Kyla sudah berada di ruangan Aditya. Di ruangan guru dan ada juga beberapa guru di sana.
Aditya yang duduk di kursinya yang terlihat menandatangani surat dan Kyla yang duduk di depannya yang terlihat santai dan tidak takut dengan apapun. Ya seorang Kyla mana mungkin takut dengan guru yang adanya terbalik guru yang takut padanya.
Sementara guru-guru yang ada di dalam ruangan itu saling melihat yang pasti heran dengan kehadiran Kyla di ruang guru. Mungkin itu pertama kali untuk Kyla hadir di ruang guru dan bukan Kyla tidak pernah membuat kesalahan. Tetapi memang tidak ada pernah guru yang berani untuk memanggilnya. Walau dia membuat kesalahan. Jadi wajar saja mereka heran.
"Besok suruh orang tua kamu datang!" ucap Aditya yang memberikan surat panggilan pada Kyla
"Orang tua saya tidak bisa datang dan tidak mungkin datang," jawab Kyla dengan santai.
"Kamu jangan membantah saya. Sesibuk apapun kedua orang tua kamu suruh datang menemui saya besok," tegas Aditya.
"Bapak ini ngeyel. Saya sudah mengatakan orang tua saya tidak bisa datang dan berarti tidak bisa datang!" tegas Kyla.
"Kamu membantah saya dengan nada suara tinggi seperti itu. Kamu itu murid jaga sopan santun kamu dan orang tua kamu harus datang," sahut Aditya dengan tegas dan guru-guru yang ada di sana saling melihat.
"Ya sudah kalau bapak memaksa. Bagaimana kalau bapak yang ikut saya menemui kedua orang tua saya di pemakaman di dalam kubur," tegas Kyla yang langsung membuat Aditya terdiam.
Guru-guru yang ada di sana langsung tertunduk yang ingin tertawa namun mereka harus menahannya.
"Bapak mau ikut. Ayo biar sekarang saja kita temui kedua orang tua saya dan bicara pada tengkorak orang tua saya," tantang Kyla.
"Kenapa kamu tidak bilang jika kedua orang tua kamu sudah meninggal?" tanya Aditya menghela nafas.
"Makanya bertanya dulu sebelum ngegas dan marah-marah," sahut Kyla kesal.
"Ya sudah kalau begitu kamu panggil perwakilan kamu untuk menghadiri pertemuan dengan saya. Kamu tidak mungkin tidak punya perwakilan kan," ucap Aditya.
"Punya. Atasan anda adalah perwakilan saya atau wali saya. Tuan Hanung Sebastio ketua Yayasan SMA Nusa Bangsa," jawab Kyla wajahnya tampak sombong menyebutkan siapa wakilnya yang pasti disegani di sekolah tersebut.
"Lihatlah dia langsung terdiam. Apa iya dia mau memanggil kakek. Jika iya dia hanya sama saja bunuh diri," batik Kyla dengan tersenyum.
"Baiklah kalau begitu. Kamu panggil kakek kamu untuk menemui saja," ucap Aditya yang membuat Kyla kaget dan bukan hanya Kyla saja yang kaget.
Tetapi semua guru-guru yang ada di ruangan itu juga ikut kaget mendengar Aditya yang menantang untuk mendatangkan wali dari cucuk ketua Yayasan tersebut yang pasti mereka tidak menduga jika Aditya seberani itu.
"Jangan sampai besok kakek kamu tidak datang. Jika kakek kamu tidak datang besok kamu akan terus mendapatkan masalah dari saya, saya akan mengirim SP1 SP2 SP3 dan selanjutnya jika kamu tidak mendatangkan wali kamu," tegas Aditya yang membuat Kyla sampai tidak bisa berbicara lagi dengan matanya yang terbuka lebar.
"Hukuman kedua. Kamu tidak bisa mengikuti pelajaran saya selanjutnya dan kamu bersihkan kamar mandi sekolah. Setelah bersih kamu boleh mengikuti pelajaran saya," Aditya yang ternyata masih memberikan hukuman kepada Kyla.
Kyla sampai hampir berhenti bernapas karena hukuman yang diberikan Aditya dan bahkan tidak memandang bulu yang tidak pernah ada yang memperlakukannya seperti itu.
"Sekarang kamu langsung kerjakan hukuman kedua kamu," tegas Aditya.
"Ayo! Kenapa masih duduk di sana dan menatap saya seperti?" tanya Aditya dengan mengangkat satu.
"Isssss!" Kyla mengepal tangannya dengan penuh kesalahan dan langsung berdiri yang keluar dengan penuh kemarahan dari ruang guru tersebut.
Satu guru wanita langsung menghampiri Aditya.
"Pak Aditya serius memberikan hukuman seperti itu kepadanya?" tanya Bu Melody.
"Kenapa harus main-main. jika siswa melakukan kesalahan maka harus diberikan hukuman agar jera," jawab Aditya dengan santai.
"Tetapi Kyla adalah cucu dari ketua Yayasan dan jika Pak Aditya memanggil ketua Yayasan itu sama saja Pak Aditya atau mendapatkan masalah," ucap Bu Melody mengingatkan.
"Saya melakukan kewajiban saya sebagai guru tenaga pendidik. Apa yang saya lakukan untuk mendidik siswa saya. Jadi jika saya mendapatkan masalah karena mendidik siswa saya. Itu bukan kesalahan saya tetapi kesalahan program yang ada di sekolah ini yang sudah salah sejak awal," tegas Aditya.
Aditya memang guru yang tegas dan tidak pandang bulu dia memang santai memberikan hukuman dan bahkan panggilan untuk wali dari orang yang sangat disegani di sekolah. Aditya yang santai namun guru lain yang ketar-ketir yang takut terjadi sesuatu.
**********
"Argggghhh!" teriak Kyla di lapangan basket dengan penuh emosi yang meluapkan amarahnya dengan teriakan yang kencang.
"Guru sombong, sialan, baru juga mengajar 2 hari dan sudah membuat ulah dan membuatku mendapatkan hukuman dan sekarang sok-sokan untuk memanggil kakek ke sekolah. Dia belum tahu saja siapa aku dan dia akan menyesal telah memperlakukanku seperti ini!" teriak Kyla dengan penuh amara terus merocos seperti rel kereta api.
"Dia telah membangunkan singa yang lapar. Lihat saja kau akan menyesal guru sombong yang berurusan denganku," Kyla menghentakkan kedua kakinya ke lantai dengan sekuat-kuatnya yang benar-benar seperti orang gila yang frustasi sendiri.
*********
Mobil mewah yang berhenti di kediaman istana mewah. Supir yang mengantar Kyla membukakan pintu mobil dan keluarlah Kyla dari dalam mobil tersebut yang langsung berlari masuk ke dalam rumah.
"Kakek!"
"Kakek!"
"Kakek!"
Kyla yang berteriak yang memanggil-manggil nama kakeknya.
"Nona Kyla sudah pulang?" tanya Bibi.
"Di mana kakek. Apa kakek di rumah atau dia bekerja?" tanya Kyla.
"Tuan ada di di ruang kerjanya!" jawab Bibi.
"Aku akan mengadukan guru songong itu kepada kakek dan lihat saja apa yang akan aku lakukan," ucap Kyla dengan mengepal tangannya yang langsung menuju ruang kerja sang kakek.
"Nona Kyla jangan lupa setelah ini makan dulu!" sahut Bibi.
"Iya!" sahut Kyla dengan berteriak.
********
Ruangan Hanung Sebastio.
Pria tua yang lanjut usia sekitar hampir 70 tahunan itu terlihat duduk yang sedang berdiri seorang pria di depannya dan pria tua itu yang sedang menandatangani sesuatu berkas yang sangat penting.
"Baiklah kamu urus saja sisanya!" titah Hanung yang mengembalikan berkas tersebut kepada pria tersebut yang menjadi orang kepercayaannya.
Ceklek.
Pintu ruangan terbuka tiba-tiba.
"Kakek!' sahut Kyla yang masih berdiri di depan pintu dan masih memegang kenopi pintu.
"Baiklah tuan. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Pria itu yang langsung undur diri.
"Silahkan!" Hanung menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan dengan tangannya. Sebelum pergi pria itu menundukkan kepalanya dan langsung pergi saat melewati Kyla. Pria itu juga menundukkan kepalanya dan langsung keluar dari ruangan tersebut.
"Ada apa Kyla?" tanya Hanung.
Kyla memasuki ruangan Hanung terlihat tidak bersemangat dan langsung menghampiri Hanung dengan memeluk manja Hanung yang duduk di sampingnya. Herlambang pasti sudah tahu. Jika cucunya seperti itu pasti karena ada sesuatu.
"Ada apa Kyla?" tahta Herlambang lagi.
"Kyla kesal di sekolah dengan kedatangan guru baru yang sangat menyebalkan," keluh Kyla.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments