Adisty renata (Disty)
Aku sudah sampai di rumah, baru saja aku pulang tanpa gangguan di sekolah, aku sudah mendapatkan kesedihan kembali.
Mengapa tuhan memberikan garis kehidupanku dengan penuh penderitaan seperti ini? disaat orang seusiaku tengah bahagia menjalani masa remajanya! mengapa aku tidak?
Apakah tuhan tengah merencanakan semua hal tentangku? dan disaat orang² seusiaku sedang bercengkrama bersukaria dengan teman² nya, disaat itu juga aku berjuang keras untuk hidupku.
Kak Caca mengambil mengambil uang hasil jualan kue²/cake ku di sekolah...
"Laris manis tuh jualan, kayaknya lumayan nih." Kata Caca.
"Sini uangnya..." Rebut Caca.
Dia merebut uang hasil jualanku, padahal uangnya mau aku kumpulin buat modal jualan kue/cake lagi, dan membayar uang spp ku di sekolah, serta beberapa keperluan lainnya.
"Kembalikan uangnya kak..., itu untuk bayar uang spp ku." Kataku merebut kembali uang hasil jualan kue dari Caca.
Terjadi tragedi dorong mendorong di situ, aku dan kak Caca yang sedang memperebutkan uang hasil jualan. tiba² mak lampir datang dari kamarnya, oh my good ternyata mak lampir itu mau hura² lagi di luar, dandanannya sudah cetar memb4henol.
"Distyyy, anak kurang ajar...." Triak mak lampir, siapa lagi kalau bukan ibu tiriku Leni.
"Mommyyy,, berikan padaku..."
"Berikannn padanya anak kurang ajar, atau..." Kata Leni memicing menatapku.
"Tidak buuu...ini uangku." Kataku.
"Aduhhh, mommy...." Caca pura² jatuh sambil merasa pusing padahal aku tidak ada mendorongnya, fix peng akting yang andal.
"Cacaaaaaa..." Teriak Leni.
"Awww, momnyyy sakitttt..."
PLAKKK...
Apalagi kalau bukan tamparan dan ringisan yang kudapatkan?
Aku mendapatkan tamparan di pipiku dengan keras, aku hanya bisa menangis lalu mak lampir mengambil uangku dari tanganku, dan memberikannya kepada kak Caca.
"Lumayan buat beli kuota internet..." Kata Caca sambil senyum sinis menaikan sudut bibirnya lalu dia berdiri dan memeluk Leni ibu tiriku.
"Yaudah sayang mommy, anak cantik mommy, mandi sana habis ini kita akan pergi shopping..." kata Leni ke Caca.
"Dasarrr anak tak berguna, anak kurang ajar, menjijikkan, untung tangan mulusku ga lecet, dasar cengeng," Kata Caca padaku sambil tersenyum puas, melepaskan pelukan pada Leni.
"Distyyy..." Nenek datang menghampiriku menuruni tangga dari lantai atas, lalu dia memelukku dan menatap ke dua perempuan itu.
"Jangan sakiti cucuku Leni..." Kata nenek sambil memeluku, melihat Leni hendak maju ke arahku.
"Tidak usah ikut campur kau tua bangka, lihat cucumu yang tak berguna itu dia sudah mendorong Caca sampai kesakitan." Katanya.
Nenek melihat Caca hendak kekamar mandi belakang sambil mengelus dadanya sabar.
"Apa kau...nenek tua?" Kata Caca ke nenek meledek lalu pergi ke kamar mandi belakang.
"Sudah jangan menangis nak, kita buat lagi kuenya nanti, nenek ada tabungan tambahan buat bayar uang spp mu." Kata nenek kepadaku pelan, membelai pipiku sambil berbisik takut Leni mendegarnya.
"Iya nek, papa mana nek?" Tanyaku pada nenek sambil mengusap air mataku.
"Papamu di kamarnya di lantai atas sayang, ayo kita ke atas." Ajak nenek.
🐬🐬🐬,,
"Papahhh...." Kataku berlari sambil memeluk papah yang notabenenya sudah sangat lemah semenjak sakit seperti biasanya.
"Maafkan papa sekali lagi sayang, uhukkk...papa salah mencari ibu sambung yang baik untukmu, kau baik² saja? Leni pasti menyakitimu kan nak, dia tidak mau diceraikan, papa tidak tau lagi bagaimana cara mengatasi wanita gil4 itu."
"Keadaan papa sudah sangat lemah seperti ini dan tak bisa membalas Leni lalu mengusirnya, semua harta dan aset papa sudah di tangannya, dia sudah merampasnya dari papa tanpa sepengetahuan papa, papa tak bisa berbuat apa² nak, maafkan papa." Kata papa yang sedang duduk di tepi ranjang sembari memelukku dengan erat, terlihat mata kesedihannya begitu kentara.
Papa mempunyai riwayat asam urat, angkanya 9,1 yang membuat dirinya mengalami hipertensi tinggi, dan tubuh papa sudah sangat melemah, tiga tahun lalu dokter memvonis bahwa keadaan papa buruk. hipertensi yang tinggi akan mengarah ke kelumpuhan, aku hanya takut itu benar² akan terjadi kepada papah.
"Tidak apa² pah, yang terpenting aku masih bisa bersama papa dan nenek, dan yang terpenting papa masih ada di sini, di sisiku." Balasku memeluk papa.
"Hatimu begitu baik nak, sampai kau tidak menghiraukan semua rasa sakitmu selama ini." papah tertegun, dua bulir bening dari matanya menetes begitu saja saat melihatku, kemudian memandangi foto ibu di atas nakas.
"Ibu yakin suatu saat ada pertolongan tuhan kepada kita." Kata nenek memeluk kami berdua, nenek pun meneteskan air matanya.
"Bagaimana keseharianmu di sekolahmu hari ini nak?" Tanya papa mengelus keningku dan menyeka air matanya.
"Seru sekali pahhh..." Lalu aku tersenyum pada papa, padahal setiap hari aku selalu mendapatkan kesedihan namun aku tidak mengatakannya kepada papa dan nenek, aku tidak mau papa semakin sakit memikirkan aku yang setiap hari medapatkan perlakuan buruk di sekolah.
Nenek dan papaku pun tersenyum melihatku.
"Yasudah ganti bajumu, mandi, habis ini kita buat kuenya lagi" Kata Nenek.
"Iya nek..." Sahutku.
Aku bergegas mandi, meletakan bahan² kue yang sudah kubeli, setelah pulang sekolah aku mampir kepasar sebentar tadinya.
Menjelang sore hari menuju malam, aku dan nenek hari ini membuat kue²/cek mini keju mozarella yang akan aku jual kembali ke teman² sekolahku seperti biasa.
Namun kali ini aku akan menambah kan sedikit toping cokelat di atasnya, ya meskipun agak aneh didengar, tapi siapa tau mereka suka!!!
...BERSAMBUNG,...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Raudatul zahra
masa thor?? ngeri juga berarti yaa hipertensi itu..
btw ini menarik loh,, biasanya dinovel² penyakit nya jantung, kanker gitu yaa.. ini asam urat sama hipertensi..
bagus thor.. lebih bisa diterima karna kayak di dunia nyata
2024-03-16
1
Raudatul zahra
kok nggak mati² siih 2 orang ini Thor???
2024-03-16
0