Syok

Ya ALLAH, mudahkanlah urusan hamba. Tolong jinakkan lah hati kak Vian,ya ALLAH. Semoga kak Vian tidak marah lagi ya ALLAH.' Ranis memohon setelah sholat dhuhur yang ia lakukan. Merapikan mukena dan meletakkan ketempat semula, beranjak keluar mengenakan sepatu dan menali tali sepatu dengan kuat, bisa dibilang sekuat tekatnya sekarang.

Ranis menarik nafas dan menghembuskan nafas agar lebih relax, diambilnya coklat biskuit 'beng-beng'  yang sempat dia beli dikantin tadi. Menegakkan badanya dan mulai berjalan mencari sosok Vian. Tak lupa dia juga merapalkan doa-doa agar bisa meluluhkan Vian.

'Shummum bukmun 'umyung  fa hum laa  yarji'uun'

Berulang kali Ranis merapalkan doa untuk keamanan dirinya sendiri. Akhirnya sosok yang dia cari terlihat sedang bermain basket bersama teman-temannya, entah itu termasuk pengurus OSIS atau tidak. Kini Ranis sudah masuk di area lapangan basket yang tentu saja banyak siswi-siswi sedang menonton mereka bermain basket.

Ranis mengedarkan pandangannya, 'padahal belum semua siswa masuk tapi lapangan basket bisa sepenuh ini'  kini Ranis tau betapa Vian menjadi idola para kaum hawa disekolahnya. Dengan sabar Ranis menunggu Vian samapai selesai bermain.

Namun tiba-tiba saja Ranis dikejutkan oleh sosok laki-laki yang tiba-tiba sudah merangkul Ranis dari belakang, Ranis yang kaget langsung membalikkan badan. Dan melepas rangkulan itu tiba-tiba.

" Apaan sih, nggak sopan baget" Ranis mengkerutkan dahinya dengan wajah nampak takut dan marah.

" Loe yang cari masalah sama Vian kan?" Ucap lelaki itu dengan sombongnya.

" Aku enggak cari masalah dengan siapapun." Tegas Ranis.

Kejadian tersebut tidak luput dari pandangan Vian yang sedari tadi sudah menghentikan aktivitasnya bahakan sejak cowok yang bernama Andre itu merangkul bahu Ranis.

" Aku bisa bantu kamu buat dapetin tanda tangan Vian, asal kamu mau aku ajak makan nanti pulang sekolah" Bisik Andre pelan.

" Enggak makasih kak,insya allah aku bisa."

Ranis langsung berlari menuju Vian yang ia dapati sedang melihat kearahnya. Entah bagaimana, menurut Ranis saat ini berada dekat Vian jauh lebih aman dibandingkan dengan laki-laki yang tidak dia kenal.

" Kak," Panggil Ranis. Namun Vian hanya menatap sinis kepada Andre. Tanpa menghiraukan Ranis,Vian langsung melewatinya dan menghapiri Andre dan tiba-tiba.

'BUG'

Vian melayangkan bogem mentah ke pipi Andre, semua syok melihat kejadian ini. Ingin berteriak namun tak ada yang berani. Tak ada satupun yang berani untuk menghentikan Vian, keberanian itu ciut karena Vian adalah senior mereka, berbeda dengan anak-anak OSIS dan beberapa siswa yang memang sengaja hadir untuk mengunjungi sekolah, mereka tidak berani menghentikan lantaran tau siapa Vian sebenarnya.

Ranis pun yang sempat syok akhirnya menghampiri mereka dengan tubuh yang gemetar dia bingung gimana mencegah Vian yang sudah mengangkat tangannya untuk memberi bogem mentah untuk yang kesekian kalinya. Tangan Vian yang satu sudah mencengkram kera baju Andra.

" Kak" Panggil Ranis pelan dengan menarik sudut kaos basket  basket yang dipakai oleh Vian. Berhasil? Iya. Vian menoleh sejenak menatap Ranis yang terlihat sagat ketakutan bahkan matanya berkaca-kaca, Vian kemudian langsung melepas cengkraman dikerah Andre. Kemudian Vian langsung pergi dan meninggalkan Ranis,tanpa bicara apapun.

Ranispun langsung pergi sambil berlari dan meneteskan air mata, entah untuk apa dia menangis? Yang jelas sekarang dia takut. Baru pertama dia melihat kekerasan didepan mata kepalanya sendiri.

Ranis memeluk Citra dengan deraian air mata, Citra yang bingung hanya mengelus punggung Ranis menguatkan. Merasa lega akhirnya Ranis menceritakan semua kejadian kepada Citra. Salah satu tangan Ranis masih mengenggam biskuit coklat yang sudah remuk diremas okeh Ranis karena saking takutnya.

***

."Siapa sih Ranis? Tega banget loe nonjok gue bikin gue babak belur gue babak belur gara-gara dia" Andre yang datang ke apartement Vian secara tiba-tiba langsung nyelonong masuk tanpa permisi lantaran sahabatnya satu ini sudah hafal kode masuk kedalam sana.

Vian tidak merasa bersalah sama sekali kendati dia melihat wajah rupawan sahabatnya itu banyak tanda lebam karenanya.

Vian melirik sinis kearah Andre," Bukan urusan loe". Kembali Vian memandang pemandangan diluar jendela sana yang sudah menunjukkan gemerlap malam.

" Loe suka sama dia?" Tebak Andre melihat wajah datar sahabatnya." Vian, suka sama cewek, kayak Ranis?" Andre mendekat dan memegang bahu Vian dengan menggelengkan kepala seraya tidak percaya akan ucapannya sendiri.

" Gue tertarik sama dia, gue akui itu tapi dia enggak." Tanpa ragu Vian mengakui perasaannya.

Vian memang begitu,apapun yang dia rasakan selalu diungkapkan dengan jujur meski kadang bukan kata-kata yang keluar namun tindakan bisa mewakilinya.

Hahahaha. . .Suara tawa Andre menggema didalam apartement yang kedap suara itu. " Loe terlalu terburu-buru men". Andre menggelengkan kepalanya lalu berlalu mendudukkan tubuhnya di Sofa yang tersedia. Mata Vian mengikuti gerak  Andre, " Gue gak paham kayak gitu."

" Makanya jangan buku terus, yayasan terus, kantor terus, umur loe masih muda jangan dihabisin buat hal-hal yang dilakukan oleh para orang tua." Andre mencoba membuka pikiran Vian, yah walaupun semua yang dikatakan Andre jauh dari kata baik.

"Pergi sono loe kalo cuman buat ngomporin gue."  Andre tertawa lepas. " Awas aja ya loe gangguin dia." Vian mendudukan tubuhnya tepat disamping Andre.

Andre memiringkan badannya menghadap ke Vian dengan tatapan yang seakan penuh tanya. " Serius loe suka sama cewek itu?", Vian menarik nafasnya dalam.

" Bukankah mencintai seseorang tidak bisa memilih, rasa itu hadir begitu saja entah karena apa? gue gak tau. Sejak pertama gue ngeliat dia waktu pengumpulan dokumen untuk beasiswa, tiba-tiba jantung gue berdebar tak karuan, padahal dia hanya lewat didepan gue."

" Dan pas kemaren dia tanya siapa ketua osis ke gue, gue jadikan kesempatan buat minta nomor HP nya dia, eh malah dikasih nomor orang lain,Sebel nggak loe" Vian jadi bicara panjang lebar, padahal selaman ini dia paling anti yang namanya curhat

" Jadi dari awal loe udah ditolak mentah-mentah." Ledek Andre.

" Gue emosi banget tau, belum pernah gue diginiin cewek, selama ini banyak cewek yang rela ngantri jadi cewek gue, ini malah gue di kibulin."

" Iya, iya yang banyak dikejar cewek, namanya juga pewaris GRAHTAMA, loe pasti jadi inceran, kalo Ranis nolak loe, masih banyak kok cewek cantik di luar sana."

" Enggak mau gue."

***

TBC

***

Gimana Readers, apa kalian suka sampai bab ini, jangan lupa komennya ya

Terpopuler

Comments

AraaAjaa

AraaAjaa

syuka banget Thor, semangt

2024-03-21

1

AraaAjaa

AraaAjaa

wkwkwkwk. . . sama kek aku kalo lagi mau ngunci mulut guru sebelum ngomel

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!