Waktu berjalan begitu cepat, dengan segala drama kekejaman yang dilakukan Leni beserta anaknya yang selalu memperlakukan ke 3 orang di rumahnya dengan sangat kejam dan bahkan tak jarang memperlakukan Adisty dengan menggunakan kekerasan.
Nenek beserta ayahnya pun hanya bisa merasakan kekejaman yang dilakukan Leni dan Caca kepada mereka bertiga, mereka hanya pasrah dan tidak punya kuasa atas semua itu, semua harta marta hangus di tangan wanita licik Leni.
Bagaimana pun juga, terpaksa harus tinggal di tempat yang dulunya menjadi sumber kebahagiaan kini menjadi neraka bagi mereka. tak ada ada lagi tawa bahagia yang dulu pernah mereka rasakan, dari pada harus memilih tinggal di kolong jembatan dan terlantar dijalanan.
🐬🐬🐬,,
Adisty renata (disty)
Setelah lulus sekolah, aku sangat senang bisa lulus dengan hasil ijazahku yang angka² nya diatas (9 koma) selama tiga tahun menempuh pendidikan di smk, aku berharap dengan ini aku mampu mencari pekerjaan dengan mudah.
Ingin rasanya aku melanjutkan pendidikan-ku ke jenjang kuliah namun apalah dayaku yang tidak mempunyai uang, apalagi sekedar mengingat membayar bulanan-nya saja, sangat² memusingkan.
Satu bulan setelahnya akhirnya aku memutuskan untuk langsung bekerja.
Setelah mengantar papa ke rumah sakit untuk memeriksa keadaannya yang masih seperti dulu mengunakan taksi, aku bersyukur keadaan papa tidak ada tanda semakin parah walaupun kehidupannya tertekan.
Tak sengaja aku memperhatikan ada lowongan yang tertera di salah satu restoran mewah, kebetulan lokasinya agak jauh dari rumah neraka yang dulunya menjadi sumber kebahagiaan untuk ku, papa, dan nenek. sejenak sebelumnya aku mulai berpikir.
.
.
"Heiii anak tak berguna mau ke mana kamu?" Tanya Leni sedikit membentak.
"Aku mau mencari kerja bu untuk mengumpulkan uang."
"Baguslah kalau begitu, setidaknya kau bisa menambah pundi² uang untukku."
"Oh yaaa, kalau perlu kau jual saja dirimu, mungkin itu akan lebih banyak menghasilkan uang, hahahaaa." kata Leni tertawa sinis.
"Benar sekali mommy..." Timpal Caca yang baru keluar dari kamarnya.
"Tidak, aku lebih baik mati dari pada harus menjual diriku buuu..."
Caca mencengkram rahangku dengan kuat, rasa sakit di rahang pun aku terima dengan ikhlas hati, perlakuan seperti ini selalu aku dapatkan, mungkin saja hatiku sedah kebas akan kekerasan ini.
Sesaat setelahnya, Caca melepas cengkeraman-nya karena dia terlihat jijik melihat wajahku.
"Whatsss,, sok suciii, menjijikkan, iyyuuu..., perempuan sepertimu jangan mimpi, meyentuhmu saja mungkin mereka berpikir seribu kali, kecuali kalau kau yang mengemis mungkin bisa jadi, dannn..." Kata Caca.
"BRUKKK... tubuhku pun didorong ke belakang sampai aku jatuh tersungkur.
"Lalu untuk apa kau bekerja kalau tidak menghasilkan uang banyak, dasar anak bodoh tak tau diri." Sambung Leni.
"Tidak bu, semua ini kulakukan untuk papa dan nenekku, aku akan mencarinya dengan cara halal..., setelah itu aku akan mengajak papa dan nenek." Ketusku kepada Leni.
"Aku akan segera keluar dari tempat ini bersama papa dan nenekku, aku berjanji..." Kataku.
"Plakkk...
Suara tamparan melayang ke pipiku dengan keras, aku meringis kesakitan sambil merasakan sedikit cairan asin di sudut bibirku.
"Jangan mimpi kau anak tak tau diri, berani kau sekarang hehhh, ingat selama tiga tahun aku menampung tiga orang menjijikan seperti kalian." Kata Leni
"Dan ingat hutang budimu begitu banyak padaku." Kata Leni kembali dengan sangat marah.
"Selama tiga tahun juga kau menjadi iblis berwujud manusia, lebih buruknya kau juga tak tau malu." Balasku yang masih tersungkur di lantai.
"Kau bisa menamparku sesuka hatimu bu, asalkan jangan kau sakiti papa dan nenekku..."
Entah dari mana keberanianku saat itu, aku tak tau, ucapanku seakan melayang terlontar begitu saja.
"Plakkk...
"Sudah berani kau melawanku anak sialan"? Kata Leni dengan amarahnya yang semakin naik.
Aku bangkit dan...
"Maaf aku harus pergi." sambil memegangi pipiku yang terasa perih.
Aku tak memperdulikan meraka, aku langsung pergi dari ke dua mak Lampir tersebut, untuk menuju ke suatu tempat.
Nenek pasti dengar keributan tadi, tapi nenek berada di kamar papa mengurusi papa yang sedang sakit, mungkin hal ini sudah lumrah di telinga-nya, ia pun sering merasakan hal yang sama.
.
.
"Dasar anak tak berguna, anak sialan, beraninya dia melawanku." Kata Leni dengan amarahnya.
"Sudahlah mommy, anak menjijikkan itu biar saja bekerja, kita lihat saja apakah wanita menjijikkan seperti dia bisa mendapatkan kerja yang bagus di luar sana,haha..." Kata Caca menenangkan ibunya sambil tertawa.
"Kan kalau dia bekerja bukannya lumayan my, bisalah kita peralat anak itu lagi."
"Hahaha...benar juga sayang, anak mommy pinter banget sihchhh..., paling² jadi OB tukang sapu bersih², sudahlah biarkan saja dia." Ketus Leni sambil menaikan sudut bibirnya namun masih merasa jengkel bukan main.
...BERSAMBUNG,...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Raudatul zahra
mending jadi OB kali timbang si Caca, kerja enggak, pengangguran, ngabisin duit aja bisa nya..
2024-03-23
0
Raudatul zahra
matiin aja lah thor,, biar nggak bikin readers geram
2024-03-23
0
Raudatul zahra
nah manusia model begini nih,, benci banget aku .. utang budi apa nya?? orang dia yang parasit kok ngaku² orang lain pula yg punya hutang budi sama dia..
2024-03-23
0