Bab 15

Lu Hanting masuk ke kamar Anya dengan langkah pelan, dan pemandangan yang pertama ia lihat adalah Anya yang sudah berbaring di atas ranjang dengan membelakanginya.

''Anya, apa kamu sudah tidur'' ucap Lu Hanting perlahan mendekati ranjang tidur Anya.

Sedangkan Anya diam saja tak menyahut, dan memilih memejamkan kedua matanya untuk berpura pura tidur. Lu Hanting yang sudah berdiri persis di depan Anya, tahu jika Anya sedang berpura pura tidur, karna biasanya jika Anya memang benar benar terlelap pasti akan terdengar dengkuran halusnya. Lu Hanting berjongkok tepat di depan Anya, dan tangannya terangkat untuk mengelus surai hitam milik Anya dengan lembut.

''Anya, apa kamu marah sama Paman?'' tanya Lu Hanting berharap Anya akan menjawabnya.

Anya yang sedang pura pura tidur akhirnya memilih membuka kedua matanya dengan kasar dan beranjak duduk, dan Lu Hanting segera berdiri lalu duduk di tepi ranjang.

''Kamu marah sama Paman, karna tadi tidak membelamu saat di ruang baca?'' tanya Lu Hanting lagi saat melihat wajah cemberut Anya.

'' Mana berani Anya marah sama Paman'' sahut Anya dengan nada sedikit ketus, membuat Lu Hanting menghela nafasnya, dirinya sudah faham jika gadisnya ini sedang marah maka akan berubah irit bicara dan sekalinya bicara nadanya ketus.

''Baiklah, Paman minta maaf sama kamu, kalau tadi Paman sudah membuat kamu tidak senang'' tukas Lu Hanting dengan nada yang sangat lembut.

''Huh, pasti tadi Paman mengira kalau Anya yang sengaja dorong Xi Xi Kan'' tuduh Anya dengan kedua mata melotot, tapi bukannya membuat Lu Hanting takut malah membuatnya ingin tertawa karna menurutnya sangat menggemaskan.

''Tidak, paman tahu kejadian yang sebenarnya, Xi Xi memang sengaja menjatuhkan dirinya sendiri'' ucap Lu Hanting yang seketika membuat Anya menatapnya terkejut.

" Apa Paman sekarang sudah tahu kalau Xi Xi hanya berpura pura saja" batin Xi Xi.

'' Paman tahu dari mana?'' tanya Anya penasaran.

''Paman bisa melihatnya '' jawab Lu Hanting. '' Dan Paman tidak akan bodoh seperti dulu lagi '' batin Lu Hanting menatap Anya dengan penuh penyesalan dan rasa bersalah yang amat besar.

''Bagus deh, kalau paman tahu'' cetus Anya lalu membaringkan tubuhnya kembali.

''Tapi kamu sudah tidak marah kan sama Paman'' ujar Lu Hanting dan Anya menganggukkan kepalanya.

'' Terimakasih, sekarang tidurlah, Paman akan menemanimu'' ucap Lu Hanting tersenyum.

Beberapa hari telah berlalu, pagi ini Anya yang sudah siap dengan seragam sekolahnya bergegas turun ke lantai bawah untuk sarapan.

''Pagi Nenek, Pagi Bibi'' sapa Anya sembari menarik kursi untuk dia duduki.

''Pagi juga sayang'' balas Nenek Lu Dan Lu Wen bersamaan.

Sedangkan Gu Xi Xi yang sudah berada di meja makan menatap tak suka pada Anya, apa lagi sejak kejadian malam itu sikap Lu Hanting padanya berubah dingin, dan Gu Xi Xi menyalahkan Anya sebagai penyebabnya. Dan Gu Xi Xi semakin kesal, saat Lu Hanting yang baru tiba di meja makan langsung mencium pucuk kepalanya Anya tepat di depannya, yang mana membuatnya semakin ingin menyingkirkan Anya dari keluarga Lu.

" Tunggu saja Anya, tidak lama lagi aku akan menyingkirkanmu dari keluarga Lu" batin Gu Xi Xi, hatinya yang sudah menyimpan rasa benci pada Anya, membuatnya lupa akan perkataan asisten Zhao malam itu, agar tidak mempunyai niatan buruk terhadap Anya, jika tidak ingin memiliki hidup yang buruk.

