Keinginan Jessy

"Pa, aku menyukai seseorang."

Ucapan seorang gadis menyita atensi kedua orang tuanya saat menikmati makan malam. Seperti keluarga harmonis pada umumnya, ruang makan itu penuh kehangatan dan kasih sayang.

"Siapa sayang ?" Wanita paruh baya tersenyum lembut mendengar penuturan putrinya.

"Elio."

"Elio." Sang Papa mendengar familiar nama itu. "Siapa dia Jessy." Tuan Deon Atmaja melanjutkan tanya.

"Dia putra Tuan Eglar Pa."

"Cari yang lain." Tegas Tuan Deon seketika mengabaikan tatapan terkejut dari dua wanita di sana.

"Kenapa Pa, Elio orang kaya sekelas dengan kita. Mereka juga keluarga baik-baik." Jessy kehilangan selera makannya.

"Papa dengar dia sudah dijodohkan oleh Ayahnya."

"Tapi Lio tidak menyukai perempuan itu, dia hanya pelayan kafe dan memiliki ibu pesakitan yang dirawat saat ini maka dari itu dia menerima perjodohan dari tuan Eglar." Jessy meletakan sendok pertanda menyelesaikan makannya.

"Jessy, jaga bicara mu !" Nyonya Aprilia bersuara sedikit nyaring. "Jangan sesekali merendahkan posisi orang lain." Wanita cantik dan lembut itu tidak suka dengan cara bicara putrinya.

"Aku mau Papa mengatur perjodohan aku dan Elio, dia pasti menerimaku karena dia tidak menyukai perempuan itu." Jessy kekeh dengan keinginannya.

"Apa karena laki-laki itu kamu bertengkar di rumah tuan Siwen, gadis itu adalah dia dan kekasih yang kamu katakan waktu itu adalah pria sama?"

"Iya."

Tuan Deon menarik nafas dalam setelah menyelesaikan makan malamnya. "Jessy maafkan Papa, banyak putra partner bisnis Papa kalau kamu mau jalur perjodohan tapi tidak dengan keluarga Eglar."

"Kenapa?" Kali ini Nyonya Aprilia bersuara karena penasaran.

"Aku tidak mau berurusan dengan mereka Aprilia, orang lain mungkin sudah mengenal karakterku tapi untuk Tuan Eglar. Aku tidak pernah bertemu dengannya lagi setelah kerja sama berakhir."

Jessy bergerak kasar sehingga menimbulkan decitan kursi di lantai, gadis itu merasa kesal karena keinginannya untuk memiliki Elio jalur perjodohan tidak mendapat jawaban baik dari sang Papa. Tanpa pamit gadis itu meninggalkan ruang makan.

"Kamu terlalu memanjakannya dan menuruti kemauannya, sekarang lihat ketika kamu tidak bisa menuruti keinginannya."

"Biar dia jadi urusanku." Tuan Deon juga meninggalkan meja makan.

......................

Di atas meja entah isi gelas ke berapa sudah dihabiskan oleh Elio, pria itu tampak frustasi seolah bebannya begitu berat di pundak. Padahal jika dia ingin tinggal menurut saja, menerima perjodohan dan menyelesaikan kuliahnya tepat waktu setelahnya terjun ke perusahaan bersama sang Papa. Namun Elio tetaplah Elio, laki-laki yang belum dewasa banyak waktu terbuang sia-sia. Selain karena Jenia bukan dari kalangan atas dia juga tidak mencintai gadis itu.

"Masalahmu berat sekali rupanya." Seorang bartender bersuara meraih gelas yang masih di genggam Elio. "Siapa aku hubungi kalau sudah seperti ini?" Pria itu meraih ponselnya lalu mengirim pesan pada seseorang.

Tidak menunggu lama hanya empat puluh menit seorang gadis datang dengan wajah sumringah. "Dia mabuk berat?"

"Iya, aku memintamu datang untuk menjemputnya."

"Pilihan bagus, Doni." Jessy terkekeh senang. "Panggilkan security untuk membantuku membawanya."

Jessy sudah menyusun banyak rencana dalam benak saat mendengar Elio lepas kendali saat minum, laki-laki itu tepar karena terlalu banyak minum. Tanpa menunggu lama lagi Jessy melajukan mobil meninggalkan club miliknya tak luput senyum manis menghiasi bibir. Tidak ada orang lain yang berhak memiliki Elio selain dirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!