Suara keyboard mengisi kesunyian pada pertengahan malam, dalam satu ruang yang cukup gelap ada seseorang duduk berhadapan dengan sebuah laptop. Hampir satu jam belum juga menembus keamanan yang ingin ia curi datanya. Iris mata itu begitu tajam berkedip sesekali melepas penat. Jari-jarinya tanpa henti bermain seolah tak menemu lelahnya. Ya, orang itu harus mencari peruntungan.
...----------------...
"Tadi malam sekitar pukul dua, ada yang ingin menerobos keamanan data kita." Reno bicara setelah menyelesaikan sarapannya. Pria itu menyeka mulutnya menggunakan tisu. "Tapi saya menggagalkannya."
"Apa yang dia cari?"
"Saya belum memastikannya, entah data perusahaan atau lainnya. Hari ini saya meminta bagian IT untuk mempelajari sistem keamanan kita kembali." Reno menjawab penuh rencana.
Tuan Eglar mengangguk lalu menatap putra sematang wayangnya. "Bagaimana kondisimu?"
"Sudah lebih baik, hari ini aku ke kampus." Elio menjawab lembut disertai senyum tipis penuh kehangatan.
"Ini perintah, apa pun hubunganmu dan gadis itu selesaikan. Papa tidak mau kamu bergaul dengannya."
"Iya Pa." Elio mengangguk patuh.
Sarapan pagi itu di tutup dengan permintaan tuan Eglar, semua orang meninggalkan meja makan dan bersiap ke tujuan masing-masing. Begitu pun Elio. Di benaknya sudah tersusun rapi rencana hari ini.
Mengendarai mobil miliknya Elio melaju ke kampus yang sudah beberapa hari ini tidak masuk. Pria itu melaju dengan kecepatan rata-rata sesekali memperhatikan sekitarnya saat berhenti di lampu merah. Memasuki pelataran kampus Elio mendapati Galen sudah menunggu di sana. Tidak sendiri sahabatnya itu bersama seseorang yang begitu sumringah melihatnya keluar dari mobil.
"Lio, aku merindukanmu."
"Menjauh dari ku." Tegas Elio mendorong tubuh Jessy yang tiba-tiba lari ingin memeluknya.
"Kamu mendorongku ?" Intonasi Jessy sangat rendah tidak menduga mendapatkan penolakan apalagi mereka menjadi pusat perhatian orang lain. "Lio, aku mau minta maaf, kamu salah paham padaku. Malam itu aku memang membawamu pulang ke apartemenku sungguh tidak ada niat memanfaatkan kondisimu." Gadis itu berusaha menjelaskan. " Pelayan itu saja bertingkah seperti pahlawan supaya menarik perhatianmu." Lanjutnya penuh kebencian.
"Dan kamu berharap aku percaya?" Elio terkekeh sinis. "Kalau kamu punya akal harusnya Galen yang kamu hubungi. Aku bisa pulang dengannya dan kamu cukup menemani di meja bar saja tapi lihat apa yang kamu lakukan membawaku pulang ke apartemen mu dalam keadaan aku yang dibawah pengaruh alkohol, apa kamu tidak memikirkan bahaya nya?!"
"Lio benar, harusnya kamu meneleponku untuk menjemputnya, selain memanfaat dia yang sedang mabuk apa lagi niatmu?" Galen bersuara memojokkan.
Jessy terdiam tuduhan itu memang benar, ia tidak tahu cara mengelak. Jessy sengaja tidak menghubungi Galen.
"Dan Jenia bukan sok pahlawan tapi memang keharusannya menolong tunangannya." Elio kembali berucap tanpa sadar masih mengakui.
Jessy terkekeh. "Tunangan, kamu yakin? Dia bahkan menyuruhku memungut mu karena Pertunangan kalian sudah selesai. Ayolah Lio, jangan munafik. Kamu senangkan pertunangan itu putus, ini yang kamu inginkan dan menjadikan aku pacar pura-pura mu. Sayangnya aku tidak menganggap seperti itu, hubungan kita aku anggap nyata." Nafas Jessy terengah bicara dengan cepat. "Aku mencintaimu Lio."
Elio terdiam tidak menyangka Jessy menganggap serius permintaannya waktu itu. Kini pemuda itu menyesali keputusannya. "Hari ini aku menyelesaikan hubungan pura-pura itu. Kemarin, saat ini dan di masa mendatang tidak ada hubungan apapun baik perasaan atau pun pertemanan." Kaki Elio terayun melangkah meninggalkan Jessy yang terpaku. Sorak gembira orang-orang yang menyaksikan seperti olokan untuk gadis itu.
"Keputusanmu tepat, aku juga minta maaf karena pernah mengenalkan mu pada Jessy. Aku tidak menyangka jika dia seperti itu." Galen merasa bersalah.
"Semua sudah selesai."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Human
sbnrnya crtnya bgs,knp yg bc sdkt,
2024-06-04
0