Jam istirahat di SMA Nusa Bangsa.
Seperti biasa jam istirahat para murid-murid sekolah tersebut memasuki kantin untuk makan siang bersama. Murid-murid akan antri untuk mengambil makan siang mereka. Terlihat juga Kyla yang sedang mengambil makan siangnya dan Kyla yang terlihat ikut antri mengambil makan siang.
"Kyla menurut kamu guru tadi seperti apa?" tanya?" tanya Shania yang mengambil makanan yang bersamaan dengan Kyla.
"Seperti apa maksudnya?" tanya Kyla.
"Bukannya dia tadi menegur kamu?" tanya sama Shania.
"Kamu tidak akan membiarkan begitu saja kan dia menegur kamu?" tanya Shania.
"Tidak akan!" jawab Kyla yang selesai mengambil makanannya dan langsung mencari tempat duduk.
"Sok cantik banget Lo dandan kayak gini," terdengar suara dari sudut yang siapa lagi jika bukan senior yang mengganggu Azizi yang memainkan rambut Azizi karena melihat penampilan Azizi yang berbeda.
"Isss kenapa sih suka banget gangguin Azizi," ucap Shania dengan kesal yang sudah duduk di depan Kyla.
Namun Kyla tampak terlihat cuek dan melanjutkan makannya.
"Kyla!" tiba-tiba Cindy datang yang langsung duduk di samping Kyla.
"Apa!" sahut Kyla.
"Kyla kamu tidak akan tinggal diam dengan semua ini kan?" tanya Cindy.
"Semua ini apa maksudnya?" tanya Kyla.
"Ya itu guru tampan itu. Dia tidak menghukum ku dan aku tidak terima diperlakukan seperti itu. Selama Aku sekolah di SMA nusa bangsa Aku tidak pernah sama sekali dihukum dan tadi aku disuruh berdiri," keluh Cindy.
"Lalu?" tanya Kyla makan dengan santai.
"Kenapa harus lalu. Ayo dong kita harus membuat gebrakan yang akan melakukan sesuatu," ucap Cindy.
"Baiklah!" sahut Kyla santai.
"Oke kita buat apa?" tanya Cindy.
"Sebelum kita melakukan sesuatu untuk guru sombong itu. Kamu sebaiknya beri pelajaran 2 kakak senior yang tidak pernah berhenti mengganggu Azizi," tunjuk Kyla yang mengarah pada dua senior yang selalu saja mengganggu Azizi.
"Apa yang harus aku lakukan untuk mereka?" tanya Cindy.
"Ya apapun itu mataku sakit melihat mereka berdua!" ucap Kyla.
"Isss... tapi Kyla aku malas sekali harus berurusan dengan mereka," ucap Cindy.
"Ya sudah kalau tidak mau," ucap Kyla.
"Baiklah. Siapa takut. Aku akan memberikan mereka pelajaran," sahut Cindy dengan semangat yang langsung berdiri dari tempat duduk nya.
"Kira-kira apa yang akan di lakukannya?" tanya Shania.
"Entahlah biarkan saja," sahut Kyla yang masa bodo.
"Lalu kamu akan merencanakan apa. Kyla jika guru lain kita buat tidak betah menjadi wali kelas kita atau mengajar di dalam kelas kita. Maka jangan dengan pak Aditya. Dia begitu tampan dan sangat sayang sekali jika dia tidak ada di kelas kita. Lumayan tau wajahnya untuk menjadi penjernih mata," ucap Shania.
"Penjernih mata apanya," sahut Kyla yang makan saja langsung yang masa bodo dengan kata-kata Cindy.
*******
Kembali di dalam kelas. Pak Aditya kembali memasuki kelas 11 B dan tumben sekali murid-murid di dalam kelas itu diam dan tidak berbicara apa-apa sama sekali yang membuat sedikit bingung.
"Selamat pagi semuanya!" sapa Aditya.
"Pagi pak!" sahut semuanya dengan serentak.
Aditya yang ingin duduk. Namun tiba-tiba tidak jadi duduk ketika melihat sesuatu yang berada di kursinya. Aditya langsung melihat seluruh murid yang duduk di kursi dengan Aditya yang menghela nafasnya. Murid-murid sepertinya tahu ketika guru mereka mencurigai mereka dan mereka berpura-pura diam dan seperti tidak mengerti apa-apa.
"Ide siapa ini?" tanya Aditya dengan wajah dinginnya yang melihat satu persatu murid yang sekarang sedang menunduk.
"Kalian tidak punya mulut untuk menjawab?" tanya Aditya menekan suaranya.
"Kamu Rafael katakan ini ide siapa?" tanya Aditya pada murid berprestasi yang juara 2 yang mungkin akan lebih jujur dari pada yang lainnya.
"Saya tidak tahu pak. Saya baru masuk ke kelas," jawab Rafael yang mungkin memang benar jika dia tidak tahu menahu tentang apa yang dilakukan murid-murid yang pasti untuk mengerjai guru baru tersebut.
"Siapa yang melakukannya?" tanya Aditya kembali yang menguatkan volume suaranya.
"Baiklah. Jika tidak ada yang mengaku siapa yang punya ide atas semua ini, maka kalian semua tidak akan mendapatkan nilai fisika dari saya dan jika tidak mendapatkan salah satu nilai fisika dari saya kalian semua akan tinggal kelas," ancam Aditya.
Suara Ricuh murid yang berbicara pelan-pelan yang pasti takut dengan apa yang dikatakan Aditya.
"Kalian masih tidak ingin mengakui ini ide siapa. Jangan hanya karena satu orang kalian semua menjadi korban," ucap Aditya mengingatkan.
"Itu ide saya," tiba-tiba Kyla mengangkat tangannya yang mengakui jika semua itu adalah ide dari dirinya. Walau dia murid yang suka membuat masalah. Namun dia juga tidak akan mengorbankan 1 kelas.
"Jadi kamu pelakukannya?" tanya Aditya.
"Iya," jawan Kyla dengan jujur membuat menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Ikut keruangan saya!" titah Aditya.
"Dan kalian semua selama saya tidak ada diam. Jika kalian bertingkah kalian semua juga akan menyusulnya keruangan saya," Aditya yang langsung meninggalkan ruangan tersebut.
Kyla yang mendapat panggilan terlihat santai saja dan tidak mempermasalahkan hal itu dia bahkan keluar dari tempat duduknya dan mengikuti Aditya.
"Ya ampun Kyla di panggil. Bagaimana jika pak Aditya melakukan sesuatu kepadanya dan memberinya hukuman yang berat?" ucap Shania dengan cemas.
"Ini semua gara-gara kamu Cindy. Coba aja kamu nggak usah minta Kyla memiliki ide melakukan hal seperti itu. Semua ini tidak akan terjadi," sahut Shania yang langsung menyalahkan Cindy.
"Kenapa jadi aku yang salah. Kyla juga melakukan semua itu tidak gratis. Aku tadi berkorban membela Azizi dari kakak senior," sahut Cindy yang tidak ingin disalahkan begitu saja.
"Ya tapi tetap saja. Sekarang Kyla di panggil dan tidak tahu hukuman apa yang akan di dapatkannya," sahut Shania.
"Ya sudah kalau begitu kamu gantikan saja hukumannya," celetuk Zara.
"Apa sih. Aku tidak bicara denganmu," sahut Shania kesal.
"Sudah-sudah. Kenapa kalian itu pusing. Kyla itu cucu pemilik sekolah. Jadi Kyla pasti aman dan memang ada yang berani dengannya dan lagi pula guru songong itu aja yang sok-sokan dan kita lihat aja nanti bagaimana selanjutnya. Apa dia akan mengadu kepada kepala sekolah dan dia pikir kepala sekolah akan membelanya dan menyalahkan Kyla. Hal itu tidak akan terjadi. Kita lihat dia paling besok juga sudah tidak akan mengajar lagi," sahut Morgan dengan yakin yang menaikkan 1 kakinya ke atas meja.
"Benar kata bos Morgan," sahut Tobi yang mengunyah dengan terus.
"Issss, awas saja kalau sampai Kyla kenapa-kenapa," kesal Shania sangat wajar mengkhawatirkan sahabatnya yang takut terjadi sesuatu pada sahabatnya.
"Pasti tidak terjadi apa-apa. Kamu santai saja Shania, benar apa yang di katakan Morgan. Tidak ada yang berani dengan Kyla," sahut Cindy.
"Tapi pak Aditya sangat berbeda dengan guru lain. Aku saja mendapatkan hukuman dan kemarin juga dia mengatakan tidak peduli siapapun di sekolah ini. Semuanya sama rata, mau itu anak ini dan itu," sahut Cindy.
"Ya sudahlah nanti kita tunggu saja Kyla dan semoga saja tidak kenapa-kenapa," sahut Tobi. Tetapi Shania tetap khawatir pada Kyla. Padahal Kyla tadi santai saja.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments