Hanung harus mendengar keluhan cucunya itu yang katanya kesal di sekolah dan Hanung tidak tahu apa sebabnya.
"Selama kamu sekolah baru kali ini kakek mendengar keluhan kamu mengenai seorang guru. Ada apa. Sepertinya kamu mengalami kesulitan sehingga kamu sampai berbicara kepada kakek!" tebak Hanung.
"Bagaimana tidak menjadi sulit untuk Kyla. Coba kakek bayangkan ada guru pria yang sangat sombong di sekolah Kyla. Dia baru saja 2 hari mengajar di sekolah Kyla dan kakek tahu apa yang dilakukannya. Dia memberikan Kyla hukuman yang tidak wajar," ucap Kyla mengadu.
"Hukuman yang tidak wajar seperti apa?" tanya Hanung.
"Dia menyuruh Kyla untuk membersihkan kamar mandi. Hal yang sama sekali tidak pernah Kyla lakukan seumur hidup Kyla dan juga memberikan Kyla surat panggilan wali untuk menemuinya. Hal itu sangat tidak masuk akal kakek. Apa dia ingin bermain-main dengan kita!" jelas Kyla dengan mulutnya yang cemberut yang menceritakan semua kepada Hanung.
"Kamu mendapat surat panggilan wali dari sekolah?" Hanung memastikan sekali lagi pada cucunya itu.
"Benar kek dan Kyla yakin kakek pasti sangat sedih mendengar apa yang Kyla katakan ini. Ketikan cucu kakek mendapatkan perlakuan seperti ini," ucap Kyla.
"Mana surat panggilannya?" tanya Hanung dan Kyla langsung mengeluarkan dari tasnya dan memberikan selembar surat tersebut dan Hanung langsung mengambilnya yang juga langsung membacanya.
"Kamu tidak sopan di dalam kelas dan menjadi dalang atas kejahilan yang kamu lakukan terhadap guru kamu sendiri," ucap Hanung yang membacakan keterangan kesalahan dari cucunya itu.
"Iya," Kyla menganggukan kepalanya yang mengakui dengan jujur.
"Kenapa melakukan hal itu?" tanya Hanung.
"Ya, ya, ya karena itu hal yang wajar. Guru baru juga pada umumnya juga mendapatkan hal yang seperti itu. Guru baru itu aja terlalu baper dan langsung main-main hukum-hukum segala. Padahal Kyla dan teman-teman Kyla biasa melakukan hal seperti itu," jawab Kyla dengan jawabannya ada saja untuk membela dirinya.
"Kakek. Kyla tidak terima dengan apa yang sudah dilakukannya kepada Kyla. Jadi kakek harus memecatnya. Ya walau tanpa kakek memecatnya juga Kyla juga yakin dia kan keluar sendiri dari sekolah. Tapi Kyla tidak mau berlama-lama dan dia juga sudah membuat Kyla hari ini kesal. Dia juga menantang Kyla untuk membawa kakek menemuinya. Jadi kakek datang saja menemuinya dan langsung melakukan pemecatan kepada guru sombong itu," ucap Kyla yang memprovokasi kakeknya agar memecat guru yang sudah membuat dirinya kesal.
"Kakek memecatnya?" tanya Hanung memastikan. Kyla menganggukkan kepalanya.
"Alasannya apa?" tanya Hanung.
"Alasannya sangat besar. Karena dia sudah membuat cucu kakek kesal dan dia harus dipecat secepatnya," jawab Kyla.
"Begitu rupanya," sahut Hanung datar tanpa ekspresi yang tidak tahu apa maksud dari ekspresi wajahnya. Apakah dia akan memecat guru tersebut atau tidak.
"Kakek datang ke sekolah?" tanya Kyla.
"Bukannya kamu mendapatkan surat panggilan. Jadi kakek harus datang ke sekolah," jawab Hanung.
"Yes!" ucap Kyla dalam hati.
"Aku yakin. Besok kakek akan langsung melakukan pemecatan terhadap guru songong itu. Tau rasa dia. Dia akan tahu berhadapan dengan siapa. Siapa lagi. Jika bukan Kyla yang tidak akan ada yang bisa main-main dengannya," batin Kyla dengan tersenyum yang lihat sudah tidak sabaran untuk menunggu besok. Karena dia akan membalas perbuatan dari guru yang sudah membuatnya emosi tingkat dewa.
