Ares melewati ruang lobi di mana ia samar mendengar beberapa karyawan sempat berbisik tentang karyawan baru yang berwajah rupawan.
"Cih dasar murahan, rambut gondrong tak terurus dan badan bertato, kalian sebut tampan" cicit hati Ares kesal karena mereka pasti sedang membicarakan Arkhan.
Pria bertubuh tinggi tegap berjalan berringan dengan Doni, Arkhan bertekad untuk memulai rencananya, kali ini ia ingin fokus pada tujuan hidupnya yaitu membuat Kinan mempercayainya bahwa ia bukan lagi seorang remaja badboy yang urakan dan tanpa masa depan, ia akan berusaha mematutkan diri untuk di perhitungkan dan pantas di jadikan pendamping hidup, Arkhan yakin hati Kinan msih bisa ia gapai, meski janji pernikahan sudah terucap tapi Arkhan tahu pernikahan seperti apa yang kini Kinan jalani.
"Tuan silahkan Tuan Arkhan cermati semua file-file ini, semua data hasil produksi perusahaan Dd, Corp.tersimpan, di sini juga tercatat semua hambatan dan penanggulangan yang bisa kita lakukan dalam suatu masalah, semua bisa Tuan pelajari di berkas ini."
"Baik Pak Don...terima kasih."
"Kalau Tuan ada pertanyaan silahkan hubungi saya."
"Baik Pak...."
Doni pun mengangguk lalu pergi dari ruangan yang sudah di persiapkan untuk arkhan.
Sesaat Arkhan memindai ruangan yang cukup besar, satu set sofa untuk menerima tamu, juga meja sudut tempat menaruh sebuah vas berisi anggrek bulan, tapi ruangan itu masih tampak kosong.
Tok tok tok.
"Masuk."
Seorang wanita cantik bertubuh bahenol bak gitar spanyol dengan berkas yang ia dekap di dadanya masuk ke ruangan Arkhan.
"Selama pagi pak Arkhan, perkenalkan saya Rini, saya di tugaskan untuk menjadi sekertaris Pak Arkhan dan ini berkas dari Pak Ares untuk Bapak pelajari"
Arkhan diam mematung, siapa yang telah mengirim mahluk menggoda iman ini ke ruangannya.
"Ehm baik tapi saya tidak mau ada orang lain di ruangan saya" ujarnya tegas.
"B baik Pak..saya akan berada tetap di ruangan saya di samping ruangan Bapak" jawab Rini dengan senyum masam.
"Hmm itu lebih baik" jawab Arkhan dingin, ia tak ingin pekerjaannya di ganggu oleh Rini, karena ia yakin wanita itu hanya mengandalkan kelebihan bentuknya sedang otaknya mungkin biasa saja.
"Cih..dari caramu merekrut karyawan maka akan terlihat bagaimana isi otakmu" cicit hati Arkhan geram pada Ares.
Kini semakin banyak tugas yang harus Arkhan pelajari setumpuk berkas belum ia baca di tambah file dari Rini.
Apapun akan aku lakukan demi kamu Kin.
Cukup lama Arkhan berkutat di meja kerjanya, otaknya seakan ingin meledak, melihat tulisan angka juga diagram ataupun prosentase yang sulit masuk di otaknya.
Drrt drrt.
"Ya Ayah..."
"Bagaimana tugasmu,apa kau mengalami kesulitan?"
"Ehm sebenarnya aku bisa mengatasinya Yah tapi ...aku mau seorang asisten untuk membantuku."
"Oke akan Ayah cari seseorang untukmu."
"Oiya Yah...aku minta laki-laki, jangan kau kirim wanita tipe apapun itu di dekatku...aku tak menyukainya Yah..."
"Ha ha ha....siapa yang mengirimkanmu wanita? lagipula apa salahnya? bukankah bisa menjadi penyegar otakmu."
"Tidak ayah ..jangan.."
"Hei...apa kau masih putra ayah Heum?"
"Yah...aku masih normal Yah, tapi aku tak suka wanita seperti itu karena .."
"Oke, baik Ayah tak akan mengirimkan wanita untuk membantu pekerjaanmu, nanti akan Ayah carikan asisten yang pantas mendampingimu."
"Baik, terima kasih Yah."
Dewa menutup panggilan, ia merasa lega karena Arkhan ternyata sudah menjadi lebih dewasa, namun entah siapa yang bisa membuat si keras kepala itu kini memiliki tujuan hidup.
"Kenapa Yah ..kau sepertinya sedang bahagia?"
"Aku baru saja menghubungi putra kesayanganmu Bu, semoga saja dia memang benar-benar berubah, ku lihat dia sangat bersungguh-sungguh, karena tak pernah ada yang bisa menolak pesona Rini, Sekertaris kebanggaan Dd.Corp.kecuali Arkhan."
"Kau ...kau tugaskan Rini menjadi sekertaris Arkhan?"tanya Andita panik.
"Bukan aku Bu...tapi ku rasa Ares yang meminta wanita itu untuk mendekati adiknya, entahlah apa maksudnya ...kita lihat saja nanti apa Arkhan akan tahan godaan besar itu."
"Ah ..Ares, awas kau nak...kalau ada apa-apa terjadi pada adikmu, kau harus bertanggung jawab."
Brrmm brrm.
"Yah...itu seperti suara mobil Ares, kenapa ia pulang jam segini?"
"Entahlah Bu.."
Terdengar langkah sepatu melewati ruangan, langkah Ares panjang menghampiri kedua orang tuanya.
"Ayah...hari ini aku minta ijin untuk mengajak Kinan melihat apartemen kami."
"Kenapa memangnya Res?"
"Aku ingin mengajak istriku tinggal di sana Bu."
"Apa kau setuju Kin?" tanya Andita pada Kinan yang kebetulan mendekati mereka.
"Kalau aku ikut di mana Mas Ares saja Bu."
Andita tersenyum haru, sikap Kinan sungguh hormat dan patuh pada suaminya meski ia tak melihat sirat cinta di mata wanita manis itu.
"Kalau begitu kau bersiaplah kita berangkat sebentar lagi."
Kinan mengangguk lalu kembali ke kamar untuk mengganti bajunya.
"Oiya Yah aku sudah menugaskan sekertaris Rini untuk membantu Arkhan, ku rasa dia akan membutuhkannya."
"Tapi dia menolaknya Res, bahkan dia minta pada Ayahmu untuk mencari seorang asisten pria untuk membantu pekerjaannya" sela Andita.
Mata Ares membulat, bagaimana bisa adiknya yang badboy itu menolak Rini, prima dona Dd.Corp.
"Ah ..mungkin dia belum kenal Rini Bu...mana ada lelaki yang bisa me..."kalimat Ares tak selesai karena ia kini membeku saat melihat Kinan turun dari kamarnya di lantai atas.
Dengan setelan kulot berwarna nude dan rambut yang ia jepit setengah membuat Kinan terlihat lebih manis, di tambah tas selempang hitam kecil membuat penampilan sederhananya kian mempesona.
"Wah ..menantu Ibu memang cantik ...tak salah Ayah memilihmu nak, cepatlah beri kami cucu..."bisik Andita lirih di telinga Kinan, sontak wajah oval putih itu kini memerah dan salah tingkah.
Uhhkk uhukk.
"Ada apa ...kau batuk?" tanya Ares terkejut.
"T tidak ...mari kita berangkat Mas."
Kinan menyalami Dewa dan Andita lalu berjalan mendahului Ares.
"Kau jaga istrimu baik- baik, jangan sampai kau menyakiti hatinya."
"Baik yah...kami berangkat."
Ares tertegun saat melihat Kinan ternyata sudah duduk di dalam mobilnya.
"Sialan bukankah seharusnya aku yang bersikap dingin" umpat Ares dalam hati.
Dalam perjalanan sesekali Ares melirik ke sampingnya, hatinya mencelos karena Kinan begitu tenang.
"Apa kau keberatan kalau kita pindah ke apartement?"
"Aku akan ikut ke mana pun suamiku berada, meski ke lobang semut pun selama di antara kita masih ada ikatan sah ....maka tak ada yang bisa menghalangiku."
"Dasar muka dua" umpat Andre lagi geram di hatinya.
"Apa kau tak merasa ada yang tertinggal di mansion?"
"Tidak...ah ..aku mungkin saja akan merasa kesepian nanti, tak ada Ayah dan Ibu ..juga para pelayan yang selalu menemaniku kala aku sendiri, dan oiya aku belum pernah bertemu dengan adikmu."
"Benarkah kau belum Pernah bertemu Arkhan?"tanya Ares penuh selidik.
"Sungguh ..aku sama sekali tak pernah melihatnya, aku pun penasaran seperti apa Arkhan adikmu itu, apakah sama seperti Arkhan sahabatku."
Alis Ares mengerut mendengar kalimat Kinan yang terdengar aneh.
"Seperti apa Arkhan teman mu itu?"
"Ehm dia anak baik, juga setia kawan dan sangat perhatian pada teman-temannya, meski ia hidup dalam kesederhanaan dengan neneknya tapi dia selalu berusaha membuat temannya bahagia"
"Maksudku wajah dan tubuhnya seperti apa?"
"Dia..tinggi, putih, hidungnya mancung,rambut ikal gondrong dan matanya tajam, bibirnya merah dan..."
"Cukup...dari mana kau tahu kalau dia hidup dalam kesederhanaan, apa kau pernah ke rumahnya?"
"Tidak, dia sederhana karena setiap hari ia hanya memakai kaos putih polos yang sudah kusam bahkan ada lobang di beberapa bagian, dia hidup berdua dengan neneknya, karena kedua orang tuanya tinggal di kota juga abangnya...dan kalau pergi kemana- mana dia hanya pakai motor butut.
Ares diam memandang jalan di depannya, jadi selama ini Arkhan menyembunyikan identitasnya dengan baik, bahkan Kinan mengira adiknya hanya orang biasa.
"Oiya dua juga bertato di pinggangnya...."pekik Kinan polos.
Ciiiittt....!!!
Beruntung Seat Belat terpasang sempurna hingga bisa menahan tubuh Kinan yang terhempas ke dashboard saat Ares tiba-tiba menge rem mobil.
"K kau pernah melihatnya telanjang.....??"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments