Setelah Aditya mengantarkan Kyla pulang. Kyla langsung memasuki kamarnya dan duduk di pinggir ranjang dengan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya dan sedikit menunduk dengan kedua sikunya berada di atas pahanya.
Hahhhhhh
Kyla membuang nafasnya dengan kasar dan melihat lengannya yang masih terluka karena goresan aspal tadi.
Tadi saat di mobil Kyla sama sekali tidak mengobati lukanya dengan heandsaples yang diberikan Aditya kepadanya. Karena menurutnya lukanya belum dibersihkan dan tidak langsung bisa diobati begitu saja. Kyla berdiri menuju nakas dan membuka laci mengambil kotak obat.
Kyla dengan mandiri langsung mengobati lukanya sendiri yang pertama membersihkan dulu dengan menggunakan alkohol.
"Auhhhhh!" lirih Kyla menahan sakit dan perih.
"Kenapa hari ini aku sial sekali, aku hampir saja di ganggu pria jahat itu dan tadi sepanjang jalan menuju rumah. Saat di dalam mobilnya aku terus saja ketakutan yang tiba-tiba dia melakukan sesuatu kepadaku. Apa ini juga yang di rasakan Azizi,"
"Tapi Azizi hanya bersandiwara melakukannya di depan guru sombong itu. Lalu kenapa Azizi sampai seperti ini keadaannya. Apa karena saat kejadian Bu Melody terlihat menekan dirinya untuk mengakui yang sebenarnya adalah Azizi menutupinya karena takut," Kyla bergerutu sendiri.
"Arggg!" Kyla mengacak-acak rambutnya frustasi dengan masalah yang dihadapinya.
"Jika Azizi masih saja seperti ini yang artinya masalah ini belum selesai. Bagaimana, jika nanti Bu Melody atau guru sombong itu terus saja mendesaknya untuk mengakui Apa yang terjadi. Aku juga bisa selesai,"
"Aissss kenapa sih aku berurusan dengan guru itu. Kenapa begitu sulit untuk mengeluarkannya dari sekolah. Kakek juga tidak mau mendengarkanku," Kyla yang berbicara sendiri di dalam kamarnya yang menjawab dan bertanya sendiri dengan isi kepalanya yang penuh.
Kyla juga mengingat dengan apa yang di katakan Aditya kepadanya masalah karma yang di dapatkannya yang membuat Kyla menghela nafasnya yang memejamkan matanya.
"Kamu tidak boleh Kyla sampai berpikiran. Jika apa yang terjadi pada kamu adalah karma. Aditya hanya menakut-nakuti kamu saja dan padahal semua itu hanya kebetulan dan tidak ada karma sama sekali. Jadi jangan berpikiran. Jika itu adalah karma!" batin Kyla yang sebenarnya tidak ingin memikirkan masalah apa yang di alaminya tadi. Tetapi tetap saja Kyla kepikiran.
"Dia menolongku tadi. Tapi apa itu sebuah pertolongan. Tidak itu bukan pertolongan dan itu hanya kebetulan saja. Aku tidak harus merasa hutang Budi atau harus mengucapkan terima kasih," batin Kyla yang pasti gengsi untuk mengucapkan terima kasih.
*********
Mentari pagi kembali tiba. Kyla yang pagi-pagi sudah bangun yang menuruni anak tangga yang sudah rapi dengan menggunakan seragam sekolahnya. Kyla yang sebelum berangkat ke sekolah menuju meja makan menghampiri sang kakek yang melaksanakan sarapan.
"Pagi kek!" sapa Kyla dengan tidak bersemangat.
"Pagi Kyla. Ada apa ini, Kenapa wajah cucu kakek ditekuk seperti itu?" tanya Hanung yang melihat wajah cucunya yang tidak bersemangat.
"Tidak apa-apa," jawab Kyla dengan lemas yang langsung duduk di depan Hanung dengan mengambil setangkap roti dan mengolesinya dengan selai coklat kesukaannya.
"Benar tidak ada apa-apa?" tanya Hanung. Kyla menganggukkan kepalanya.
"Iya kakek. Hanya masalah sekolah saja dan tidak ada apa-apa sama sekali," jawab Kyla dengan tidak bersemangat.
"Baiklah kalau begitu," sahut Hanung.
"Kyla. Hari ini kamu ada kegiatan ekstrakurikuler atau langsung pulang sekolah?" tanya Hanung.
"Seharusnya hari ini ada. Tetapi Kyla mau pulang saja dan malas mengikuti kegiatan hari ini," jawab Kyla.
"Ternya mood cucu Kakek ini sedang tidak bagus," tebak Hanung. Kyla diam saja dan sudah mulai memakan roti yang di berikan selai.