***********
SMA Nusa Bangsa.
Kyla yang kembali ke sekolah seperti biasanya dan berjalan bersama dengan Shania dan juga Cindy
"Jadi kakek kamu bakalan datang ke sekolah?" tanya Shania.
"Iya. Guru sombong yang sok hebat itu akan di pecat," jawab Kyla dengan menyunggingkan senyumnya.
"Are you serius," pekik Shania.
"Ya iyalah," sahut Kyla.
"Aduh gimana ya Kyla begini ya bukannya aku itu merasa bagaimana. Aku juga kesal dengan guru fisika tersebut. Dia juga sudah menghukumku. Tapi sekolah ini hanyalah dia satu-satunya guru yang paling tampan. Jadi kalau misalnya Pak Aditya dipecat secepat itu bagaimana dengan matanya kita semua. Mata untuk melihat ketampanannya," sahut Cindy yang sebenarnya sangat berat hati. Jika guru tampan itu akan pergi. Padahal Kyla mendapatkan hukuman karena rekomendasi dirinya.
"Isss kamu itu apa-apaan sih. Semua ini juga karena kamu. Kamu yang melakukan semua ini. Kamu sekarang malah bilang sayang. Iya sih memang pak Aditya sangat tampan," sahut Shania yang tadinya menyalahkan Cindy dan sekarang juga mengakui jika Aditya sangat sayang jika harus dikeluarkan dengan cepat.
"Kalian berdua itu sama aja. Tampan, tampan. Punya mata itu di pakai dengan benar. Dari mana ceritanya orang seperti itu tampan, mata kalian benar-benar sudah tidak normal lagi," kesal Kyla yang langsung meninggalkan dua temannya itu.
"Isssssh kan memang tampan sih. Bagaimana sih!" ucap Cindy dan Shania serentak.
"Jadi mata siapa yang buta?" tanya Shania.
"Kayaknya Kyla deh. Masa iya gitu setampan pak Aditya di bilang biasa saja," sahut Cindy.
"Iya sih," sahut Shania yang juga setuju.
"Argggghhh sudahlah masa bodo," sahut Shania.
**********
Ruang Guru
"Pak Aditya!" Bu Melody menghampiri meja Aditya dengan kepanikan di wajah Bu Melody.
"Ada apa apa Bu Melody!" tahta Aditya.
"Pak Aditya di panggil ke ruang Yayasan," jawab Melody.
"Saya!" sahut Aditya. Melody menganggukkan kepalanya.
"Ini pasti ada hubungannya dengan surat panggilan yang bapak berikan pada Kyla," ucap Melody yang menduga-duga.
"Begitu rupanya," sahut Aditya yang terlihat santai dan bahkan tidak mempermasalahkan panggilan tersebut.
"Baiklah saya akan segera keruang beliau," ucap Aditya yang tidak masalah berdiri dari tempat duduknya dan langsung keluar dari ruang guru. Namun Bu Melody yang terlihat panik.
"Tidak tahu mau berapa guru lagi yang akan dipecat begitu saja. Mungkin pak Aditya hanya tegas. tetapi tidak tahu siapa yang di hadapinya dan nasibnya sekarang sedang dalam masalah. Padahal aku menaruh harapan banyak untuk pak Aditya yang bisa mengubah sifat-sifat buruk siswa itu sangat keterlaluan di sekolah ini. Namun harapan itu akan pupus. Pak Aditya juga akan di keluarkan," batin Bu Melody yang memang terlihat jauh lebih gelisah dengan Aditya yang dipanggil ke ruang Yayasan.
Bukan wali Kyla yang di panggil keruangan guru. Tetapi justru sebaliknya Aditya yang di panggil keruang Yayasan yang mana ketua Yayasan adalah wali Kyla. Aditya yang ingin masuk ruangan Yayasan itu dan sempat Aditya membuka pintu pintu dan sudah terbuka dari dalam dan ternyata Kyla yang keluar dari ruangan Yayasan.
Aditya yang saling melihat dengan Kyla, dengan tatapan Aditya yang terlihat santai. Namun Kyla yang tersenyum miring. Senyum yang mengejek gurunya tersebut.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments