"Yudi kamu duduk." Perintah ayah Devan.
"Dan kamu Alex." Alex tertegun baru saja ia merasa lega kini ia merasa dag dig dug ser kembali, malapetaka apa yang akan didapatkan dirinya dan temannya itu?
"Cepatlah ayah aku tidak punya banyak waktu, apa yang ingin ayah katakan? menyuruhku dan Alex kembali keluar kota seperti biasanya?"
"Namun hari ini aku merasa aneh ayah, baru kali ini ayah mengajak kami bertemu di ruangan ayah yang terhormat ini?" Kata Yudi enteng dengan nada sedikit menekan di ujung kalimat tanpa ragu.
Ya memang selama ini meraka hanya membicarakan hal penting di ruang rapat/meeting kantor saja, tak pernah sekalipun Yudi ke ruangan ayahnya, sekadar menginjakan kaki saja tidak, dan...
Brakkk...
"Yudi kau..., bisakah kau bersikap sopan seperti di rumah, seperti biasanya kepada ayah."
Satu berkas melayang ke lantai dilempar ayah Devan dengan kuat, Alex yang melihat itu kaget bergidik ngeri melihat ayah dari temannya ini, dia tau Yudi sedang mengerjai dan memanas-manasi ayahnya.
"Bisa² nya dia terlihat mengerjai dan memanas² si ayahnya. anak kurang ajar tak tau diuntung, mana bapak tua ini galak bener kalau serius." Gumam Alex dalam hati.
Alex menginjak tumit sepatu Yudi dengan kuat, Yudi merasa sakit di bawah kakinya, tapi Yudi membalas menginjak tumit sepatu Alex.
"Awww... Kata Alex mendelik ke arah Yudi."
Sementara Yudi hanya santai tanpa dosa, ia tersenyum manaikan salah satu sudut bibirnya, itu artinya dia berhasil mengerjai ke dua orang tersebut dengan tingkah konyolnya, padahal jelas² ayahnya terlihat serius.
.
.
"Yudi kau...,bisakah kau bersikap sopan seperti di rumah, seperti biasanya kepada ayah." Kata ayah Devan marah menatap putranya.
Brakkk...
Kemudian ayah Devan kembali menatap Alex yang mendelik melihat Yudi, seakan Alex merasa kesakitan di bawah kakinya.
"Tuan bedakan ini sebuah pekerjaan antar atasan dan bawahan bukan tentang status ayah dan anak." Perkataan santai kembali memancing amarah ayahnya, sementara Alex hanya diam kikuk dan ngeri.
"Yudiii..." Pekik ayah Devan.
Devan kemudian beralih menatap bawah meja, ia mengetahui kelakuan ke dua pria itu yang sedang membalas pijakan tumit sepatu satu sama lain, ia kemudian menatap mereka dengan tatapan tajam.
Bugh...bugh..., Bogeman buku tipis yang di dilipat mendarat di jidat ke duanya, meninggal sedikit tapak budha di jidat mereka.
"Awww..." "aduh sakit..." Sahut ke-duanya.
Kedua pria itu terperangah akan tingkah konyol mereka sendiri, kelakuan meraka telah diketahui ayah Devan, di saat serius seperti ini Yudi masih saja menganggap remeh ayahnya.
Murka dari raut wajah ayahnya yang serius tadi kini muncul lebih tajam setajam silet, seakan-akan mengiris setiap kulit mereka dengan penuh kehati-hatian.
"HENTIKAN KELAKUAN KONYOL KALIAN BERDUA!!!" Ucap Devan lantang seraya menatap tajam sang putra dan Alex yang tidak bergeming.
"Baaa...baiklah ayah hehe, maafkan aku." Kata Yudi nyengir sembari mengusap jidatnya yang terasa nyut² tan.
Tadinya ia hanya berniat mengerjai ayahnya dan Alex, tapi melihat ayahnya yang serius benar² marah, ia pun bergidik ngeri memandangi wajah ayahnya.
"Huhhh...huhhh." Atur nafas ayah Devan guna sedikit tenang, singanya hampir saja keluar, putranya memang kurang aj4r.
"Baiklah ayah akan langsung bicara!" Kata ayah Devan sudah tenang.
"Bicara saja ayah." "Bicara saja tuan." sahut berbarengan Yudi dan Alex.
"Ayah rasa kau sudah siap nak, ayah ingin pensiun dan ayah mau kau yang meneruskan perusahaan ini, ya kau nak, putraku yudistira putra vero." Kata ayah Devan to the point.
"APA!!!..." Sontak saja Yudi membulatkan matanya, matanya serasa ingin copot mendelik dan begitu kaget akan penuturan sang ayah secara sepontan, sementara itu Alex terkaget karena suara Yudi yang memekakkan telinga.
...BERSAMBUNG,...
...🐬🐬🐬,,...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Raudatul zahra
ini cerita nya Yudi udah jadi orang baik karna temenan sama Alex ???
2024-03-23
0