"Baiklah! apa cucu kakek tidak keberatan. Jika nanti sore cucu kakek menemani kakek bertemu dengan teman kakek," ucap Hanung.
"Dalam acara apa?" tanya Kyla.
"Tidak ada acara apa-apa Kyla. Hanya acara makan malam saja dengan teman lama kakek yang datang dari Amerika. Dia berkunjung ke rumah anaknya dan mengundang kakek untuk makan malam di rumah anaknya," jawab Hanung.
"Bagaimana? Apa cucu kakek tidak keberatan?" tanya Hanung lagi.
"Tapi jangan lama-lama ya," ucap Kyla.
"Iya tidak akan lama hanya pertemuan sebentar saja," sahut Hanung.
"Baiklah kalau begitu," sahut Kyla yang setuju.
Hanung tersenyum dengan cucunya yang mau ikut bersamanya makan bersama teman lamanya.
"Hmmmm, kakek!" tegur Kyla.
"Iya," sahut Hanung.
"Kakek kenapa tidak mengeluarkan guru baru itu dari sekolah Kyla?" tanya Kyla yang masih berusaha untuk menyinggirkan Aditya dari sekolahnya.
"Alasannya apa Kyla. Apa karena dia memberikan kamu hukuman dan kakek harus menghukum atau mengeluarkan seorang guru yang memberikan hukuman kepada muridnya. Apa itu satu hal yang pantas?" tanya Hanung. Kyla terdiam.
"Jika rencanaku berhasil membuat nama baik guru sombong itu rusak dengan Azizi yang berpura-pura ingin diperkosa. Maka seharusnya memang guru sombong itu akan dikeluarkan dari sekolah. Tetapi masalahnya sama seperti apa yang aku rencanakan. Aku yang malah terpojok dan guru sombong itu tahu. Jika itu perbuatanku. Jika aku tetap ngotot melanjutkan kasus ini. Maka semua orang juga akan tahu jika aku yang menjadikan Azizi sebagai umpan untuk menjebak guru sombong itu.
"Ya semuanya tidak sesuai dengan rencana dan malah semakin parah. Selagi Azizi masih kondisinya tetap seperti ini. Aku belum aman," batin Kyla menghela nafas.
"Kyla kamu jangan memikirkan masalah seorang guru yang harus dikeluarkan dari sekolah tanpa membuat kesalahan. Ada sebaiknya kamu fokus belajar," ucap Hanung memberikan nasihat pada cucunya dan Kyla hanya mengangguk saja.
"Kyla hanya kamu cucu kakek satu-satunya dan kamu yang kakek punya. Kakek tidak tahu umur kakek sampai mana. Jadi kamu harus memiliki masa depan yang cerah," ucap Hanung yang berpesan.
"Apaan sih kek tiba-tiba membahas masalah umur. Kyla tidak mau tahu mendengar omongan kakek yang seperti itu," sahut Kyla yang takut mendengar omongan kakeknya.
"Iya-iya. Kamu sarapan kembali," ucap Hanung.
Kyla menganggukkan kepalanya dan mereka berdua yang kembali sarapan bersama.
********
SMA Nusa Bangsa.
Kyla yang terlihat lesu yang duduk di kantin dan bahkan makanan yang diambilnya tidak dimakannya sama sekali dan hanya diaduk-aduk nya saja.
"Kyla!" sahut Shania dan Cindy yang datang bersamaan yang membawa nampan berisi makanan mereka.
"Kamu kenapa tidak makan?" tanya Shania melihat kelesuhan di wajah temannya itu.
"Azizi kenapa tidak masuk ke sekolah juga ya?" tanya Kyla yang menghiraukan pertanyaan dari temannya.
"Kita juga tidak tahu," jawab Cindy dengan mengangkat ke-2 bahunya.
"Aku kemarin ke rumahnya dan Azizi memang tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa," ucap Kyla.
"Kamu kerumahnya!" pekik Cindy. Kyla menganggukkan kepalanya.
"Lalu kenapa kamu tidak mengajakku dan pergi ke rumahnya sendirian?" tanya Cindy.
"Aku juga mendadak ke rumahnya dan dan tidak ada rencana sama sekali," jawab Azizi
"Lalu keadaannya bagaimana?" tanya Shania.
"Seperti yang aku katakan sebelumnya. Jika Azizi hanya diam dan tidak mau bertemu dengan siapa-siapa," jawab Kyla.
"Kyla aku jadi takut deh. Bagaimana jika Pak Aditya dan Bu Melody menemui Azizi dan Mereka bertanya tentang apa yang terjadi sebenarnya dan bagaimana jika Azizi mengatakan jika kita dalang dari semuanya," ucap Cindy merasa khawatir.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments