Bab 10

Pagi di saat hari libur Anya lebih memilih melanjutkan tidurnya, karna sudah menjadi kebiasaannya yang suka bangun siang di saat hari libur. Berbeda dengan Gu Xi Xi yang sejak tadi sudah menemani Lu Hanting dan Lu Sicheng, yang sedang bermain badminton di lapangan belakang mansion.

'' Paman!!, Kak Sicheng!!, istirahat dulu'' seru Xi Xi sembari membawa dua botol air mineral untuk Lu Hanting dan Lu Sicheng.

Kedua pria tampan namun beda usia itu menghentikan permainannya, lalu berjalan menghampiri Gu Xi Xi, dan menerima botol air yang di bawa Gu Xi Xi tanpa keberatan, dan keduanya langsung meneguknya hingga tersisa setengah botol.

''Paman, Xi Xi juga ingin bisa bermain badminton, Paman bersedia tidak ngajarin Xi Xi ?'' tanya Gu Xi Xi penuh harap.

''Kamu belajar saja sama Sicheng'' sahut Lu Hanting lalu beranjak pergi meninggalkan lapangan badminton.

''Paman mau kemana?!! '' seru Xi Xi.

''Sudah waktunya Anya bangun '' sahut Lu Hanting tanpa menghentikan langkahnya.

Mendengar Lu Hanting menyebut Anya seketika Gu Xi Xi langsung di landa rasa kesal, padahal setiap hari dirinya selalu berusaha memberi perhatian pada Lu Hanting, tapi kenapa sampai saat ini hanya Anya yang selalu di utamakan oleh Lu Hanting.

"Ck, sebenarnya apa sih hebatnya Anya, dia hanya cerdas doang, untuk masalah dapur mana bisa dia" batin Gu Xi Xi menggerutu.

Plukkk

Gu Xi Xi terkejut saat ada yang menepuk bahunya, dan langsung menoleh ke belakang, dia lupa kalau Lu Sicheng masih berada di lapangan.

" Kamu kenapa?" tanya Lu Sicheng.

" Tidak, memangnya Xi Xi kenapa? " Gu Xi Xi balik bertanya, dia pura pura agar tidak terlihat rasa kesalnya pada Lu Sicheng, tanpa Gu Xi Xi sadari jika di dalam keluarga Lu hanya Lu Sicheng yang mempunyai rasa kepekaan tinggi terhadap orang di sekitarnya, jadi Lu Sicheng tahu jika saat ini Gu Xi Xi tengah di landa rasa iri pada Anya yang selalu di utamakan oleh Pamannya.

''Kamu tahu, sejak kecil Anya memang sudah di perlakukan bak putri oleh paman'' ucap Lu Sicheng tiba tiba, lalu pergi meninggalkan Gu Xi Xi yang berdiri di tengah lapangan badminton dengan wajah yang semakin bertambah kesal.

Sedangkan Lu Hanting setelah membersihkan tubuhnya di kamarnya, dia segera masuk ke dalam kamar Anya yang tepat berada di sebelah kamarnya, dan bibirnya langsung menyunggingkan senyum ketika melihat Anya yang masih terlelap di atas tempat tidur.

''Sayang, bangun, sudah siang'' bisik Lu Hanting tepat di telinga Anya, bukannya bangun Anya hanya menggeliat lalu berbalik membelakangi Lu Hanting.

Lu Hanting di buat heran dengan Anya, kenapa di setiap hari libur Anya selalu susah untuk di bangunkan, berbeda saat hari hari biasanya, apa mungkin Anya saat tidur masih mengingat saat ini hari apa pikirnya.

Tak mau putus asa Lu Hanting dengan usil menekan hidung Anya, tapi seketika dirinya di buat memekik saat Anya tiba tiba menarik rambutnya.

''Aduhhh,,,, aduhhh,,,, sayang lepaskan'' pekik Lu Hanting.

''Ihh,,, Paman brisik!! '' sentak Anya lalu memaksakan untuk membuka kedua matanya.

''Salah siapa rambut paman kamu jambak'' ucap Lu Hanting mengusap kepalanya yang sedikit terasa nyeri, Anya memang tidak main main jika sudah menarik rambutnya.

''Ayo bangun, ini sudah jam setengah sembilan, sarapan dulu, biar tidak sakit perutnya'' ucap Lu Hanting penuh perhatian.

''Tapi Anya masih ngantuk'' balas Anya sembari menguap lebar, bahkan Anya tidak perduli jika Lu Hanting akan ilfil padanya.

