Bab 06 ; Perjalanan menuju sekolah

namun dengan cepat Sovia menolak ajakan Maya dengan alasan Sovia sudah janjian dengan temanya,semua di lakukan Sovia karena Sovia benar-benar tidak ingin melihat wajah Dika.

"maaf mbak aku gak bisa ikut karena sudah janjian dengan teman ku mau berangkat sekolah bareng dan lagi pun arah sekolahan ku dengan aras ke rumah mbak Maya berlawanan".

Maya mencoba memahami alasan Sovia,lalau Maya dan Dika berpamitan kepada kedua orang tua Sovia dan juga Sovia nyusul ikut berpamitan untuk berangkat ke sekolah.

hari ini Sovia mencoba memulai hari dengan ceria seakan masalah yang sedang ia alami benar-benar tidak pernah ada,Sovia mencoba tersenyum ceria di hadapan semua orang dan ia mencoba melalui hari ini akan lebih baik dari hari yang sudah di lalu i kemarin.

di jalan terlihat beberapa pasang mata menyorotinya bahkan ada beberapa dari mereka yang berbisik tengang nya,namun Sovia tetap melanjutkan perjalanan tanpa menghiraukan mereka.

"eh liat itu Sovia selalu jalan kaki ketika berangkat sekolah pada hal setahu ku tadi malam kakaknya bermalam di rumahnya bahkan membawa mobil mewah,masak iya hanya sekedar mengantarkan Sovia ke sekolah tidak mau".

beberapa dari mereka mencoba menyala kan kompor agar Sovia sedikit kepanasan,namun Sovia hanya menganggap bahwa mereka hanya tahu apa yang mereka lihat bukan dari kenyataannya yang sebenarnya terjadi,jika mungkin mereka mengetahui semua maka mereka akan menyala kan kompor dengan api yang sangat membesar agar keluarga Sovia terbakar habis.

Sovia tidak setega itu melihat keluarganya hancur karena gibahan dari mulut mereka,maka saat ini yang Sovia lakukan sudah benar menurutnya,cukup diam dan tidak menanggapinya,biarkan mereka menyalakan kompor dengan api sedang yang bisa Sovia gunakan untuk menghangatkan tubuhnya yang dari hari kemarin berubah menjadi beku karena perbuatan Dika dan juga perlakuan di sekolah.

kaki kecilnya terus melangkah tanpa henti menuju sekolah yang jaraknya lumayan agak jauh dari rumahnya,suasana pagi hari ini terasa sedikit berbeda dari hari kemarin tidak terlalu banyak orang yang ber lalu lalang bahkan Sovia juga tidak melihat kakek yang kemarin menasihatinya,biasanya pagi-pagi sekali kakek tersebut sudah ada di kebun,namun kali ini Sovia benar-benar tidak menemukannya.

akhirnya Sovia benar-benar sampai di sekolah seperti biasa ia menyapa pak satpam dengan ramah,lalu melanjutkan perjalanan menuju kelas sesampainya di kelas Sovia di kejutkan dengan beberapa siswi yang suka membuli Sovia sedang duduk di bangku masing-masing,tak biasanya mereka berangkat lebih awal dari pada Sovia.

kalau Sovia masuk dan duduk di bangku nya sendiri,Sovia pikir mereka akan berbuat jahil kepadanya namun di luar dugaan mereka justru berbuat baik kepadanya.

sungguh kejadian hari ini di luar dugaan Sovia,mereka yang tadinya sangat membenci dan suka bully Sovia kini berubah drastis menjadi sangat baik kepada Sovia..

"hay Sovia tumben berangkat tidak lebih awal dari kami?...oh ya kamu sudah sarapan belum kalau belum yuk sarapan bareng kita".

bujuk salah satu dari mereka,mungkin mereka benar-benar ingin berdamai dengan Sovia atau malah menyusun sesuatu rencana jahat kepada Sovia.

"em....emang boleh bergabung dengan kalian?...apa aku gak salah lihat ini?.."

jawab Sovia sambil bergambar tubuhnya seakan di sambar pancaran cahaya kehidupan di masa depan,namun Sovia harus waspada jika memang mereka hanya mengelabui Sovia.

"ya boleh dong kan kamu juga teman kami satu kelas masak makan bareng kamu gak boleh,oh ya sekalian kami semua minta maaf ya jika selama ini kami sering jahat kepada mu".

dengg....jawaban dari salah seorang dari mereka cukup membuat Sovia kagum dan kegirangan,sebenarnya di luar sepengetahuan Sovia ke empat anak tersebut telah menyusun rencana jahat untuk Sovia,namun Sovia pikir mereka memang benar-benar sudah berubah.

Sovia memiliki beberapa kesamaan sikap seperti ibunya yang mudah percaya dengan omongan orang,namun bedanya Sovia dengan ibunya adalah sifat diamnya,Sovia tak pernah banyak bicara,sedangkan ibunya hal sepele pun ia katakan sampai semua orang tau.

tanpa berpikir panjang Sovia lalu bergabung dengan mereka,sampainya mereka di kantin,masing-masing dari mereka memesan makannya dan minuman sementara Sovia juga ingin memesan beberapa makanan,namun Sovia tau uangnya tidak akan cukup untuk sekedar memesan mie ayam,Sovia hanya memesan minuman saja dan beberapa makanan ringan.

"loh Sovia kamu kok tidak memesan makanan?..kenapa?..pesan saja nanti aku yang bayar sebagai permintaan maaf dari kami sekarang kami yang telaktir kamu makan".

melihat Sovia yang tidak kunjung juga memesan makanannya akhirnya salah seorang dari mereka berdiri dan memesan kan makanan untuk Sovia.

entah apa yang sedang mereka rencanakan tentu bukan hal baik untuk Sovia dan terlihat salah seorang dari mereka membisikan sesuatu di telinga penjaga kantin tersebut lalu tak selang beberapa lama akhirnya pesanan datang.

mereka pun siap menyantap pesanan masing masing,namun lain dari Sovia yang terlihat sangat kepedasan akibat sambal yang terlalu banyak.

melihat Sovia kepedasan mereka pun tertawa bahagia,karena rencana mereka untuk mengerjai Sovia berhasil,setelah melihat Sovia kepedasan tidak satu pun dari mereka memperbolehkan Sovia menengguk segelas air dan mereka memaksa Sovia menghabiskan makanannya.

"Sovia sayang itu makanan ya gak kamu habiskan,cepat habiskan sebelum kami menghukum mu".

mendengar ancaman dari teman-temannya akhirnya Sovia hanya berani nurut dan menghabiskan makanannya setelah itu Sovia berlari menunju toilet,mereka yang melihat Sovia benar-benar puas untuk hari ini,tidak cukup sampai di situ saja ketika Sovia berada di toilet mereka menguncinya di dalam toilet.

Sovia yang menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan pintu kamar mandi lalu berusaha membukanya,namun tidak juga terbuka,akhirnya Sovia berteriak minta tolong,namun alhasil tidak ada satu pun orang yang mendengar teriakan Sovia.

kini Sovia benar-benar melewatkan pelajaran sekolah sampai jam sekolah usai,Sovia tak menyangka ternyata rencana mereka kali ini benar-benar membuatnya terutama abis-abisan.

setelah jam sekolah usai siswa-siswi pun pulang ke rumah masing-masing,namun tidak dengan Sovia yang masih terkunci di toilet hanya bisa menangis dan meratap di dalam kamar mandi.

sebenarnya pak satpam mulai curiga kenapa dari tadi tidak melihat Sovia keluar dari kelasnya pada hal tadi pagi ia melihat Sovia masuk sekolah,namun pak satpam tidak ke pikiran untuk memeriksa ruang kelas dan sekeliling kelas,karena ia mengira mungkin Sovia sudah pulang di jemput oleh orang tuanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!