Usaha Elio

“Saya ingin melamar putri ibu, Jenia. Untuk putra saya.” Tuan Eglar menatap lekat. “Maaf jika kondisinya seperti ini tapi saya memang membutuh Jenia untuk pendamping Elio, mereka tidak langsung menikah.” 

Ibu Fida bereaksi terbukti dari gerakan bola matanya yang gelisah. Wanita paruh baya itu nampak bangun dari dunia yang dimasukinya saat ini. 

“Maaf tuan Eglar, waktunya Nyonya Fida istirahat.” Perawat yang biasa menemani bersuara.

“Baiklah, terimakasih.” Tuan Eglar gegas pergi. 

Perawat itu tersenyum melihat sedikit perubahan pasiennya. “Ibu.” Ucapnya haru. Di atas kasur ada beberapa seserahan yang diletakan tuan Eglar dan Reno. “Haruskah saya kirim barang-barang itu ke rumah ibu?” 

...----------------...

Jenia menggunakan waktu luangnya untuk membersih rumah, merapikan tanaman hias ibu Fida. Gadis berambut panjang itu akan masuk kelas beberapa jam lagi. 

“Rumah ibu Fida.” 

“Iya,” Jenia menghampiri gerbang rumahnya ketika seorang sopir taksi menyebut nama ibunya. 

“Ada beberapa barang yang diminta seorang perawat bernama Emi untuk diantar ke alamat ini.” 

“Iya benar ini rumahnya.” Jenia memastikan setelah mendapat pesan. 

Sopir taksi itu mengeluarkan semua seserahan yang di antar ke tempat ibu Fida dirawat. Jenia tertegun itu artinya kalau Tuan Eglar sudah melamarnya. Setelah semuanya masuk, Jenia menatap satu persatu barang-barang itu. Perasaannya seketika bergejolak sehingga membuat matanya berkaca-kaca. Tidak ! Tidak seperti ini keinginan Jenia. Lamaran, tunangan dan pernikahan impiannya bersama pria yang dicintainya beraturan dan dihadiri sang Ayah, dulu waktu keluarganya masih lengkap sekarang semua bagai pincang. Ah, Jenia tidak mampu lagi menahan kristal bening pecah di sudut matanya. Tangisnya tergugu sendiri di ruang tengah hanya kesunyian menjadi saksi bisu luka gadis itu. 

Usai dengan perasaannya, Jenia mengusap kasar jejak air matanya, gadis itu bersandar di sofa menatap kosong. Kilas balik yang merenggut ketengan keluarga kecilnya terputar mengisi tempurung kepala. Lamunannya pecah setelah pesan masuk ke dalam ponsel, Jenia membaca sekilas lalu membawa tubuhnya berdiri. Gadis itu butuh berendam untuk merelaksasikan tubuh dan pikirannya. 

...----------------...

“Bagaimana tawaran mu kemarin apa masih berlaku?” 

Jessy tersenyum dan mengangguk cepat. “Iya.” 

“Baiklah, aku mau kamu berpura-pura menjadi kekasihku. Nanti malam ikutlah denganku di pertemuan, ingat jangan memakai pakaian yang sering kamu pakai. Selama perjodohan itu belum dibatalkan maka jangan sering ke club, kamu punya asisten, ‘kan?” 

“Tentu saja, baiklah aku menurutimu.” Senyum Jessy tidak pudar meskipun hanya pura-pura setidaknya ia bisa bersama Elio. 

Sementara itu Galen hanya menghela nafas pasrah setelah memberi nasehat untuk Elio namun tidak diterima. Ya, Galen menunggu kisah akhir dari hubungan pura-pura yang di bangun sahabatnya. 

“Apa aku boleh ikut ?” Galen bertanya karena penasaran merasa penasaran dengan gadis yang dijodohkan pada Elio.

“Tentu saja, apa Om Bara belum memberitahumu.” 

“Belum.” Galen memperlihatkan ponselnya. 

“Apa tidak jadi masalah kalau kamu membawaku malam ini, apa Papa mu tidak marah?” Jessy merasa khawatir bagaimanapun itu adalah pertemuan intern keluarga. 

“Biar aku yang menerima kemarahan papa, malam ini pertemuanku dengan gadis itu. Kalau Papa melihatmu, dia akan tahu kalau aku memiliki kekasih dan gadis itu akan menolak perjodohan.” Elio berucap penuh percaya diri. 

...----------------...

Selesai kelas Jenia gegas ke kafe, ia sudah memberitahu rekan kerjanya dan juga Alvarendra. Kini, mereka sudah berada disalah satu butik untuk mempercantik Jenia dengan beberapa gaun. 

“Bagaimana?” Jenia keluar dibalut gaun mencetak lekuk tubuh. 

“Ganti, kamu seperti wanita dewasa yang berdandan menor.” Alvarendra mengibaskan tangan. 

“Al, aku sudah lelah.” Rengek Jenia berkacak pinggang. 

“Biar aku pilihkan dan senada dengan kemeja yang aku pakai.” Alvarendra berdiri dan melangkah mulai memilih gaun yang cocok untuk Jenia. “Bagaimana yang ini?” Pria itu memperlihat salah satu gaun senada dengan warna kemeja yang ia pakai. 

