Bab 14

Setelah makan malam Anya tidak langsung masuk ke kamarnya melainkan masuk ke ruang baca Lu Hanting,karna dia tadi sudah tidur terlalu lama,membuatnya kini sudah tidak mengantuk lagi, dan saat ini Anya juga sudah tidak takut lagi untuk mendekat pada Lu Hanting, karna kini dia sudah tahu apa penyebab dirinya di benci oleh keluarga Lu di kehidupan pertamanya.

Di dalam ruang baca Lu Hanting bukan hanya ada Anya saja, melainkan asisten Zhao dan kepala pelayan Ji, keberadaan asisten Zhao di ruang baca Lu Hanting untuk membahas kerjasama yang di ajukan oleh perusahaan luar, sedangkan kepala pelayan Ji menemani Anya bermain catur.

Saat mereka berempat serius dengan urusannya masing masing, mereka mendengar suara pintu di ketuk, dan pelayan Ji segera berdiri dari duduknya untuk membukakan pintu.

''Nona Muda, saya buka dulu pintunya'' ujar pelayan Ji.

''Iya Paman'' sahut Anya.

Pelayan Ji segera berjalan ke arah pintu, dan saat membuka pintunya ternyata Gu Xi Xi yang datang sembari membawa secangkir teh jahe, dan sudah bisa di tebak oleh pelayan Ji jika minuman itu untuk Tuan Mudanya.

''Paman, apa aku boleh masuk, aku mau memberikan teh jahe ini untuk Paman Hanting'' ucap Xi Xi dengan tersenyum.

''Oh, silahkan Nona''

Pelayan Ji mempersilahkan Xi Xi masuk ke dalam ruang baca, langkah Xi Xi berhenti sejenak ketika melihat Anya juga berada di ruang baca Lu Hanting, namun Xi Xi tak menyapa Anya, dia melewatinya begitu saja dan mendekat ke arah meja kerja Lu Hanting.

''Paman, Xi Xi buatkan teh jahe kesukaan Paman'' ucap Xi Xi meletakkan gelas berisikan teh jahe yang di bawanya ke atas meja.

Lu Hanting hanya menganggukkan kepalanya, karna saat ini dirinya sedang fokus pada layar laptopnya. Melihat Lu Hanting sibuk Xi Xi segera berbalik, namun Xi Xi bukannya langsung keluar melainkan duduk di samping Anya.

''Anya, kamu ternyata bisa main catur'' tukas Xi Xi.

Anya hanya menganggukkan kepalanya dengan malas, Anya tahu jika Xi Xi hanya sedang basa basi agar bisa tetap berada di ruang belajar Lu Hanting.

"Apa Xi Xi sedang merencanakan sesuatu ya" batin Anya menebak nebak, karna Xi Xi hampir tidak pernah sama sekali duduk sedekat ini dengannya.

''Anya, kamu mau ajarin aku main catur , sepertinya seru'' ucap Xi Xi dengan expresi wajah memohon.

Seketika Anya menghela nafasnya malas, tak bohong jika di hatinya masih menyimpan rasa benci pada Gu Xi Xi, di kehidupan pertamanya Gu Xi Xi yang sudah membuat hidupnya menderita di bawah siksaan Lu Hanting.

''Kamu minta ajarin saja sama Paman Ji, aku mau tidur'' cetus Anya beranjak berdiri, namun tangannya langsung di cekal oleh Gu Xi Xi.

''Xi Xi, lepas'' sentak Anya sembari menghempaskan cekalan Xi Xi.

Brukkkk

Akhhhh

Anya membulatkan kedua matanya saat melihat Xi Xi jatuh dan membentur pinggiran meja, padahal dirinya tak menggunakan kekauatan penuh ketika menghempaskan cekalan Xi Xi dari tangannya.

Lu Hanting dan asisten Zhao bergegas mendekat ke arah keduanya, sedangkan kepala pelayan Ji membantu Xi Xi kembali duduk di sofa.

''Anya, Xi Xi, ada apa?'' tanya Lu Hanting.

''Hikss,,, Paman jangan marah pada Anya, ini salah Xi Xi, karan sudah memaksa Anya untuk mengajari Xi Xi main catur, mungkin Anya marah sama Xi Xi'' tukas Gu Xi Xi dengan pura pura terisak.

Sedangkan Anya yang mendengar perkataan Xi Xi hanya bisa mengepalkan tangannya, memang perkataan Xi Xi tidak ada yang berbohong, dirinya memang menolak untuk mengajari Xi Xi main catur, tapi yang Anya tak habis fikir kenapa Xi Xi sampai berani melukai dirinya sendiri hanya untuk memfitnahnya.

''Anya, apa benar begitu?'' tanya Lu Hanting dengan nada selembut mungkin, dia tidak ingin sampai Anya merasa jika dirinya berpihak pada Xi Xi seperti kejadian di kolam renang waktu itu.

