kepang Imut

Setengah jam kemudian Ranis barulah kembali, namun saat dia kembali semua barisan sudah bubar, dia hanya mengedarkan pandangan mencoba mencari sesorang yang dia kenal yaitu Citra. Namun dia tak menemukan sosok yang ia cari. Ranis menyusuri sekeliling lapangan dengan netranya terlihat beberapa siswa seperti dia seperti mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh pengurus OSIS.

" Kamana sih Citra ini?"  Gerutunya sendiri dalam hati. " Sudah?" Suara perempuan mengagetkannya setelah ditolehnya ternyata dia adalah Diah, senior yang tadi menyuruhnya untuk memebenarkan kepang rambutnya.

" Kak." Ranis kemudian memamerkan hasil kepangannya yang yah. . . Jika dilihat dengan baik itu tidak sempurna namun lebih baik dari pada yang tadi.

" Ok, better. " Diah menganggukkan kepalanya. " Sekarang loe lakukan tugas dari gue, karena loe sudah lebih dari sepuluh menit jadi loe harus dapat hukuman." Dia mengelilingi Ranis yang masih terdiam. Ada rasa was was dalam hati Ranis, hukuman seperti yang akan dia terima.

" Siap kak" Begitu semangatnya Ranis menjawab,menutupi kegugupannya.

" Minta tanda tangan semua pengurus osis yang ada disini, lengkap dengan biodata plus jabatanya dan setelah itu urutkan sesuai usia mereka."

" HAAAAA??" Mata Ranis nyaris melotot dibuatnya.

" Sekarang!!" Diah menegaskan agar Ranis langsung melaksanakannya.

Ranis langsung berlari dan mulai menyiapkan buku  lantas berjalan ke sembarang arah menuju beberapa kakak kelas yang sudah dipastikan adalah pengurus OSIS.

"Permisi kak" Sapanya pada ke tiga cewek yang mengenakan rompi kebesaran OSIS SMA GRAHTAMA. Sontak mereka bertiga pun menoleh kearah Ranis. Tidak ada wajah kesombongan sama sekali dari ketiga orang tersebut, malah mereka tersenyum menyambut salam Ranis. " Boleh minta biodata sama sekalian tanda tangannya kak?" Mohonnya dengan sopan.

" Biodata?" Tanya salah satu cewek yang bernama Ayu,  Ranis mengangguk dengan mata berbinar.

" Siapa yang nyuruh?" Tanya salah seorang lagi , Avi.

" Kakak yang tadi, yang mimpin MOS"  Jawab Ranis.

" Quranisya kan nama loe" Tanya salah seorang lagi yang bernama  Tia.

" Panggil Ranis aja kak."

" Oke Ranis. Peraturannya kalau loe mau minta tanda tangan kita loe harus minta tanda tangan ketua OSIS atau paling tidak wakil ketua OSIS dulu." Tia menjeda ucapannya. " Selama loe belum dapat tanda tangan mereka berdua, dipastikan loe gak bakal dapet tanda tangan siapapun pengurus OSIS." Lanjut Tia.

" Terus kak, ketua OSISnya siapa?" Tanya Ranis sambil menggembungkan pipinya dan menghembuskan udaha dari bibirnya.

"Itu tugas loe Ranis, tugas loe nyari siapa ketua OSIS dan juga wakilnya."

Dengan lesu Ranis berjalan kesana kemari mencari informasi siapa ketua OSIS dan juga wakilnya, namun nihil. "RANIIIISSSS. . ." Merasa namanya dipanggil,Ranis menoleh ke arah asal suara tersebut.

" CITRA!!" Ranis melebarkan senyumnya melihat kehadiran Citra kemudian memeluknya, seakan mereka lama sekali tidak berjumpa.

" Apan sih alay." Citra melepaskan pelukan Ranis dengan paksa.

" Dari mana aja coba?" Tanya Citra.

" Loe yang dari mana gue nyariin loe keliling dunia tapi gak nemu, hiks. . .hiks. . ." Ranis mulai menggerutu.

" Tadi langsung dikasih tugas kelompok, buat minta tanda tangan seluruh pengurus,namun susah buat nyari ketua sama wakilnya." Jelas Citra.

" Gue juga" Mereka sambil berpelukan haru sendiri.

" Tunggu." Ranis melepaskan pelukan mereka. " Jadi minta tanda tangan itu tugas kelompok.?" Lanjutnya dengan pertanyaan.

" Iya." Citra menganggukan kepalanya.

" Kok gue, enggak!"

" Gila! Jumlah pengurus OSIS keseluruhan sekitar lima puluh orang, loe disuruh minta tanda tangan sendiri?" Citra mulai heboh.