''Huft,,, baiklah Paman akan ambilkan sarapan untuk kamu, tapi kamu tidak boleh tidur dulu'' tukas Lu Hanting mengalah, dan Anya hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja.

Lu Hanting bergegas keluar dari dalam kamar Anya, lalu turun menuju ke arah dapur dan kebetulan berpapasan dengan pelayan Lela, jadi Lu Hanting meminta Pelayan Lela menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Anya. Dan tak butuh waktu lama kini Lu Hanting sudah membawa nampan berisikan sarapan untuk Anya dan dirinya lalu segera membawanya ke kamar Anya, namun langkahnya di cegah oleh kemunculan Gu Xi Xi yang baru keluar dari dalam kamarnya.

''Paman, apa ini untuk Anya?'' tanya Gu Xi Xi dan Lu Hanting hanya menganggukkan kepalanya, dan ketika akan melanjutkan langkahnya, lagi lagi Gu Xi Xi mencegahnya.

''Apa Anya sakit?'' tanya Gu Xi Xi penasaran.

''Tidak, dia baik baik saja'' jawab Lu Hanting.

''Kenapa tidak sarapan di meja makan saja, kenapa dia harus menyuruh paman untuk mengambilkannya sarapan'' grutu Gu Xi Xi dengan nada sedikit meninggi, membuat Lu Hanting mengerutkan dahinya, kenapa Xi Xi terlihat marah pikirnya.

''Ini kemauanku, bukan permintaan Anya'' sahut Lu Hanting datar, yang seketika membuat Gu Xi Xi terdiam.

Lu Hanting segera melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga, dia tidak perduli dengan expresi wajah Gu Xi Xi.

''Xi Xi ada apa?'' tanya Nenek Lu yang baru masuk dari pintu samping mansion, dia sempat mendengar suara Gu Xi Xi dari balik pintu, karna tidak biasanya Xi Xi berbicara dengan nada tinggi.

''Tidak Nek, Xi Xi hanya kasihan pada Paman Hanting'' jawab Xi Xi.

''Memangnya ada apa dengan Hanting?'' tanya Nenek Lu.

''Xi Xi kasihan pada paman, karna harus membawakan sarapan untuk Anya ke kamarnya, padahal Anya tidak sakit '' jawab Gu Xi Xi membuat Nenek Lu seketika terkekeh.

''Kenapa Nenek tertawa?'' tanya Xi Xi heran.

''Tidak papa, Hanting memang sudah terbiasa melakukannya, jadi kamu tidak usah terkejut '' sahut Nenek Lu lalu melangkah masuk meninggalkan Gu Xi Xi.

Gu Xi Xi menatap ke arah lantai dua dengan menahan kesal. " Anya, kita sama sama di adopsi oleh keluarga Lu, tapi kenapa hanya kamu yang mendapat kasih sayang dari Paman Hanting" geram Gu Xi Xi.

Gu Xi Xi lupa jika Anya sudah di adopsi oleh keluarga Lu sejak usia dua tahun, sedangkan dirinya baru beberapa bulan yang lalu, di tambah perbedaan keduanya sangatlah jauh, mendiang Ayah Li Anya masih saudara dekat dengan keluarga Lu, bahkan sampai saat ini perusahan kaluarga Li masih di jalankan oleh Lu Hanting, dan akan di berikan kepada Anya saat usianya sudah menginjak dua puluh dua tahun, sedangkan Gu Xi Xi dia hanyalah cucu dari mendiang pelayan setia keluarga Lu, Gu Xi Xi di adopsi oleh keluarga Lu karna mengingat jasa mendiang kakeknya, bahkan Gu Xi Xi sendiri masih memiliki kedua orang tua, hanya saja kedua orang tua Gu Xi Xi tidak perduli dengan kehidupan Gu Xi Xi, mereka lebih mementingkan kebahagiaan mereka masing masing ketimbang putrinya. Tapi Gu Xi Xi yang haus akan kasih sayang, membuatnya merasa iri dengan kehidupan Anya, bahkan diam diam Gu Xi Xi berencana ingin menyingkirkan Anya dari keluarga Lu.

Terpopuler

Comments

fiza

fiza

anya mcm xberubah saja,makin dekat gan lu hanting.nape dia xjauhkan dri.tapi klo tu strategi anya,bgus jgk

2024-04-08

2

renaa.

renaa.

oh tidak semudah itu ferguso, ingat posisi dong boss, sadar diri itu penting ☺️

2024-04-06

1

Jue

Jue

Aku cuma tertanya-tanya di masa lalu apakah Paman Lu Anya menyesal setelah membunuhnya .

2024-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!