Anya masih diam tak menjawab, karna saat ini Anya kembali teringat dengan kejadian di kehidupan pertamanya yang sama persis seperti saat ini, namun bedanya di kehidupan pertamanya Anya marah saat melihat Gu Xi Xi menemani Lu Hanting di ruang baca sembari bermain catur bersama kepala pelayan Ji, dan saat ini dirinya yang menemani Lu Hanting.

"Aku ingat, di kehidupan pertamaku juga pernah terjadi adegan saat aku menghempaskan tangan Xi Xi seperti barusan, dan waktu itu Xi Xi juga jatuh, dan karna aku menyangkal atas apa yang aku lakukan, berakhir aku terkena tamparan Paman Hanting" batin Anya.

''Iya, aku memang tidak mau mengajarinya bermain catur'' jawab Anya dengan tegas.

''Anya maaf, kalau tadi aku memaksamu'' tukas Xi Xi dengan mimik wajah merasa bersalah.

Anya tidak menjawab, dirinya memilih pergi dari ruang baca Lu Hanting, dirinya merasa mual melihat akting Xi Xi yang menurutnya sangat menjijikkan.

''Anya!!'' panggil Lu Hanting, namun sama sekali tak di hiraukan oleh Anya, membuat Lu Hanting panik kalau kalau Anya kembali salah faham padanya, dan saat Lu Hanting bersiap akan mengejar Anya, tangannya langsung di tahan oleh Xi Xi.

''Paman, jangan marah sama Anya, dia tidak bersalah, Xi Xi yang salah'' tukas Xi Xi.

''Memang kamu yang salah!!'' Bentak Lu Hanting suaranya menggelegar di seluruh ruang baca, bahakan suara Lu Hanting sampai terdengar oleh Anya yang hendak masuk ke dalam kamarnya.

Lu Hanting segera menghempaskan cekalan Gu Xi Xi dengan kasar, namun sedetik kemudian Lu Hanting langsung menatap tajam Xi Xi saat menyadari sesuatu.

''Kamu barusan pura pura kan'' ucap Lu Hanting dingin membuat Xi Xi gugup.

''Ma,,, maksud Paman apa?, Xi Xi tidak paham'' sahut Gu Xi Xi dengan wajah yang semakin gugup.

''Heh,,, kamu tadi sengaja menjatuhkan dirimu sendiri kan, agar kami mengira Anya yang melakukannya'' cetus Lu Hanting penuh penekanan.

''Ke,,, kenapa Paman bicara seperti itu, Xi Xi tidak mungkin sengaja melukai diri sendiri, ta,, tadi memang Anya terlalu kuat menghempaskan tangan Xi Xi'' sahut Xi Xi masih berusaha mengelak.

''Bohong!!!!, kamu pikir aku bodoh ha!!!'' bentak Lu Hanting.

''Xi Xi, kamu harus ingat, meskipun kamu dan Anya sama sama di adopsi oleh keluarga Lu, tapi status Anya jauh lebih tinggi di banding dirimu'' ucap Lu Hanting lalu pergi untuk menyusul Anya.

Gu Xi Xi langsung terdiam mendengar perkataan Lu Hanting yang merendahkannya, memang sampai saat ini Xi Xi belum tahu tentang hubungan Anya dan keluraga Lu, bukan hanya sekedar anak adopsi, melainkan masih saudara dengan keluarga Lu, berbeda dengan dirinya yang hanya cucu dari seorang pelayan.

''Paman Zhao, Paman Ji, apa benar aku tidak bisa di bandingkan dengan Anya?, bukankah kami sama sama di adopsi oleh keluarga Lu'' tukas Xi Xi.

''Nona Xi Xi, mungkin selama ini anda belum tahu jika Nona Muda sebenarnya pewaris satu satunya keluarga Li, sedangkan keluarga Li sendiri masih saudara dekat dengan keluarga Lu'' ucap Asisten Zhao, membuat Gu Xi Xi terkejut sekaligus merasa iri, siapa yang tidak tahu dengan keluarga Li, yang kekayaannya berada tepat di bawah keluarga Lu.

''Dan lagi Tuan Muda juga sangat menyayangi Nona Muda, jadi saya sarankan anda jangan berfikiran untuk merencanakan hal buruk terhadapa Nona , itu bisa membahayakan anda sendiri'' tambah asisten Zhao, yang semakin membuat Xi Xi tidak menyukai Anya.

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

untung paman lu tahu kalau itu hanya pura2

2025-03-26

0

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊

Xi Xi cubalh jdi org yg tau bersyukur tau berterima kasih.. jgn serakah🤭🤭

2024-11-12

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝑮𝒖 𝑿𝒊 𝑿𝒊 𝒃𝒌𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒚𝒖𝒌𝒖𝒓 𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒊𝒂𝒅𝒐𝒑𝒔𝒊 𝒚𝒈 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑳𝒖 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒓𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒌𝒊

2024-10-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!