"Jadi pertunangannya di batalkan?" Alvarendra menghembus jauh asap putih dari mulutnya. Di tangan pria itu terselip benda putih yang merupakan candu hampir semua Adam dimuka bumi ini.
"Iya, aku tidak perduli soal itu." Jenia menatap jauh hamparan lampu bak bintang dalam pekat malam.
Mereka berada di balkon kamar unit apartemen milik Alvarendra. Setelah bicara dengan tuan Eglar sepulang dari rumah sakit. Jenia memutuskan untuk menyampaikan berita itu pada Alvarendra.
"Jangan sampai Tante Fida tahu sementara waktu." Alvarendra berkata tanpa menoleh menikmati tamparan angin yang menempuhnya.
"Hm." Sesekali rasa dingin membungkus tubuh seorang Jenia, meski mengenakan Hoodie tetap saja terasa. "Aku merasa semua ini cukup bertele-tele." Lanjutnya kembali.
Alvarendra mengangguk lalu membawa tubuhnya berdiri. "Sudah malam tidurlah."
Jenia menyahut dan masuk ke dalam. Ya, sewaktu-waktu gadis itu bisa menginap di sana. Rasa lelah hari ini mengantar Jenia cepat tidur dari biasanya.
...----------------...
Di Kaki langit bagian timur cahaya terang sudah menyambangi, tetesan embun dengan lembut menerbangkan aroma khas pagi hari. Seluruh aktivitas dimulai seperti biasa. Sama hal dengan seseorang yang kini tengah menanti dokter visit. Elio akan pulang setelah mendapatkan perawatan selama tiga hari, sungguh pemuda itu merasakan sakit amat luar biasa malam itu. Seperti nya ia jera setelah merasakan semuanya.
"Selamat pagi." Dokter menyapa disertai senyum hangat dan ramah. "Hari ini boleh pulang ya, jangan di ulangi lagi. Sakit itu tidak enak, tubuhmu terlalu bagus untuk di hancurkan selagi masih bagus sayangi tubuhmu." Dokter tampan itu menyelesaikan pemeriksaan. "Saya resep vitamin untuk pulang dihabiskan ya."
"Terimakasih." Elio membalas singkat dan membiarkan dokter keluar dari ruangan. "Kak Jo, kita pulang sekarang."
"Iya, saya sudah menghubungi Tuan Reno katanya tuan Eglar tidak bisa menjemput ada meeting pagi ini."
Elio mengangguk lalu turun dari brankar, selama tiga hari ia tidak membuka ponselnya, setelah dibuka banyak pesan dan panggilan dari beberapa orang salah satunya Jessy. Gadis itu mengajaknya bertemu karena saat ingin berkunjung di rumah sakit. Tuan Eglar menempatkan beberapa orang untuk berjaga sehingga gadis itu tidak bisa masuk.
"Bagaimana kabar gadis itu?"
Joshua menatap heran, gadis mana yang dimaksud tuan mudanya. "Gadis?" Pria lebih tua dua tahun itu berpikir keras. "Gadis mana?"
"Lupakan !" Kesal Elio karena asistennya itu tidak cepat tanggap dan mengerti gadis mana yang dimaksud.
Joshua tersenyum canggung setelah dua nama terselip dipikirannya. "Nona Jenia, maksud anda?" Ia diam menunggu jawaban. Ternyata apa yang diharapkan tuan nya hanya diam. "Kalau Nona Jenia setelah pertemuan dua hari lalu saya tidak dapat kabar apa-apa. Kalau Nona Jessy beberapa kali kesini tapi tidak bisa masuk."
"Apa aku bertanya tentangnya?!" Kalimat tanya mengandung nada sinis itu kembali terdengar.
Lagi Joshua gagal faham, selama yang dia tahu hanya Jenia dan Jessy yang ada di kehidupan Elio. Apa mungkin gadis lain ? Ah, benar Joshua berpikir seperti itu. Jenia dan Jessy bukan gadis yang disukai tuannya. Besok ia mencari tahu gadis yang di sukai Elio supaya pembicaraan mereka selalu tersambung dan tidak main teka-teki.
"Aku hampir terlambat?" Galen setengah berlari. Ia berniat menjemput sahabatnya pulang pagi ini.
"Kamu tidak masuk kuliah?"
"Apa otakmu bermasalah?!" Sinis Galen menyamakan langkah. "Hari ini tidak ada kelas."
Elio terdiam, kenapa fokusnya pecah akhir-akhir ini. Mereka berhenti di apotik rumah sakit menebus obat yang diresepkan.
...----------------...
"Bagaimana, kamu dapat informasi?" Jessy menatap penuh harap pada gadis di hadapannya. "Kamu bisa bertanya pada Kakakmu, dia yang merawat Elio."
"Jes, seandainya Elio keluar kamu juga mungkin tidak bisa bertemu. Tuan Eglar pasti mengawasi mu."
"Met, aku tahu terburu-buru. Aku hanya ingin bicara karena ponsel Lio tidak aktif beberapa hari ini."
Gadis bernama Meta itu menghela nafas panjang. Ya, mereka berteman tapi gadis manis itu tidak menyetujui apapun yang dilakukan Jessy. "Dia sudah keluar, Kak Rigas baru membalas pesanku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments