Awal Orientasi

Nis. . . Ranis. . .Bangun,nak. Ini sudah siang" Bunda Desi kembali membuka selimut yang menutupi tubuh anak kesayangannya. Kegaduhan itu berulang kali terdengar, lantaran Bunda Desi  sedang berusaha keras untuk membangunkan anak semata wayangnya.

" Ranis, ayo." Bunda Desi kembali menarik selimut. " Ranis!!" Suara Bunda sudah mulai meninggi dengan penuh penekanan.

" Apa sih Bunda." Ranis mendudukkan tubunya dengan separuh kesadarannya. Sesekali dia menguap dan meregangkan otot-ototnya. " Bunda ganggu aja, orang aku lagi mimpi indah juga." Keluhnya dengan suara khas bangun tidur.

"Mimpi,mimpi. Lihat tu jam berapa? Bukannya kamu MOS hari ini." Setelah mendengar ucapannya sang bunda Ranis langsung terlonjak kaget dan buru-buru masuk ke kamar mandi untuk bersiap.

Bunda Desi menghela nafas melihat tingkah anak semata wayangnya yang  nyatanya sudah gadis namun masih  bersikap seperti anak kecil, kegaduhan mulai terdengar kembali ketika Ranis sudah mulai keluar dari kamarnya.

"Bundaa...bun..." Triaknya mencari keberadaan bunda Desi yang ternyata sang Bunda sedang berkutat dengan kesibukannya didapur.

" Apa lagi sih Ranis?" Menghampiri Ranis yang tidak jauh dari pandangannya. Jarak antara dapur dan ruang tamu yang juga sekaligus menjadi ruang santai itu hanya beberapa meter saja terpisahkan dengan meja makan kecil yang hanya cukup ditempati empat orang saja.

" Bun rambutku harus dikepang hari ini? Tolong" Ranis mencoba memelas. Bunda sudah mendudukkan tubuhnya di Sofa yang tersedia,menghela nafas kecil menggelengkan kepala melihat Ranis." Bunda kan tidak bisa mengepang rambut,Ranis."

" Sebisanya aja Bun, dari pada aku dihukum." Mohonnya, lebih baik berusaha dulu dari pada tidak melakukan apa-apa.

Tanpa menunggu persetujuan sang Bunda Ranis langsung duduk dibawah Sofa,tepat didepan sang Bunda, Memberikan sisir yang dia bawa sejak kekuar dari kamar tadi.

" Makanya, tidur jangan ngebo" Bunda Desi mulai mengomeli Ranis karena gemas dengan kelakuan Ranis. Tangannya mulai mengepang rambut Ranis dengan telaten.

" Namanya juga mimpi indah bun." Kilahnya, Ranis tersenyum sendiri mengingat mimpinya semalam, dimana dia bermimpi bertemu dengan pujaan hatinya, yang sudah mulai dua minggu kemaren pergi untuk menuntut ilmu kepondok pesantren.

" Mimpi apaan sih anak bunda?" Masih dengan telaten membuat kepangan dirambut Ranis.

" Ranis mimpi ketemu sama gebetan bunda, ya walaupun hanya dalam mimpi tapi itu terasa kayak nyata." Senyumnya bisa menggambarkan betapa Ranis bahagianya. " Mimpi aja bisa deg degan gini bun."

" Gebetan, gebetan. Awas ya pake pacar-pacaran ya. Bikin dosa."

" Aku hanya mengagumi dalam diamku Bunda."

"Siapa sih? Dari dulu kenapa nggak mau ngomong siapa orangnya, Bunda kenal?" Bunda Desi mulai kepo sekarang mulai mode mengorek informasi.

" RAHASIA." Ranis menggelengkan kepalanya. Setelah beberapa menit akhirnya jadilah keoang terbaik versi Bunda Desi." Sudah" .Bunda Desi mengakhiri membuat kepang dirambut Ranis. Ranis mulai bangkit dan menuju dapur bukan untuk sarapan namun untuk berdiri didepan lemari es hanya untuk mengaca apakah sudah rapi apa belum.

Salah satu kebiasaan Ranis jika sudah malas kembali kekamar hanya untuk mengaca maka alternatifnya adalah menggunakan lemari es yang bewarna hitam, dari situ dia bisa melihat pantulan dirinya.

" Bun, kok miring gini." Protes Ranis setelah melihat pantulan dirinya didepan lemari es, yang menunjukkan jika rambutnya tidak sama, satunya kepang dari atas yang satunya kepang miring bawah.

"Sudah,sudah. Ndak papa cepat kamu berangkat ini sudah setengah tujuh nanti kamu telat."

Dengan bergegas Ranis langsung mengambil tas dan menjinjingnya,beranjak keluar di ikuti sang bunda, menaiki motor matic yang terpakir di halaman kecil rumahnya. Ranis memang bukan anak orang kaya, Bunda nya mulai menjalankan usaha catering semenjak ayah Ranis meninggal dunia dua tahun yang lalu.

Bukan catering besar, hanya menerima beberapa pesanan dari tetangga sekitar dan juga menerima orderan online, mulai dari kue hingga nasi kotak.

***

Sekitar 20 menit dihabiskan diperjalanan ,akhirnya Ranis memarkirkan motornya diparkiran sekolah, suasana ramai penuh hiruk pikuk memandang sekitar banyak yang berpenampilan sama dengannya. Rok putih atasan putih dan rambut dikepang untuk siswi perempuan , sementara siswa laki-laki tidak menggunakan acsesories di kepala mereka. Setelah mengambil tanda pengenal yang dia buat sendiri semalam, langsung dikalungkan dilehernya. Setelahnya menuju lapangan dimana semua siswa baru telah berkumpul.

" Raniiiiiissss" Seru cewek seumuran Ranis. Siapa lahi kalau bukan Citra

" Citraaaa" Ranis memeluk Citra bahagia, bagaimanapun juga mereka memang sudah merencanakan untuk melanjutkan sekolah bersama.

" Ini apaan Nis?" Citra menelisik penampilan rambut Ranis yang beda sebelah, tak lama kemudian gelak tawanya pecah." Hahahahahaha"

" Apaan sih?" Ranis tidak mau di tertawakan seperti itu, menyatukan alisnya dan menggembungkan pipinya mengeluarkan udara memalui mulut kecilnya.

"Miring gini." Sambil memegang salah satu kepang Ranis. Citra tak sanggup untuk menahan tawa melihat Ranis.

Semua siswa baru tanpa terkecuali sudah berkumpul dan berbaris dengan rapi. Anak osis yang mengatur acara penerimaan sisa baru di SMA GRAHTAMA.

SMA GRAHTAMA, adalah satu SMA swasta yang didirikan oleh GRAHTAMA GRUP, dimana GRAHTAMA Grup sendiri merupakan perusahaan besar ternama di yang ada di Jakarta. Perusahaan yang bergelut di bidang retail dan  Properti, di Jakarta saja GRAHTAMA grup mempunyai tiga mall besar yang menjadi pusat perbelanjaan no wahid di Jakarta. Dan sekarang GRAHTAMA sedang memulau bisnis baru yaitu kontraktor.

Sekolah elite dengan fasilitas yang memadai ini menjadi salah satu incaran para orang tua untuk memasukkan anak mereka dengan harapan mendapat ilmu pengetahuan yang luas dan juga refrensi untuk jenjang berikutnya. Namun yang lebih mengesankan SMA GRAHTAMA  lebih mengutamakan menerima siswa dengan jalur prestasi, seperti Ranis.

Dengan perjuangan yang cukup panjang Ranis akhirnya diterima di SMA GRAHTAMA ini melalui beasiswa dengan tes yang dilakukan dengan tiga tahapan. Berbeda dengan Ranis, Citra masuk SMA GRHTAMA ini karena orang tuanya  termasuk wali murid yang mampu menyekolahkan anaknya di sana.

" Masih Ingat peraturannya? Dalam orientasi kalian akan dibimbing oleh pengurus OSIS, peraturan pertama Senior tidak pernah salah, dan peraturan kedua, Jika senior salah maka kembali ke peraturan pertama." Seru salah seorang pengurus OSIS perempuan sebagai pemimpin kegiatan MOS ini. ( Masa Orientasi Siswa).

Suara triakan pun langsung menggema seantero lapangan, lantaran mendengar peraturan yang sudah khas diucapkan selagi masa orientasi.

" Eh, kamu." Tunjuk selaku ketua acara tersebut yang diketaui bernama Diah.

"Saya kak?"  Ranis menunjuk dirinya sendiri, tak ayal semua siswa baru langsung diam.

" Sini." Perintahnya. Ranis degan ragu maju kedepan dan berdiri disebelah Diah.

"Yang lain silahkan duduk ."

Menuruti perintah Diah semua siswa langsung duduk dengan tertib tanpa kegaduhan. Sekarang semua mata tertuju kepada Diah dan Ranis didepan sana. Begitupun juga puluhan pengurus OSIS yang lainnya, yang masih setia berdiri di sekeliling siswa baru untuk sekedar mengawasi.

" Coba loe lihat semua teman-teman loe yang lain, gimana penampilan mereka." Ranis menuruti ucapan Diah dan memandang sekitar, ada ratusan siswa baru laki-laki dan perempuan yang berpenampilan sama dengannya.

" Sudah kak."

" Sama nggak kayak loe?" Tanyanya tegas.

" Sama kak."

" Penampilan loe emang sama kayak mereka, tapi kenapa kepang loe yang kiri dan kanan beda kek gini." Tegas Diah seraya memegang kepang Ranis yang emang tidak sama disetiap sisinya.

Ranis pun nyengir merasa lucu, seketika semua tertawa melihat kepang Ranis yang pada awalnya mereka semua tidak memperhatikannya. Tak luput sahabat Ranis, Citra juga ikut ngakak.

Diujung sana tanpa sengaja mata Ranis melihat seorang laki-laki yang sudah dipastikan itu kakak kelasnya tersenyum. Senyum cowok itu rasanya sanggup melelehkan Ranis dalam beberapa detik, sampai akhirnya dia memutuskan kontak mata dan kembali sadar.' inget calon imam Ranis.'  gerutunya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Cowok tadipun sudah mulai meredahkan senyumnya namun tetap memperhatikan Ranis yang menurutnya lucu dengan kepolosannya.

" Ngapain geleng-geleng?" Tanya Diah.

" Enggak kak,"

" Perkenalkan diri loe dengan keras."

" Baik kak" Menatap sekeliling sebelum mulai mengenalkan diri, menarik nafasnya sejenak.

" SELAMAT PAGIIIII. . . PERKENALKAN SAYA QURANISYA BIASA DIPANGGIL RANIS, SALAM KENAL SEMUANYA" Teriak Ranis kemudian mengatur nafasnya agar kembali stabil.

" Gue gak mau tau ya Ranis, rambut lho benerin sekarang, gue kasih waktu sepuluh menit " Ucap Diah memerintah.

" Yah kak, gimana? " Sepertinya Ranis masih belum paham ucapan Seniornya ini.

" Terserah, kalo loe gak bisa benerin rambut loe sama seperti yang lain ,gue hukum loe." Diah mengancam Ranis hingga membuat ranis menelan salivanya dengan susah payah.

Ranis langsung ngibrit berlari ke toilet meninggalkan lapangan, jangan lupakan jika Ranis siswi baru disini al hasil dia jadi kebingungan sendiri mencari letak toilet tersebut berlari kesana kemari dengan wajah bingungnya, namun tetap terlihat imut.

" Disana." Suara bass tersebut membuat Ranis memfokuskan dirinya setelah kebingungan.

"Kak" Ranis terdiam melihat laki-laki yang berdiri tidak jauh darinya.

"Toiletnya disana." Tunjuk cowok itu kesalah satu sudut dengan senyum yang bisa membuat Ranis terpaku.

Beberapa saat Ranis masih terpaku melihat cowok yang tidak lain adalah ALVIAN, yang bisa dipanggil VIAN. Tak berapa lama Ranis memulihkan kesadarannya, dan menuju kearah tunjuk Vian. " Terimakasih kak."

TBC

Terpopuler

Comments

AraaAjaa

AraaAjaa

teringat saat MOS . jamanku dulu disuruh kepang sesuai usia pada saat itu

2024-03-21

1

eka aLendRa

eka aLendRa

Hay, Ada yang mau berbagi kisah tentang masa Orientasi kalian? kenangan apa yang bikin kalian ingat dan tidak akan lupa sampai sekarang. . .

selamat membaca.

2024-03-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!