"APA?! Lima puluh." Ranis melotot lagi, dan kemudian melemas bahunya pasrah. " Itu hukuman gue karena telat kembali tadi." Lemasnya.

" Sabar ya." Citra mengelus punggung Ranis menguatkan.

Setelah waktu yang ditetapkan seluruh siswa baru sudah berkumpul kembali, semua terlihat was was lantaran mereka semua satupun belum ada yang mendapatkan tanda tangan si ketua OSIS.

" Siapa yang sudah dapat tanda tangan hari ini?" Diam, tanpa kata tidak ada yang berani menjawab ucapan Diah, lantaran tak ada satupun yang dapat melakukan tugas tersebut.

" Gue yakin kalian semua tidak ada satupun yang dapat menyelesaikan tugas dari gue, maka dari itu hukuman untuk kalian yaitu, besok kalian harus datang sambil membawa uang kertas nominal berapapun dengan nomor seri kembar minim tiga angka."

Sontak tanpa aba-aba seluruh siswa baru langsung merogo saku mereka masing-masing dan mengecek sisa uang jajan mereka apakah ada yang nomer Seri yang sesuai.

" Tidak ada syarat khusus, hanya uang kertas dengan nomor seri yang kembar tiga, berapapun nominalnya." Tambah Diah disela kegaduhan namun seluruh siswa baru bisa kembali fokus.

"Cukup hari ini, kalian boleh kembali pulang, besok gue tunggu uang kertasnya dan jangan lupa tugas kalian tanda tangan masih tetap berlaku."

Setelah dibubarkan seluruh siswa sudah berhamburan ta karuan. " Ayo." Ajak Citra langsung kepada Ranis.

" Gue masih mau minta tanda Cit." Paparnya.

" Besok kan juga bisa, masih ada waktu dua hari lagi."

" Loe ma enak, tanda tangannya dikelompok, lah gue perorangan, kayak mau bikin perusahaan aja kan." Keluh Ranis.

" Disamping itu Nis, ada yang lebih penting yaitu nyari uang kertas. Loe gak mau kan besok dihukum lagi." Citra mencoba memberi pengertian mana yang lebih urgent.

" Iya,yah. . . Kalo gitu kita langsung cari yuk." Ranis bergegas menarik tangan Citra dan langsung menuju parkiran.

Saat diparkiran kebetulan Ranis dan Citra bertemu dengan Vian, mereka menyapa Vian hanya dengan menganggukan kepala. Vian pun tersenyum.

Tiba-tiba ide cemerlang hadir dikepala Ranis, mengingat begitu baiknya Vian tadi mau menunjukkan letak toilet saat dia kebingungan." Permisi kak" Sapa Ranis, Vian yang disapa pun terpaksa turun dari motor sportnya dengan senyum yang masha allah bisa membuat jantung tidak aman.

" Saya Ranis." Ranis menyatukan kedua tanggannya didepan dadanya sebagai salam perkenalan.

" Aku Citra kak," Sementara Citra sudah mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Kapan lagi ni ada kesempatan ketemu cowok keren.

"Vian." Jawabnya singkat dengan membalas uluran tangan Citra namun hanya sebentar. Kemudian Vian beralih ke Ranis, namun tiba-tiba Vian menggariskan senyumnya lebar.

" Kenapa kak?" Ranis yang menangkap senyum Vian merasa ada yang aneh.

" Enggak papa. Ada yang bisa gue bantu?"

" Ada banget kak, tolong kasih bocoran ke kita siapa ketua OSIS dan wakilnya?" Citra langsung nyerocos heboh.

Vian kembali melihat ke arah Ranis."iya tolong ya kak please" Kini Ranis yang mulai meminta tolong kepada Vian.

" Kalian tau kan, itu nggak muda." Vian mencoba menggoda mereka.

" Apa kak Diah ya kak, ketuanya? Please kasih bocoran ya kak." Kembali Ranis menangkupkan kedua tangannya sebagai permohonan.

Vian malah menyodorkan HP nya kepada Ranis dengan tersenyum, Ranis pun merasa bingung apa maksud dari kakak kelasnya itu. " maksudnya?"

" Ketik nomor loe, nanti kalo mood gue baik gue kasih bocoran." Tutur Vian.

Ranis tersenyum dan langsung mengetik nomor whatsap di HP nya. Setelahnya Vian langsung langsung menyimpannya dengan nama 'Kepang Imut'.

TBC

Terpopuler

Comments

AraaAjaa

AraaAjaa

to the point banget/Drool/

2024-03-21

1

eka aLendRa

eka aLendRa

Hallo readers, apa kalian punya kenanagan yang sama dalam sulitnya mencari tanda tangan Osis?

berbagi cerita yuk.

2024-03-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!