Bab 12

Anya menonton rekaman CCTV yang di kirimkan oleh penjaga CCTV ke alamat emailnya hingga jam setengah tiga pagi, dan kini Anya tahu jebakan apa yang di maksud oleh pria tua yang di temuinya di gerbang mansion semalam. Di dalam rekaman itu memang ada beberapa kejadian Gu Xi Xi yang sengaja menyakiti dirinya sendiri untuk memfitnah Anya, dan memang dari sudut manapun terlihat seperti Anya yang melakukannya, tapi jika di lihat lebih teliti lagi maka jelas jika Gu Xi Xi sendiri yang melakukannya dengan gerakan yang sangat halus, dan saat itulah Anya yang kesal karna keluarga Lu tidak mempercayainya membuat Anya terpancing emosi dan sungguh sungguh melukai Gu Xi Xi di depan keluarga Lu, dan peristiwa itu sering kali terjadi di kehidupan pertamanya sampai beberapa bulan kedepan , yang menjadi penyebab keluarga Lu tidak menyukainya sampai akhir hayatnya, termasuk Lu Hanting yang sampai tega menyiksanya hingga meninggal dengan mengenaskan.

''Huftt,,, mungkin di kehidupan pertamaku, aku terlalu takut kalau posisiku di ambil oleh Gu Xi Xi, sampai membuatku mudah terpancing oleh jebakan Gu Xi Xi'' gumam Anya menatap lurus ke layar laptopnya.

''Oh ya, tapi sejak aku terlahir kembali, tidak ada tanda tanda Paman Hanting membenciku, apa mungkin karna aku sudah tidak seperti dulu lagi ya'' gumam Anya menebak nebak sendiri pikirannya.

Pagi harinya Anya mengenakan seragam sekolahnya dengan wajah lesu, mungkin karna dia semalam tidur saat jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi, yang membuatnya kini masih merasa ngantuk.

Tok

Tok

Tok

Mendengar suara pintu kamarnya di ketuk, Anya segera melangkah untuk membuka pintunya.

Ceklek

''Pagi Anya'' Sapa Gu Xi Xi dengan wajah tersenyum.

Anya juga membalas senyum Gu Xi Xi dengan terpaksa, karna saat ini dirinya tahu kalau ternyata Gu Xi Xi tak selembut yang di pikirkannya.

''Ada apa Xi Xi?'' tanya Anya sembari bersandar di ambang pintu.

''Em tidak ada, aku hanya mau memanggilmu untuk sarapan pagi'' jawab Xi Xi dengan kedua mata terus mengintip ke dalam kamar Anya, yang menurutnya sangat luas , apa lagi dengan dekorasinya yang sangat indah membuat siapapun yang tinggal di kamar Anya pasti akan betah termasuk dirinya, karna kamar yang di tempati dirinya saat ini hanya kamar tamu yang luasnya tak seberapa, bahkan furnitur di dalamnya hanya ada beberapa, tak selengkap di kamar Anya.

" Ck, harusnya kamar ini menjadi milikku" batin Xi Xi mendengus iri dengan apa yang di miliki oleh Anya.

"Oh ok, aku mau pakek dasi dulu sebentar" tukas Anya lalu kembali masuk ke dalam kamarnya.

Anya yang berdiri di depan kaca sembari melirik Gu Xi Xi yang ikut masuk ke dalam kamarnya, dirinya sudah bisa menebak jika Gu Xi Xi tengah mengagumu isi dalam kamarnya.

"Kalau tidak salah ingat, di kehidupan pertamaku aku juga sempat di suruh pindah oleh paman dari kamar ini, hanya karna Gu Xi Xi menyukainya" batin Anya.

"Hem, aku punya ide" gumam Anya pelan dengan senyum devilnya.

Anya membalikkan badannya lalu berjalan mendekat ke arah Gu Xi Xi.

"Xi Xi, menurutmu bagaimana kamarku ini?" tanya Anya dengan tangan bersedekap.

"Bagus, siapapun yang menempati kamar ini pasti betah" jawab Gu Xi Xi yang masih melihat kesekeliling kamar Anya dengan kagum.

''Apa kamu menyukai kamarku?'' tanya Anya hati hati.Dan tanpa Anya duga Gu Xi Xi menganggukkan kepalanya dengan antusias.

''Kalau kamu suka, ambil saja kamar ini, aku akan pindah ke kamar yang lain'' ucap Anya yakin.

Anya ingat di kehidupan pertamanya, saat Gu Xi Xi mengatakan jika menyukai kamarnya, seketika dirinya langsung marah besar, namun sayangnya Lu Hanting malah membela Gu Xi Xi, dan menyuruh dirinya untuk bertukar kamar dengan milik Gu Xi Xi, namun saat ini sebelum kejadian itu terulang kembali, dirinya memilih mengalah lebih dulu, karna dirinya tak ingin mendapat kebencian lagi dari keluarga Lu.

Sedangkan Gu Xi Xi yang mendengar perkataan Anya seketika mengembangkan senyumnya. '' Anya, apa kamu tidak berbohong dengan apa yang kamu katakan barusan?'' tanya Gu Xi Xi dengan semangat, siapa yang tidak mau menempati kamar Anya, apa lagi di berikan dengan suka rela, di tambah di lantai dua ini hanya ada kamar Anya dan Lu Hanting, dan itu bisa membuatnya lebih dekat dengan Lu Hanting jika bisa menempati kamar Anya.

''Iya, aku tidak berbohong, tempati saja kalau kamu mau'' jawab Anya tersenyum.

''Iya Anya, aku mau, mau sekali'' ucap Xi Xi menganggukkan kepalanya dengan mantab.

''Tapi aku tidak mengizinkannya ''

Anya dan Gu Xi Xi serempak menoleh ke arah pintu, dan keduanya terkejut saat melihat Lu Hanting berdiri di depan pintu yang masih terbuka lebar.

Melihat keberadaan Lu Hanting, Gu Xi Xi bergegas mendekati pria tampan itu dengan wajah lemah lembutnya.

''Maaf Paman, Anya sendiri yang meminta Xi Xi untuk menempati kamarnya, Xi Xi sama sekali tidak memintanya, jadi paman jangan salah faham ya'' jelas Xi Xi dengan lembut, dirinya takut jika Lu Hanting memiliki fikiran macam macam tentang dirinya.

Sedangkan Anya yang mendengar jawaban Xi Xi tersenyum, lalu dia juga melangkah mendekat ke arah Xi Xi dan Lu Hanting.

''Xi Xi, tapi tadi kamu senang sekali saat aku memberikan kamarku ini untuk kamu, kamu juga mengatakan dengan sangat antusias kalau kamu menyukai kamar ini '' ucap Anya membuat Xi Xi langsung gugup.

Lu Hanting langsung menatap Gu Xi Xi dengan datar, dia jelas tidak suka jika kamar Anya di tempati oleh orang lain, apa lagi orang seperti Gu Xi Xi.

''Siapapun tidak ada yang boleh menempatinya, paman mendesain sendiri kamar ini memang khusus untuk kamu'' ucap Lu Hanting dengan tegas.

Perkataan Lu Hanting sukses membuat Gu Xi Xi langsung down, bagaimana tidak ternyata kamar Anya di desain sendiri oleh Lu Hanting, pantas saja kalau kamar Anya terlihat sangat indah.

''Xi Xi, jangan sekali kali kamu punya fikiran untuk menempati kamar Anya'' cetus Lu Hanting memperingatkan.

''Iya Paman, Xi Xi tahu, kalau gadis seperti Xi Xi memang tidak pantas berharap memiliki seperti apa yang Anya miliki'' tukas Gu Xi Xi dengan wajah melasnya, berharap Lu Hanting akan tersentuh, namun sayangnya harapannya tak sesuai kenyataan saat mendengar perkataan pedas Lu Hanting.

''Syukurlah kalau kamu tahu'' sahut Lu Hanting.

''Anya, ayo turun, sarapan'' ajak Lu Hanting menggandeng tangan Anya, dan meninggalkan Gu Xi Xi seorang diri di depan kamar Anya yang sedang menahan amarah di dadanya.

Saat berjalan menuruni anak tangga bersama Lu Hanting, Anya diam diam menahan senyumnya saat melihat expresi kecewa Gu Xi Xi beberapa detik yang lalu, ketika Lu Hanting mematahkan harapannya.

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

Anya lebih baik setelah kamu dewasa dan mendapatkan perusahaan keluarga Li kembali,kamu pergi aja yang jauh dari keluarga lu

2025-03-26

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝑨𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆 𝒍𝒖𝒍𝒖𝒉 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑳𝒖 𝑯𝒂𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈

2024-10-27

0

fiza

fiza

lu hanting kejam pd anya pada hayat lalu,anya jgn senang luluh hati..plz

2024-04-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!