“Kamu lucu Al, yang ini saja.” Jenia memutuskan dress selutut berwarna gelap. Setelah mendapatkan gaun yang cocok kini gadis itu ke salon untuk berdandan. 

Alvarendra mengantar dengan setia, meski sedikit kecewa karena Tuan Eglar tidak melibatkannya disaat melamar Jenia. Bahkan, pria paruh baya itu hanya menemui Ibu Fida yang jelas tidak akan mendengarkannya. 

“Sudah selesai.” 

“Bagaimana?” Jenia tersenyum lembut.

“Cantik, ayo berangkat.” 

Menempuh perjalanan cukup lama, Jenia dan Alvarendra tiba di salah satu restoran yang sudah di reservasi. Disana tuan Eglar sudah menunggu bersama Tuan Barata dan juga Nyonya Selin. 

“Selamat malam.” 

“Selamat malam, silahkan duduk Nak.” Nyonya Selin menyambut ramah. 

“Anda melewatkan saya, Tuan.” Alvarendra menyalami Tuan Elgar. 

“Maaf saya lupa.” Pria paruh baya itu terkekeh. “Syukurlah kamu menyempatkan diri untuk datang.” 

“Tentu saja, kalau bukan saya siapa lagi yang mendampingi Jenia.” 

“Sayangnya kamu sudah dijodohkan dengan Elio jika tidak saya yang akan melamar kamu untuk jadi menantu.” Tuan Barata terpesona dengan kecantikan dan keanggunan Jenia.

“Terimakasih, semoga putra anda mendapatkan pasangan yang baik.” 

“Kamu sangat cantik, Nak.” Nyonya Selin menatap lembut.

“Terimakasih Nyonya.” Jenia tersenyum.

“Papa.”

Semua atensi teralihkan pada tiga orang yang baru datang. Disana ada Elio yang menggandeng mesra Jessy dan Galen berdiri disebelahnya. 

“Apa Ini, Lio !” Kentara sekali jika Tuan Eglar menahan amarahnya. 

“Kenalkan, dia Jessy kekasihku.” Mengabaikan tatapan tajam sang Ayah pemuda itu malah mengenalkan Jessy. 

“Jenia.” Galen terpaku dengan sosok yang tidak disangkanya ada disana.

“Kamu kenal ?” Nyonya Selin merasa senang.

“Aku hanya tahu namanya dan sering melihat dia di kafe depan kampus.” Galen tersenyum tipis. 

Sementara Jenia hanya diam memperhatikan interaksi beberapa orang itu, begitu pun Arvarendra. Mereka tidak berniat menyela dan membiarkan orang-orang kaya itu bicara semaunya.

“Dia orang yang kamu cari di kafe waktu itu?” Elio tersenyum sinis. “Papa yakin menjodohkan aku dengan pelayan ini?” Sarkas nya tanpa hati. 

“Jaga bicaramu, Lio !” Desis tuan Eglar berusaha menahan amarahnya. 

“Sayang, dia tidak sebanding denganku. Kamu dijodohkan dengan seorang pelayan ?” Jessy ikut mencibir dan mengucapkan kata penghinaan.

“Anda tidak ada hubungannya dengan urusan kami ! Silahkan tinggal tempat ini, Nona Jessy Atmaja.” 

Gadis itu tersentak ketika tuan Eglar mengetahui nama lengkapnya. “Lio.” Rengeknya minta pembelaan.

“Pa, Jessy pacar aku dan Papa tidak bisa meneruskan perjodohan ini.” 

“Jangan berlebihan, Lio.” Tegur tuan Barata tidak senang. “Jenia lebih cantik dari kekasihmu itu dan dia bukan gadis penunggu club.” Cibir pria paruh baya itu sinis. 

Elio mengakui jika Jenia lebih cantik dan anggun. “Kalau Om mau, jodohkan saja dia dan Galen.” Ujarnya bicara pada Tuan Barata.

“Aku tidak menolak kalau Om Eglar membatalkannya.” Sahut Galen tanpa mengalihkan pandangan dari makhluk cantik dihadapannya.

“Tidak akan, perjodohan ini akan tetap berlanjut. Malam ini Jenia dan Elio akan tetap bertunangan.” 

“Om, Elio sudah menolak.” Sela Jessy cemburu. Ia tidak akan membiarkan siapapun memiliki pria itu.

“Jangan ikut campur ! Pergi dari sini.” Tegas tuan Eglar menatap tajam. “Atau, Deon Atmaja berhadapan denganku.” 

“Tuan / Pa.” Reno dan Elio bersuara bersamaan. 

“Kenapa bukankah ini yang kamu inginkan?!” 

Jessy terdiam kalau menyangkut sang ayah gadis itu tidak berkutik, dia sangat menyayangi ayahnya.

“Bagaimana, Lio?” Tuan Barata melirik ke arah pria itu.

Sementara Jenia dan Alvarendra masih diam menyaksikan drama keluarga itu menolaknya. Gadis itu tidak merasa sakit hati atau apa pun. 

“Dia, Jenia Quenza. Gadis yang papa pilihkan untuk menjadi tunanganmu. Kamu harus belajar bertanggung jawab untuk masa depan kalian setelah menikah nanti.” 

Elio terdiam semua usaha sudah ia lakukan untuk menolak perjodohan ini tapi tetap saja tuan Eglar memiliki cara untuk mewujudkan keinginannya. 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!