Bab 08 ; Pertanggung jawaban

setelah menunggu hampir setengah jam akhirnya kedua orang tua Sovia di perbolehkan masuk untuk menunggu pasien di dalam ruang rawat,setelah di perbolehkan masuk kedua orang tua Sovia langsung masuk ke dalam,betapa ter iris nya hati kedua orang tua Sovia yang melihat Sovia terbaring lemas.

ibu dengan sabar membelai rambut putrinya dengan penuh kasih sayang,berharap putrinya segera sadar dan berkata bahwa Sovia akan terus berjuang untuk sembuh.

setelah menemani istrinya Bram lalu berpamitan kepada istrinya untuk mengambil uang tabungan yang selama ini ia kumpulkan untuk membangun rumah,namun dengan terpaksa ia harus membongkarnya sekarang untuk biaya rumah sakit.

"bu...ayah pulang dulu ya mau ngambil sesuatu nanti ayah kesini lagi".

 di iring anggukan dari istrinya lalu Bram keluar dari ruangan Sovia,di perjalanan pulang Bram selalu berdoa semoga anaknya tidak kenapa-napa dan ngedumel di dalam hati sambil terus menyalahkan pihak sekolah yang teledor dalam mengawasi siswa-siswinya.

jarak rumah sakit dengan rumahnya untung saja tidak terlalu jauh,akhirnya tak selang beberapa lama akhirnya Bram sampai di depan pintu rumahnya dengan langkah tergesa-gesa Bram langsung menuju kamar dan mencari tabungannya yang akan ia gunakan untuk biaya rumah sakit.

setelah cukup rumahan lama Sonia menunggu putrinya sadar,akhirnya Sovia sadar juga dengan tatapan kosong Sovia melihat ke sekeliling sudut ruangan jelas sedikit bingung Sovia karena berada di ruangan ini yang tadinya ia berdiri di dalam toilet dengan sebuah harapan akan ada orang yang membantunya,namun saat itu yang Sovia rasakan hanyalah khayalannya dan tidak mungkin terjadi.

"Alhamdulillah akhirnya kamu sadar juga nak,ibu sangat khawatir dengan mu".

menyadari ada suara ibunya Sovia baru lah benar-benar tersadar dari tatapan kosongnya,Sovia semakin bingung menatap ibunya yang matanya terlihat sembab karena terlalu lama menangis.

"iya bu...ibu kenapa?..kok sepertinya banyak beban yang di pikirkan bu?.."

menangapi pertanyaan dari putrinya,Sonia hanya menjawab dengan senyuman dan membelai rambut Sovia.

"udah ya nak jangan pikirkan macam-macam dulu yang penting kamu sembuh dulu oke sayang..."

lalu Sovia mencoba bangkit dari baringnya,namun seketika Sovia ingin mengangkat tubuhnya,tiba-tiba Sovia merasakan sakit luar biasa dari perutnya sampai Sovia tidak bisa menahan nya dan berteriak kesakitan.

ibu yang melihat ekspresi wajah putrinya menjadi semakin panik di tambah lagi dari jeritan Sovia sampai membuat ibu bingung mau melakukan apa ,tanpa pikir panjang Sonia berlari mencari keberadaan dokter,ketika Sonia sedang berlari-lari tak sengaja ia berpapasan dengan suster yang kebetulan mau mengecek keadaan Sovia.

"susss..tolongin anak saya dia berteriak kesakitan,tolong in sus saya tidak ingin terjadi apa apa kepada anak saya tolong bantuannya sus".

setelah mendengar permintaan Sonia,suster lalau bergegas menuju ruang dokter dan memberikan tahukan ada pasien darurat.

dokter yang melihat dan mendengar penjelasan suster mulai bergegas mengambil tindak lanjut dan menuju ruang tempat Sovia di rawat dan seketika dokter terkejut melihat kondisi Sovia yang merintih kesakitan.

setelah itu dokter mulai memeriksa ke adaan pasien dan memberi beberapa obat penenang untuk Sovia,ketika Sovia mulai tenang dan stabil dokter segera keluar ruangan dan memberi tahu Sonia bahwa Sovia harus segera di rujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap.