Seperti hari hari biasanya Lu Hanting akan mengantarkan Anya dan Gu Xi Xi ke sekolahnya lebih dulu sebelum berangkat ke perusahaannya, meskipun Lu Hanting bersikap dingin pada Gu Xi Xi, namun Gu Xi Xi tak pernah mau menyerah untuk mengambil perhatian Lu Hanting, seperti saat ini Gu Xi Xi sedang menyodorkan kotak bekal yang di masaknya sendiri untuk Lu Hanting tepat di depan Anya.

''Paman, Xi Xi buatkan bekal untuk Paman, kebetulan Xi Xi mencoba resep baru'' ucap Gu Xi Xi dengan tersenyum.

''Hem, Zhao untukmu saja'' tukas Lu Hanting menolak yang seketika membuat senyum Gu Xi Xi lenyap seketika, sedangkan asisten Zhao yang sedang mengemudi hanya mengangguk sekilas, namun juga tak ada niatan untuk menerima bekal yang di buat oleh Gu Xi Xi jika memang akan di berikan padanya.

''Paman, tapi ini untuk Paman'' ujar Gu Xi Xi dengan sedikit memaksa, dirinya berharap Lu Hanting mau menerimanya, susah payah dirinya masak untuk Lu Hanting, tapi malah mau di berikan pada Asisten Zhao yang benar saja pikirnya kesal.

''Kalu kamu tidak setuju, ya sudah, kamu makan sendiri saja sana'' sahut Lu Hanting datar, tidak perduli dengan wajah kecewa Gu Xi Xi, karna Lu Hanting lebih takut jika Anya sampai punya fikiran jika dirinya baik pada Gu Xi Xi.

''Paman, ambil saja, kasian Xi Xi yang sudah capek capek masak'' sela Anya untuk membujuk Lu Hanting, merasa kasihan juga melihat Gu Xi Xi saat masakan yang di buatnya di tolak mentah mentah oleh Lu Hanting.

Tapi Gu Xi Xi berbeda anggapan, dia mengira saat ini Anya pasti sedang menertawakannya, karna usahanya di tolak oleh Lu Hanting, dan berpura pura membantu dirinya, Gu Xi Xi menatap sengit Anya melalui kaca sepion mobil.

''Paman tidak biasa bawa bekal ke perusahaan'' sahut Lu Hanting tetap dengan pendiriannya.

Anya menghela nafasnya, dan akhirnya memilih diam tidak lagi berusaha membujuk Lu Hanting untuk menerima bekal yang di buat oleh Gu Xi Xi.

Tak terasa mobil yang di kemudikan oleh asisten Zhao sudah tiba di parkiran sekolah, dan saat Anya keluar dari dalam mobil sudah di sambut oleh Lu Sicheng dan juga Mo Mo yang sudah tiba lima menit yang lalu.

''Paman, Anya sekolah dulu'' pamit Anya.

''Iya, belajar yang rajin'' balas Lu Hanting dan Anya hanya menganggukkan kepalanya.

''Sicheng, Mo Mo, jaga Anya dengan baik'' perintah Lu Hanting pada Lu Sicheng.

''Pasti Paman'' sahut Lu Sicheng dan Mo Mo bersamaan.

Mo Mo melirik ke arah Gu Xi Xi, dan seketika terkekeh pelan saat melihat wajah kecut Xi Xi, Mo Mo sudah bisa menebak jika saat ini Gu Xi Xi sedang menahan kesal, karna Paman Hanting hanya meminta Sicheng dan dirinya untuk menjaga Anya saja, sedangkan Xi Xi terlupakan.

''Mo Mo, apa yang kamu tertawakan?'' tanya Anya.

''Ah,,,, tidak ada, ayo kita masuk, sebentar lagi bel masuk berbunyi'' sahut Mo Mo lalu menarik Anya untuk pergi ke gedung sekolah, dengan Sicheng dan Gu Xi Xi yang mengikutinya.

Di sepanjang perjalanan menuju ke kelas, Gu Xi Xi terus mengumpati Anya, karna semakin hari dirinya merasa semakin tak di anggap keberadaannya oleh orang orang yang ingin di dekatinya, termasuk ketiga sahabat Lu Sicheng.

Terpopuler

Comments

Sribundanya Gifran

Sribundanya Gifran

lanjut thor

2024-03-15

0

Lala Kusumah

Lala Kusumah

kasian lo xixi, hatimu jahat sih.... lanjuuuuuuutt...

2024-03-15

0

nacho

nacho

😍😘😍😘😍😘😍😘😍😘

2024-03-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!