Bab 2 ; Perjalanan pulang

dengan rasa kesal,takut,dan kecewa akhirnya Sovia pun keluar dari kelas dan membersihkan halaman sekolah,saat itu Sovia tidak abis pikir kenapa Sovia tidak berani melawan mereka yang berbuat jahat kepadanya.

matahari mulai menjulang tinggi dan mengurai rambut apinya tanpa ampun,sayup angin sepoi menyapa Sovia dan dedaunan yang menguning mulai berhamburan jatuh menghujani Sovia.

sejuta tenaga Sovia berjuang membersihkan semua daun yang berhamburan dan secepat mungkin ia berusaha agar tidak ketinggalan jam pelajaran,namun semakin Sovia memaksakan diri Sovia semakin merasa bahwa dirinya mulai terasa semakin lemah.

tak terasa akhirnya tubuh Sovia terjatuh ke tanah dan dalam hitungan detik Sovia mulai tak sadarkan diri,benar-benar di saat itu tidak ada orang satu pun yang melihat bahwa Sovia sudah terbaring lemah bahkan berteriak minta pertolongan saja sudah tak sanggup dalam hitungan beberapa detik akhirnya Sovia benar-benar memejamkan mata.

tubuh Sovia terbaring lemah di halaman sekolah hampir setengah jam sebelum bener-bener jam istirahat datang,namun bersyukurnya saat itu ada seorang guru yang tak sengaja melihat Sovia yang sudah tak sadarkan diri terbaring lemah.

tanpa pikir panjang guru tersebut bergegas membawa Sovia ke ruang UKS dan berusaha memberi pertolongan pertama kepada Sovia,tak selang beberapa menit akhirnya Sovia tersadar dari pingsannya,setelah Sovia membuka matanya betapa terkejutnya ia sedang berada tidak di halaman sekolah lagi dan Sovia menatap sosok guru yang membawanya tersebut adalah guru IPA dengan perasaan heran akhirnya Sovia memberanikan diri untuk bertanya kepada guru tersebut atas apa yang terjadi padanya.

"maaf buk apa yang terjadi pada saya dan kenapa saya berada di ruang UKS ?..."

guru yang melihat Sovia telah sadar pun tersenyum ramah kepada Sovia dan membelai kepala Sovia dengan halus.

"tadi waktu saya mau ke kantin tidak sengaja melihat kamu tergeletak di halaman sekolah,karena saya takut terjadi apa apa akhirnya saya bawa ke ruang UKS".

mendengar jawaban dari buk guru baru lah Sovia ingat apa yang terjadi pada dirinya,sesaat hening terdiam dan Sovia pun mengucapkan terimakasih kepada gurunya yang sudah baik mau membantunya.

"terimakasih banyak buk...karena ibu mau membantu saya,saya tidak tau hal apa yang akan terjadi kepada saya jika tidak mendapat bantuan dari ibu" .

guru tersebut tersenyum dan sambil mengangguk seraya memberi jawaban kepada Sovia..

"sudah lah Sovia tak apa ini memang sudah tugas kami untuk menjaga siswa-siswi jika masih berada dalam lingkungan sekolah".

Sovia tersenyum harus melihat masih ada guru yang mau perduli kepadanya,karena selama ini Sovia menganggap semua guru itu sama.

"ini ibu tadi sempat membuat teh hangat coba kamu minum mana tau dengan minum teh ini kamu bisa merasa lebih baik lagi dan setelah itu kamu boleh beristirahat dulu di ruang UKS ini sampai kamu merasa bahwa kamu sudah lebih enakan"

dengan segelas teh menyodorkan kepada Sovia dan lalu di sambut dengan cara mengambil dengan sopan dari Sovia,dan akhirnya Sovia menyeduh teh hangat tersebut.

lalu guru itu pamit untuk masuk ke kelas karena ada jam pelajaran yang harus di hadiri,dengan langkah perlahan guru tersebut meninggalkan Sovia,karena Sovia tidak ingin ketinggalan jam pelajaran akhirnya Sovia memutuskan untuk kembali ke dalam kelas setelah ia usai menyeduh teh hangat tersebut.

setelah satu jam pelajaran di sekolah,akhirnya semua kegiatan di sekolah telah usai dan seluruh siswa-siswi bersiap utuk pulang ke rumah masing-masing.

seperti biasa Sovia pulang dengan berjalan kaki,lain dari teman-temannya ketika pulang selalu di jemput oleh orang tuanya.

di sepanjang jalan dengan langkah kecilnya Sovia terus menyusuri jalan yang rumahan jauh jarak tempuhnya,tanpa henti Sovia terus berlalu dengan di dampingi batu kerikil di sepanjang jalan,sakit tentu saja yang di rasakan kaki Sovia,karna Sovia sering kali melepas sepatunya agar tidak cepat rusak ketika sering ia gunakan untuk berjalan di atas bebatuan yang tajam.

di saat Sovia sedang asyik berjalan di bawah teriknya matahari tak jarang Sovia sering kali menyapa orang yang tenga beristirahat dari pekerjaannya dan ketika Sovia tenga larut dalam perjamuannya,tepat di sampingnya pohon rindang yang sangat besar langkahnya terhenti karena ada seorang kakek tua yang sedang duduk di bawah pohon tersebut seketika berdiri ketika melihat Sovia berjalan.

"sebentar cu...mau kemana kok buru-buru sekali apa gak lelah setelah seharian berjalan kali?.."

seketika pertanyaan sang kakek membuat Sovia harus menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang dan sambil melemparkan senyum ramah kepada kakek tersebut.

"tidak kek...saya harus buru-buru sampai rumah sebelum ibu saya marah".

dengan senyum ramah Sovia ingin melanjutkan perjalanan,namun lagi-lagi terhenti ketika kakek tersebut mengatakan beberapa kata yang membuatnya terharu seakan sangat kekek itu memahami apa isi yang ada di dalam hatinya.

"wahai anak ku ilmu Allah itu luas jangan lah berputus asa dan biarkan saja jika banyak orang membenci mu anggap saja mereka semua adalah perjalanan hidupmu,terus lah bermimpi dan kejar ilmumu sampai ke negri cina"..

denggg.... ucapan sang kekek seperti perintah baginya jika tidak menurut maka akan di tendang sampai ke gawang dan menjadi sebuah motivasi besar baginya.

di balas dengan anggukan dan senyum ramah dari Sovia lalu menjawab dengan bahasa yang sopan.

"pasti kek...terimakasih kek karena sudah memotivasi saya,saya sangat terharu ternyata masih ada orang yang perduli kepada saya".

lalu dengan penuh semangat Sovia melanjutkan perjalanannya dan kakek tersebut juga melanjutkan dengan pekerjaannya,Sovia merasa seakan ada semangat baru yang selama ini tidak pernah ia temukan dalam kehidupannya.

tak selang beberapa menit akhirnya Sovia sampai di depan Rumah yang beratapkan papan seadanya dan lalu di tutupi dengan seng yang sudah memudar warnanya,yaitu lah rumah Sovia yang kurang layak di sebut sebagai rumah,lebih tepatnya di sebut sebagai gubuk,namun walaupun begitu Sovia masih tetap mensyukuri selain itu Sovia masih di berikan keluarga yang lengkap.

"Assalamualaikum...buk aku pulang"

Sovia mencoba mengucapkan salam sebelum masuk kedalam rumah,namun herannya tak sedikit pun terdengar jawaban dari dalam rumah,ketika ingin membuka pintu rumah ia di kejutkan karena yang membuka pintu rumahnya adalah kakak sepupunya.

awalnya Sovia merasa biasa ini ada saja lalau masuk ke dalam rumah untuk mengganti seragamnya dengan pakaian biasa.

setelah Sovia selesai mengganti pakaiannya Sovia kalau bergegas keluar dan menanyakan ibunya di mana,namun ketika Sovia ingin beranjak keluar seketika langkahnya terhenti karena kakak sepupunya menghadang pintu.

Terpopuler

Comments

Donny Chandra

Donny Chandra

Menggugah emosiku.

2024-02-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!