"maaf bu boleh ikut ke ruangan saya sebentar ada beberapa hal yang harus sampaikan kepada ibu".

lalu langkah dokter seketika di ikutin oleh ibu Sonia dan seketika sampai di ruang dokter seperti biasa ibu Sovia di suruh duduk dan di minta agar bisa lebih tenang agar dokter lebih leluasa menjelaskan tentang keadaan Sovia.

"begini bu...ibu harus tenang,sabar dan terus berdoa kepada Allah semoga Sovia tidak apa apa dan bisa segera sembuh,mengenai perkembangan dan kondisi Sovia kami menyarankan agar Sovia di rujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap di banding kami,bukannya kami tidak mau melayani bu...ini demi kebaikan Sovia juga".

kegelisahan tampak jelas di wajah ibu Sonia karena ia dan suaminya pasti tidak memiliki cukup uang untuk merujuk Sovia,namun demi kesembuhan Sovia ibunya harus berani mengambil tindakan lanjut terhadap kondisi putrinya,lalu ibu Sovia mengiyakan saran dari dokter tersebut dan segera dokter membantu untuk menghantar kan Sovia ketempat rumah sakit rujukan nya.

sementara itu ayah Sovia tidak kunjung datang padahal tadi pamitnya ingin mengambil uang tabungan di rumah,namun sampai satu jam ini ayah Sovia tak kunjung datang kembali ke rumah sakit membuat ibunya menjadi semakin khawatir.

dengan langkah tegas dan berani ternyata Bram mendatangi sekolah Sovia,dari kejauhan tampak beberapa teman Sovia yang suka membuli Sovia sedang mengamati langkah Bram dan sesampainya di ruang guru kalau Bram segera mengucapkan salam sebagai tamu yang menghormati tuan rumahnya.

seketika langit yang tadinya bersinar cukup cerah dan angin sepoi-sepoi menyapa kini berubah menjadi awan mendung di sertakan dengan kilat yang seakan ingin menyala-nyala dan menyambar semua guru yang ada di dalam ruangan tersebut.

dengan sopan seorang guru menyambut kedatangan Bram dan mempersilahkan Bram untuk masuk,setelah Bram duduk dengan sedikit ketenangan langsung saja Bram mengatakan maksud dan tujuannya ia datang ke sekolahan ini.

"maaf bapak,ibu jika kehadiran saya mengganggu waktu bapak dan ibu sekalian,saya datang kemari karena saya ingin meminta penjelasan tentang apa yang terjadi dengan Sovia anak saya,sebelum saya lanjutkan penjelasan saya,saya ingin bertanya ada kan di antar kalian menyadari apa yang terjadi kepada anak saya kemarin?..."

mendengar pertanyaan dari ayah Sovia lalu salah seorang dari mereka angkat bicara ya itu wakil kelas Sovia,mengatakan bahwa Sovia kemarin dalam ke adaan baik-baik saja tapi di saat jam pelajaran di mulai ia memang tidak melihat keberadaan Sovia.

"sebenarnya apa yang terjadi kepada Sovia pak?..kemarin saya lihat ia berangkat ke sekolah dalam ke adaan baik-baik saja malah justru saya lihat Sovia mulai mau bergaul dengan teman-temannya,tapi di saat jam pelajaran di mulai saya tidak menemukan Sovia berada di dalam kelas ketika saya tanya i keberadaan Sovia tidak satu pun teman-teman ya mengetahui" .

setelah mendengar penjelasan wali kelas,Bram semakin murka terhadap guru-guru yang tidak bertanggung jawab atas siswinya.

"bapak ingin tau apa yang terjadi kepada anak saya?..,anak saya di kurung di dalam toilet sampai jam sekolah usai dan tidak hanya itu anak saya juga sepertinya di paksa makan makanan pedas yang di mana Sovia sendiri tidak bisa memakannya hingga sampai saat ini Sovia sedang terbaring lemah di rumah sakit,lalu di mana tanggung jawab kalian sebagai seorang guru?.."

mendengar penjelasan Bram dengan emosi yang melunjak-lunjak membuat semua guru yang ada di dalam rungan tersebut seakan tersambar petir tanpa henti.

"bapak tenang kami sebagai guru minta maaf atas keteledoran kami dan kami pasti akan menyelesaikan masalah ini dan bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Sovia".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!