Prusahaan Attar Vero Crop (AVC).
Seorang pria sedang menaiki Lift dari lantai 7 menuju lantai 9.
"Sepertinya ini sangat penting, mengapa tuan Devan menelponku tiba² di jam masih bekerja seperti ini." Gumam asisten Devan sekaligus direktur utama di perusahaan tersebut, dalam hati yang masih menaiki Lift.
Ting tongggg...
Pintu lift terbuka di lantai 8, pria itu langsung saja menapaki satu persatu anak tangga ke lantai 9, seseorang sedang menghampiri Alex dan kemudian bertanya.
"Paaa..." Belum sempat seorang itu bertanya sudah dipotong duluan oleh Alex.
"Saya ingin bertemu tuan Devan, berikan aku ijin untuk menemuinya." Ucap Alex kepada seorang resepsionis wanita tersebut.
"Maaf pak...bapak sudah buat janji bertemu dengan tuan besar?"
"Tadi tuan Devan menelpon saya, katanya ada hal penting yang ingin dibicarakan."
"Baiklah pak,...
"Kalau begitu silahkan pak, jalan ke lorong itu sedikit dan nanti ada pintu kaca besar, tuan Devan berada di ruangan itu."
"Terimakasih..."
Resepsionis itu hanya menganggguk sopan, lalu duduk kembali di kursinya dan melanjutkan kerjanya, memberi arahan kepada Alex sebelumnya sudah bisa membuat hatinya senang, tak dipungkiri dia juga melihat kagum sosok tampan Alex.
"Tidak tuan besar, pak Alex dan pak Yudi... ketiga-tiganya benar² tampan, memang kebetulan atau bagaimana ya, perusahaan ini banyak sekali lelaki tampan." Gumam hati resepsionis tersebut.
🐬🐬🐬,,
Tok tok tok...
"Masuk saja." Suara bariton seorang pria paruh baya dengan setelan jas mahal dan celana panjang hitamnya, pria itu penuh wibawa dan ketegasan, di umurnya yang sudah tidak muda lagi pria itu masih terlihat fit.
Pria itu lalu menoleh ke arah tempat duduk/kursi di depannya, mengisyaratkan bahwa Alex boleh duduk, dengan langkah perlahan, Alex pun duduk di bangku yang sudah disiapkan untuknya.
Sesaat Alex merasa heran mengapa ada satu bangku kosong lagi di sebelahnya, dan untuk siapa kah itu?
"Ya tuan besar, ada apa tuan memanggil saya?" Tanya Alex dengan senyum getir.
Ada apa sampai tuan besarnya ini memanggilnya di jam bekerja? tidak biasanya seperti ini kalau bukan karna perihal penting, apakah dia melakukan kesalahan selama ini? hatinya bertanya-tanya, dan tak pernah sekali pun tuan besarnya itu memanggilnya ke ruangannya, kalau bukan ruangan meeting/rapat.
Meskipun Devan sebenernya orang yang humble dan ramah di luar, tetapi saat waktunya serius mengenai suatu pekerjaan ia tak pernah main², sikapnya sedingin es dan seakan membekukan seisi ruangan itu.
"Tidak usah terlalu takut begitu, aku memanggilmu bukan untuk meng'interogasimu, hanya saja ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu Alex." Kata ayah Devan.
"Hal penting apa tuan?" tanya Alex merasa lega akan penuturan tuan besarnya barusan.
"Untuk putraku Yudistira putra vero." Jelasnya.
"Maksud tuan bagaimana saya tidak mengerti? lalu bangku ini?"
"Sudah kubilang barusan, apakah kau tidak dengar?" Kata Devan datar.
"Baiklah tuan saya mengerti, lalu putra anda pak Yudi tidak hadir di sini bagaimana---?"
Srekkk...ceklek...
Belum sempat Alex melanjutkan kata² nya terdengar sudah suara gagang pintu kaca yang dibuka, terlihat sesosok pria tampan langsung masuk tanpa mengetuk pintu, pria dewasa itu sangat berkharisma, wanita manapun yang melihatnya mungkin saja seakan pingsan.
Tidak heran beberapa karyawan/pegawai wanita dibuat pangling setiap hari oleh ketampanan dirinya serta sikap dewasanya selama ia bekerja di perusahaan. semua karyawan tidak tau bahwa dia adalah seorang anak CEO tuan besar mereka.
Namanya adalah Yudistira putra vero, yang mereka tau adalah, Yudi direktur keuangan perusahaan, ia bekerja di perusahaan itu sama seperti karyawan biasa dengan memulai semuanya dari nol.
Hanya Alex dan beberapa kerabat dekat yang tau Yudi adalah anak CEO besar di perusahaan! pewaris tentunya.
"Halo tuan Devan yang terhormat, halo pak Alex."
Devan merasa jengkel akan perkataan putranya yang ditunjuk kepadanya, tentu saja perkataan itu dalam artian tuan Devan mengejek.
"Anak ini tidak ada sopan² nya, awas kamu anak tak tau diuntung."
Sementara disisi lain Alex menunduk kan sedikit kepalanya seraya berkata...
"Halo pak Yudi, bagaimana kabar ijin bapak yang sudah dua hari ini tak datang?" Tanya Alex sengaja.
"Bapak iri kepada saya?" Tanya Yudi ke Alex tanpa memperdulikan ayahnya yang berada di hadapan mereka.
Alex dan Yudi sudah akrab saat saling kenal, kata² itu hanya berlaku pada saat mereka menghadap ayah Devan, berbeda halnya saat bersama dan ditugaskan bersama di luar kota, kata² gaul lah yang keluar di mulut keduanya.
"Bisa² nya meraka bercanda, dua lelaki kurang ajar, awas kalian setelah ini..." Geram Devan dalam hati.
Dulu mereka satu sekolah, satu jurusan, namun berbeda kelas tak saling mengenal dan menyapa, Yudi juga sesekali mendapati Alex yang juga sama dengan para siswa di sekolah dulu, tentu sering memandangi Adisty si boneka hiburan di jam istirahat sekolah dulu.
Alex tidak pernah tau bahwa Yudi dahulu selalu membully gadis yang membuatnya kagum itu, sering ia mendapati Adisty yang terlihat sedih dan menangis saat pulang sekolah namun ia jarang menegur gadis itu, hanya beberapa kali bertemu dan hanya saling kenal saja.
Semenjak Alex dan Yudi ditugaskan berbarengan untuk pertemuan kerja dan rapat di luar kota, mereka jadi dekat seperti teman baik pada umumnya.
Alex dan Yudi sama² kuliah, selama tiga tahun mereka menyelesaikan studi S1 di kampus yang berbeda.
Alex merupakan seorang pria tampan yang baik dan pekerja keras, wajahnya dan tubuh atletisnya sebelas dua belas dengan Yudi sama² berkharisma dan seorang lelaki dewasa di umur mereka yang mau berjalan 27 tahun.
...BERSAMBUNG,...
🐬🐬🐬,,
Yudistira putra vero dewasa.
Alexander aditya (Alex), Pria mapan yang baik, bertanggung jawab dan pekerja keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Raudatul zahra
toloooongggg,, Alex tamvan syekaliiii😍😍😍
2024-03-23
0