Bab 15 ; Ketakutan Sovia.

Setelah semua siswa dan siswi siap mengerjakan soal ujian lalu pak guru memperbolehkan mereka pulang,setelah mereka menyiapkan doa pulang dan mengucapkan salam maka untuk hari ini kegiatan belajar mengajar di sekolah telah selesai.

seperti biasa Sovia pulang dengan berjalan kaki karena ayahnya jika siang masih berada di ladang tempat ia bertani.

perjalanan Sovia masih tetap seperti hari-hari yang telah berlalu,namun Sovia masih tetap saja bersemangat meski banyak keterbatasan di antaranya Sovia tidak bisa bergaya seperti teman-temannya.

rasa syukur tetap ada dan Sovia tidak pernah mengeluh karena keterbatasan ekonomi ini.

sepanjang jalan tetap ia susuri dengan penuh semangat meskipun sang matahari tidak dapat memberi keteduhan dengan bangganya matahari terus saja memberi penampilan yang memukau seluruh penghuni dunia di waktu siang hari.

setelah Sovia sedikit lagi sampai di rumah,langkahnya di hentikan karena ada mobil yang menghadang perjalanannya.

betapa terkejut nya Sovia ternyata yang keluar dari mobil tersebut adalah Dika,buru-buru Sovia ingin menghindari Dika,namun beberapa warga yang melihatnya lalu mengatakan bahwa ia harus ikut Dika supaya cepat sampai ke rumah.

sepertinya kali ini tidak ada alasan Sovia untuk menolak,dengan wajah yang muram dan terpaksa Sovia masuk ke dalam mobil.

setelah berada di dalam mobil Sovia melihat sepertinya jalan yang mereka tempuh bukanlah jalan menuju rumah Sovia.

dengan sigap Sovia bertanya sebenarnya ia mau di bawa kemana dan Dika menjawab dengan ekspresi sedikit seram membuat Sovia sedikit cemas ia takut justru Dika akan melakukan hal yang sama seperti yang telah ia lalukan pada Sovia .

"sebenarnya aku mau di bawa kemana sih kak?...ini bukan arah jalan pulang ke rumah ku,nanti pasti ibu mengkhawatirkan ku".

melihat banyak pertanyaan dari Sovia membuat Dika semakin murka dan mempercepat laju mobil sampai membuat Sovia ketakutan.

"tinggal ikut saja apa susahnya sih,lagian cuman ke rumah ku karena Maya yang meminta".

setelah menjawab dengan nada tinggi lalu Dika melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

sebenarnya Dika tidak tau kalau sebenarnya Sovia baru saja pulang dari rumah sakit,bahkan saat ketemu Bram yang sedang membelikan makanan untuk Sovia dan ibunya saja Dika enggan bertanya atau sekedar menyapa.

setelah sekitar satu jam akhirnya mereka benar-benar sampai di rumah Dika,yang ternyata kondisinya sangat berantakan bahkan botol-botol bekas minuman kerasa berserakan di mana-mana dan Sovia sendiri tidak melihat keberadaan Maya dan juga anaknya.

padahal tadi alasan Dika Sovia di haruskan ikut karena permintaan dari Maya,tapi kenyataannya yang dikatakan Dika hanyalah tipu daya Dika agar Sovia masuk dalam perangkapnya.

bagaikan pasir di hempas ombak dan impian terkikis karena ombak,membuat Sovia tidak habis pikir dulu ia sangat membanggakan kakak sepupunya,bahkan ia sempat berharap kakak sepupunya tidak akan pernah berubah masih seperti yang dulu,namun kenyataannya semua harapan itu hilang setelah Dika menikah.

impian Sovia ingin menjadi seperti kakaknya yang menjadi pengusaha yang sukses dan berlaku dermawan terhadap seluruh masyarakat yang selalu terlihat sopan,tapi semua seketika terhempas setelah Sovia mengetahui sifat asli Dika.

kecewa pasti ada dalam benaknya karena Sovia telah pernah mengidam-idamkan kakak sepupunya sebagai laki-laki yang baik tapi ternyata suka memakai topeng kebohongan.

setelah sampai di dalam rumah Sovia di tarik dan di paksa masuk ke dalam kamar sampai Sovia menjerit ketakutan,namun Dika tidak sama sekali menghiraukan,Dika tetep saja menarik Sovia sampai terhempas di atas ranjang.

"ampun kak aku gak mau,jangan sakiti aku,aku mohon aku masih ingin sekolah dan ngejar mimpiku".

semakin Sovia merengek maka semakin keras Dika menyiksanya,karena Sovia berkali-kali menolak akhirnya Dika menendangnya sampai Sovia tersungkur,tak sampai di siti saja setelah Sovia tersungkur Sovia lalu di pecut menggunakan sabuk sampai kakinya memar.

setelah Sovia tidak lagi memiliki kekuatan untuk melawan baru lah Sovia di angkat dan di letakan di atas ranjang dengan tersipu darah yang ada di tubuh Sovia mulai membasah i seprai.

"pokoknya kamu harus nurutin kemauanku jiak kamu tidak ingin dirimu terluka,dan kamu juga harus siap melayaniku sebagai pengganti istriku,paham!!!!..."

bentak Dika sampai membuat Sovia benar-benar ketakutan dan harus menahan semua sakit yang telah di lakukan Dika.

kembali Sovia menjerit ketika Dika ingin membuka paksa baju Sovia,untungnya teriakan Sovia sempat di dengar tetangga yang sedang asyik duduk berkumpul di depan rumah.

"eh itu siapa yang berteriak minta tolong?..."

"kayaknya berasal dari rumah Dika"

"bukannya kemarin Maya bilang mau ke rumah orang tuanya?.."

"eh iya ya...dari suaranya kayak buka suara Maya"

"apa kita lapor pak RT saja?..."

"bisa juga tu buat jaga-jaga jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan".

akhirnya warga pun berbondong-bondong ke rumah pak RT untuk di ajak melihat kedalam rumah Dika.

setalah mendapat persetujuan dari pak Rt,Mereka mulai bergegas menuju rumah Dika,sesampainya di rumah dika betapa terkejutnya mereka yang di suguhkan dengan ke adaan rumah yang sangat berantakan ,semakin jauh mereka berjalan masuk meraka juga di kagetkan bekas bercak darah yang menuju kamar.

"Assalamualaikum,maaf mas Dika kami terpaksa menerobos masuk ke rumah mas Dika,karena tadi warga mendengar ada yang minta tolong".

mendengar suara pak Rt dari balik pintu Dika menjadi semakin panik lalu Dika memaksakan Sovia masuk kedalam almari baju milik Maya sampai Sovia harus merasa sekak karena tidak ada lubang untuk bernafas.

setalah sekiranya Dika berhasil menyembunyikan Sovia,lalu Dika membuka pintu dan berpenampilan seakan tidak terjadi apa apa.

"walaikumsalam dari mana bapak-bapak sekalian mendengar suara minta tolong?...kan dari kemarin saya di rumah sendirian".

lalu sedikit dari mereka merasa curiga jika memang tidak terjadi apa-apa tidak mungkin kan jika ke adaan rumah berantakan dan juga ada bercak darah di lantai,mereka menyangkan Dika telah melakukan KDRT kepada Maya.

"tapi mas jika tidak terjadi apa apa kenapa rumah mas Dika berantakan dan juga ini ada bercak darah apa mas?.."

Dika mencoba menutup-nutupi semua yang ia sembunyikan agar mereka tidak curiga.

"oh itu kemarin saya dan teman-teman saya sedang berkumpul bareng ya jadi nya berantakan rumahnya dan kalau bercak darah ini adalah bercak darah ayam yang mau saya potong untuk di masak,tapi saya tidak tau caranya jadinya ya berceceran darahnya".

melihat ekspresi Dika yang terlihat ketakutan membuat meraka semakin curiga,namun mereka tidak berani bertindak lebih jauh karena memang bukan wewenang dan tugas mereka,hanya bisa memastikan tidak terjadi masalah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!