Namun pasti tidak semua ribut. Ada juga yang diam santai dengan tenang sembari membaca buku yang tidak tahu apakah dia fokus apa tidak dalam belajarnya.
Zara Azhari. Zara wanita yang fokus membaca buku. Wanita berkulit kuning langsat itu dengan rambutnya yang di ikat 1 yang tinggi. Walau dalam ruangan kelas itu seperti terjadi demo. Tetapi tidak membuat belajarnya tidak fokus.
Hanya saja melihat salah satu temannya di bully membuatnya matanya beberapa kali melirik ke arah meja tersebut yang 2 baris dari tempatnya duduk. Seperti ada perasaan tidak suka saat melihat teman 1 kelasnya di bully ya siapa juga yang akan suka.
Kedua senior itu masih saja tetap jahil dengan wanita cupu yang bernama Azizi itu. Dia bahkan tidak bisa melawan dan hanya berusaha untuk merebut kembali kacamatanya yang di rebut paksa dan di permainkan 2 kakak seniornya.
Mungkin saja Zara geram dan ingin menghampiri meja tersebut. Tetapi dia juga malas untuk ikut campur urusan murid lain apalagi harus berurusan dengan senior. Jadi Zara harus tahan-tahan yang berusaha untuk tidak melihat kearah Azizi.
"Kalian menghalangi jalanku," tiba-tiba suara datar itu terdengar yang membuat ke-2 wanita itu menoleh kebelakang dan ternyata itu adalah Kyla yang baru memasuki kelasnya.
"Minggir!" ketus Kyla dengan wajah sinis dan menantang 2 senior itu.
"Mau turun jadi kelas dua. Makanya masuk ke dalam kelas ini!" ucap Kyla dengan sinis.
Ke-2 senior itu tampak tidak bisa berkutik dan hanya kesal saja dengan yang satunya juga bahkan sudah turun dari atas meja yang berhadapan dengan Kyla.
"Aku bilang cepat keluar, sebelum 1 kelas melempari kalian berdua! Jadi jangan mempermalukan diri kalian di sini!" tegas Kyla.
2 wanita itu tampak takut dan saling melihat yang akhirnya mereka keluar dan pasti saat melewati Kyla keduanya sama-sama menyenggol bahu Kyla.
"Huhhhh dasar!" sorak Kyla dengan emosi dengan bibirnya yang sewot.
Kyla mengambil kaca mata Azizi dan langsung memakaikannya pada Azizi.
"Makasih Kyla," sahut Azizi dan Kyla langsung duduk di belakang Azizi yang memang tempat duduknya di bagian sudut yang berselara dengan pintu masuk dan di bangku no 4 tepat di belakang Azizi.
Satu persatu murid-murid di dalam kelas itu masuk dan termasuk Tobi dan juga Morgan yang menjadi bagian dari murid kelas 2 B Morgan masih terlihat kesakitan pada punggungnya karena tertimpa oleh Tobi. Seperti tertimpa beban berat
Tidak lama guru wanita langsung datang, wanita dengan rok span selututnya dengan dengan rambutnya sebahunya yang datang membawa buku.
"Mohon perhatiannya semuanya," guru wanita itu harus berteriak-teriak. Karena kedatangannya di abaikan dan tidak di pedulikan sama sekali.
"Anak-anak tolong hargai saya di sini!" tegas Bu Melody yang memukul meja dengan kayu dan membuat semuanya diam yang kembali ke tempat duduk masing-masing.
"Kita mulai pelajaran. Jangan ada yang ribut.
"Iya Bu," sahut semuanya dengan wajah-wajah terpaksa yang memang tidak ingin mengikuti pelajaran.
"Ayo kalian kumpulkan tugas kalian!" sahut Bu Melody.
Dan Bu Melody langsung duduk. Namun tiba-tiba Melody merasakan ada sesuatu dengan dahinya yang mengkerut.
Melody melihat murid-murid tersebut dan semua murid-murid itu tertawa kecil dengan menunduk. Melody sudah mulai merasa ada sesuatu dengan melihat reaksi mulut-mulut tersebut.
Melody tampak kesulitan berdiri setelah dia duduk. Dia menggoyang-goyangkan tubuhnya dan dengan sekuat tenaganya dia berusaha untuk.
Bret.
Terdengar suara sobekan saat dirinya berdiri yang buat mata Melody melotot yang sudah merasa ada yang tidak beres dan ternyata benar roknya sudah sobek. Terdapat bekas lem di atas kursinya.
"Kalian semua benar-benar keterlaluan. Kalian tidak menghargai saya dan sangat kurang ajar yang membuat saya seperti ini," ucap Melody dengan nafas naik turun yang emosi dengan murid-murid tersebut.
"Udah bu ganti aja dulu. Apa mau saya lihatin nanti," teriak Morgan dengan ejekan.
"Keterlaluan!" umpat Melody dengan marah yang langsung keluar dari ruang kelas tersebut.
"Huhhhhhh!" murid-murid malah bersorak dengan heboh kembali keluar dari kursi masing-masing dan kembali ricuh seperti demonstrasi. Karena guru tersebut yang sudah pergi begitu saja dengan malu yang roknya sudah sobek dan ulah murid-murid nya.
Kyla menepuk bahu Azizi yang membuat Azizi menoleh ke belakang.
"Ada apa?" tanya Azizi.
"Mau aku dandani tidak?" tanya Kyla.
"Dandani, memang kita mau kondangan?" tanya Azizi heran.
"Wajah kamu di rias, bukan berarti mau kondangan," ucap Kyla.
"Tapi untuk apa aku di dandani?" tanya Azizi heran.
"Ya ampun Azizi. Pantesan aja kamu itu menjadi bulan-bulanan kakak senior. Lihatlah kamu itu sangat lemot. Kamu itu kalau dilihat-lihat sangat cantik. Jangan berpenampilan seperti ini kalau mau ke sekolah. Supaya kamu tidak di jahati senior sok hebat itu," ucap Kyla memberi saran.
"Jadi aku dandani ya," ucap Kyla dengan semangat. Namun Azizi terlihat bingung.
"Sudah jangan melongo seperti itu," ucap Kyla yang melihat di sekitarnya.
"Shania!" panggil Kyla yang melihat Shania yang bercermin yang memakai lipstik.
"Apa!" jawab Shania yang tetap melanjutkan pekerjaannya.
"Sini bawa alat make up mu!" titah Kyla.
"Untuk?" tanya Shania menoleh.
"Udah buruan sini, jangan banyak tanya," jawab Kyla.
"Baiklah!" sahut Shania menganggukkan kepalanya dan langsung menghampiri meja Kyla.
"Kita harus ubah penampilan Azizi ?" ucap Kyla.
"Oke!" sahut Shania yang mengambil kursi dan duduk di dekat Kyla dan Azizi. Shania dan Kyla sama-sama mendadani Azizi, melepas kelabang rambut itu.
Shania memang hobi make up dan jangan di tanya hal itu sangat di sukainya dan hasil make up-nya sangat terbaik.
Tidak lama akhirnya mereka selesai merias wajah Azizi. Tidak terlihat cupu dan sangat cantik dengan rambut di urai dan ada gelombang di bagian bawahnya. Kaca mata yang dilepas yang di ganti dengan softlens.
"Wau kamu cantik sekali," puji Shania.
"Benarkah?" tanya Azizi kurang percaya diri dengan penampilan barunya.
"Benar Azizi. Kamu seperti Lisa blackpink," tambah Kyla.
"Masa iya," sahut Azizi jadi malu-malu yang mendapat pujian itu.
"Kalau sudah seperti ini, senior sok itu tidak akan berani mengganggu kamu lagi," ucap Kyla.
"Benar apa kata Kyla," sahut Shani.
"Tapi tidak apa jika berpenampilan seperti ini?" tanya Azizi tidak yakin.
"Ya tidak apa-apa dong. Memang ada yang mau marah. Tuh Shania aja menor," jawab Kyla.
Azizi tidak yakin dengan penampilannya. Tetapi memang dia jauh lebih cantik daripada penampilannya yang sebelumnya yang sangat cupu.
"Aku tambah ini sedikit di bawah mata kamu!" Kyla masih menambahkan sesuatu pada mata Azizi yang merasa kurang puas dengan penampilan Azizi yang padahal sudah cantik.
"Anak-anak mohon perhatiannya!" tiba-tiba dua guru laki-laki memasuki ruang kelas tersebut.
Dia adalah pan Ahmad wakil kepala sekolah dan pria yang di sampingnya tidak tahu siapa. Pria tampan dengan dengan tubuh tegap dan tampak rapi yang ikut di belakangnya yang memakai kaca mata yang menambah karismatik pada pria tampan tersebut.
"Tolong kembali ketempat duduk kalian masing-masing," titah pak Ahmad yang menegur murid-murid yang masih asyik dengan aktivitas mereka masing-masing.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments