Dewa mengerutkan kedua alis dan menatap putra bungsunya dengan intens seakan ingin menyelami kedalaman hati Arkhan, apa yang membuat si keras kepala akhirnya luluh dan mau ikut bergabung ke perusahaanya.
"Aku tak ingin perusahaan yang ku bangun dengan susah payah hanya menjadi ajang tempat bermainmu" ucap Dewa tegas.
"Aku berjanji akan berusaha untuk belajar dan memajukan perusahaan seperti apa yang Ayah inginkan, aku pastikan jika dua bulan hasil produksi perusahaan tak mengalami kenaikan maka aku akan kembali ke rumah nenek dan akan selamanya mengikuti jejak nenek."
Dewa mengela nafas berat, dari sirat mata Arkhan memang ia lihat kesungguhan dan nyala semangat yang ia harap.
"Baiklah ..mulai besok kau bisa langsung bekerja dan untuk sementara asisten Doni akan mendampingimu sampai kau menguasai apa yang harus kau lakukan."
Arkhan mengangguk lalu pergi meninggalkan Dewa, dari sudut matanya ia melihat pintu kamar Ares masih tertutup rapat.
"Sedang apa kau di dalam Kin? Keluarlah..aku rindu padamu" cicit hati Arkhan lirih.
Duduk di ruang makan beberapa menit berharap bisa melihat sang pujaan keluar kamar namun Arkhan hanya menelan pil pahit karena Kinan mungkin sudah tertidur dengan Ares.
Namun lima belas menit kemudian hatinya bersorak gembira karena mendengar deru suara mesin memasuki garasi mansion dan ia tahu itu mobil yang membawa Ares pulang dari kantor.
Dengan langkah cepat ia menuju kamarnya yang berada di ujung lalu menutup pintu dengan menyisakan sedikit celah agar ia memiliki ruang untuk bisa mengintip kedatangan sang kakak.
Seringai puas tampak dari bibir Arkhan saat melihat tampilan sang kakak yang lusuh dan wajah kusam.
"Teruslah tampilanmu seperti itu sampai saatnya aku merebut Kinan dari sisimu" ucap Arkhan dalam hati lalu mengunci pintu dengan perlahan.
Pagi hari seperti biasa semua berkumpul untuk sarapan, tak terkecuali Kinan.
"Ayo makan yang banyak Kin...ku lihat makanmu sangat sedikit."
"Iya Bu ..terima kasih, ini makan ku bahkan sudah lebih banyak dari biasanya Bu.."jawab Kinan jujur dengan senyum manis, Ares hanya bisa menelan ludah kasar saat melihat dari sudut matanya.
"Maaf Bu ..Yah, aku berangkat dulu, ada meeting pagi ini."
"Hmm ...oiya mungkin adikmu mulai hari ini akan membantumu, kau bimbing dia ..."
"A...hah, kapan dia datang? dan kenapa tiba-tiba bocah keras kepala itu mau mengurusi perusahaan?"
"Entahlah...ayah pun heran melihat dia datang tadi malam dan bilang kalau ia ingin bekerja di perusahaan Ayah."
"Hmm di mana dia sekarang?"
"Sudah berangkat tadi pagi Res, Ayah suruh dia datang lebih awal agar asisten Doni bisa lebih leluasa mengajarinya" sela Andita lembut.
Ares melirik Kinan tajam tapi istrinya tetap tenang bahkan acuh dengan pembicaraan mereka.
"Pintar juga kau bersandiwara Kin" batin Ares sambil merapatkan rahangnya.
Empat puluh menit akhirnya ia pun sampai di perusahaan dan hal pertama yang ia lakukan adalah mencari Arkhan.
Lebih dari satu jam Arkhan mencari sosok sang adik namun ternyata nihil.
"Bagaimana Fin? Apa kau sudah bertrmu dengan bocah itu?"
"Belum Tuan...saya tak melihat Tuan Arkhan."
"Coba kau tanyakan pada asisten Doni karena ayah menyerahkan Arkhan pada tanggung jawabnya."
Berani-beraninya kau menyusul Kinan, apa kau masih berharap akan merebutnya dariku, hm...apapun yang sudah ku miliki maka tak akan ku lepas, jangan harap kau bisa mendapatkannya kembali.
Sementara itu di mansion, Kinan sunguh merasa kesepian, ternyata rumah besar nan megah itu tak menjamin kebahagiaan seseorang, semua pelayan sibuk dengan tugas masing-masing, Anindita mertuanya pun tak ada di mansion karena sedang bertemu dengan para sahabatnya.
Kinan duduk menyendiri di tepi kolam memandang indahnya ikan warna-warni di dalam kolam.
Taman yang di penuhi banyak tanaman bunga anggrek maupun bunga hias lain membuat suasana menjadi asri dan nyaman.
"Non Kinan mau minum susu atau jus?" tanya salah seorang pelayan ramah.
"Ehm tak usah bi ...nanti aku ambil sendiri."
"Tidak ..jangan Non, kami di sini di tugaskan untuk melayani semua penghuni rumah ini, termasuk Non Kinan."
"Ehm baiklah ....aku minta teh hangat saja Bi."
"Baik Non..."
"Bi tunggu..., aku mau tanya."
"Tanya apa itu Non?"
"Apa adik Mas Ares baru datang? memang selama ini dia tinggal di mana Bi?"
"Oh ..Tuan Arkhan, dia sebelumnya selalu tinggal di rumah neneknya, semua bujukan Tuan dan Nyonya agar tinggal di mansion ini tak pernah ia mau, dia hanya mau tinggal bersama neneknya, dia juga sangat susah di atur, sikapnya semaunya, eh ..tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Tuan Arkhan datang dan mau bekerja di perusahaan Tuan Besar, kami semua merasa bersyukur ...karena Tuan Muda Arkhan sebenarnya berhati lembut dan hangat, hanya saja dia masih muda jadi masih ingin kebebasan mungkin" jelas sang bibi panjang.
Kinan hanya menganggukan kepalanya, ia jadi merasa penasaran seperti apa adik Ares yang memiliki nama seperti sahabatnya di kampung yaitu Arkhan.
Sedang apa kau di sana Khan, maaf aku tak memberitahumu tentang pernikahanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments