana, terjerat dengan pesona si playboy Tom. Dan hanya Ayumi yang bersikap cuek padanya.

Sampai di ruangannya, Ayumi duduk, lalu mengeluarkan surat pengunduran dirinya. Ia menatap lamat-lamat surat itu.

" Ayo Ayumi, kamu pasti bisa!" Ayumi menyemangati dirinya sendiri.

Ayumi keluar ruangan, seperti biasa, ia akan membuatkan kopi untuk Bosnya. Setelah jadi, kopi hitam dengan sedikit gula itupun ia bawa keruangan sang Bos besar.

Tok..tok..

" Masuk!"

Ayumi masuk, ia berusaha untuk bersikap biasa saja. Ia tak berani menatap Arga, Ayumi hanya menunduk.

" Ini kopinya Tuan," Ayumi meletakkan cangkir kopinya di atas meja.

" Hm,"

" Tuan, ada yang ingin saya sampaikan pada anda." ujar Ayumi.

Arga menghentikan pekerjaanya, ia menatap Ayumi.

Ayumi yang merasa ditatap semakin gugup, tangannya saling remas dibawah meja. " Apa dia akan meminta maaf atas kejadian malam itu?" batin Ayumi bertanya-tanya.

" Hm, katakan."

Ayumi memberikan surat pengunduran dirinya pada Arga. Arga membacanya dengan seksama.

" Kenapa kamu ingin resign?"

" Saya harus kembali ke kampung Tuan."

" Hm, saya tidak bisa melarang jika itu memang keputusan kamu."

" Huh! Dasar laki-laki! Setelah melakukan kesalahan, tidak ada kata maaf!" gerutu Ayumi dalam hati.

" Terima kasih Tuan, kalau gitu saya permisi." Ayumi beranjak dari tempatnya. Namun, saat hendak membuka pintu,

" Ayumi, maaf."

Deg.

Ayumi terdiam, ia membalik badan dan memberanikan diri menatap manik hitam Arga. Pandangan keduanya bertemu.

" Maaf Ayumi, maaf untuk kejadian itu. Saat itu saya mabuk, saya tak sadar dengan perbuatan saya. Ini, saya harap kamu mau menerimanya. Hitung-hitung sebagai permintaan maaf saya, karena saya tak bisa mengembalikan apa yang sudah hilang." ucap Arga dengan tenang, ia menyodorkan satu kartu emasnya pada Ayumi.

Ayumi terbelalak, matanya tiba-tiba berkaca-kaca. Namun Ayumi berusaha, agar air matanya tak tumpah. Dada Ayumi bergemuruh, ingin rasanya ia berteriak didepan Arga saat ini.

" Saya tidak membutuhkan kartu itu Tuan. Lagi pula saya bukan seorang jalang, yang akan menerima bayaran setelah berhasil memuaskan hasrat seseorang!" tolak Ayumi dengan tegas.

" Lalu apa yang kamu inginkan? Tanggung jawab dari saya? Jangan bermimpi Ayumi, kamu fikir kamu itu siapa hah! Harusnya kamu ingat Ayumi, bukan saya yang meminta kamu untuk datang pada saya. Tapi diri kamu sendiri yang datang!" Arga meninggikan suaranya.

Tangan Ayumi terkepal, air mata yang sejak tadi ia tahan, sekarang sudah mengalir begitu saja.

" Saya memang bukan siapa-siapa Tuan. Saya hanya seorang wanita miskin, yang hanya dengan mengandalkan kepintaran, makanya saya bisa jadi sekretaris anda. Sangat terpaut jauh dengan anda, Tuan Arga Dikta Pramana!"

" Bagus jika kamu sadar akan hal itu, jadi sekarang terima ini. Jangan sok jual mahal, padahal diri kamu membutuhkannya." Arga memaksa Ayumi menerimanya.

Ayumi menatap nanar kartu berwarna ke emasan itu ditangannya. Dan beberapa saat kemudian, Ayumi menjatuhkan kartu itu, dan ia menginjaknya dengan sepatu heelsnya.

Arga tercengang, " Apa yang kamu lakukan hah!" bentaknya.

" Sama seperti anda yang sudah menginjak-injak harga diri saya! Saya pun melakukan hal yang sama!" teriak Ayumi. Ia berbalik dan melangkah menuju pintu.

Brak!

Ayumi menutup pintu dengan kasar, ia berlari menuju toilet. Ia menangis sejadi-jadinya di sana. Menumpahkan seluruh rasa kesal dan sakit hatinya.

Setelah dirasanya sudah lebih baik, Ayumi segera membasuh wajah. " Aku harus segera pergi dari sini, aku tak mau jika bertemu lagi dengan orang sialan itu!" ujar Ayumi.

Ia segera keluar dari toilet, dan beranjak menuju ruangannya kembali untuk mengambil barang-barangnya. Ditengah perjalanan, ia berpapasan dengan Tom.

" Kamu kenapa Ayumi? Kamu sakit?" tanya Tom.

" Nggak usah sok perhatian sama saya!" sahut Ayumi ketus.

Tom tersentak, baru kali ini ada wanita yang berani berucap dengan ketus padanya.

"Bos dan asisten sama saja!" ujar Ayumi lagi, setelah itu ia kembali melanjutkan jalannya.

Terpopuler

Comments

Mum

Mum

menarik

2024-05-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!