Draft

"Kinan apa maksudmu tidak ingin pernikahanmu di rayakan? Itu adalah impian semua para gadis, dan itulah saat di mana kita bisa buktikan kalau kau pun bisa mendapatkan seorang suami yang kaya raya bahkan melebihi mereka..."protes Caca kesal.

"Maaf Bu ..tapi aku tak menginginkan pesta itu aku hanya ingin pernikahan kami sah di mata hukum dan agama"jawab Kinan lirih.

"Toh nantinya juga kami akan berpisah"sambung Kinan tapi hanya dalam hati.

Caca hanya mendengus kesal, kemauan Kinan sangat keras ..hilang sudah impiannya menjadi bintang perbincangan para ibu-ibu tetangganya, Harapan Caca hanya bisa membuktikan putrinya meski sudah dewasa tapi masih bisa mendapatkan suami tampan dan berharta melebihi menantu-menantu mereka.

Caca berjalan dengan hentakan kaki keras menuju dapur, bahkan Kinan masih meminta untuk mengajar di sekolahnya, sedangkan ia tahu sendiri gajih seorang pengajar tak seberapa.

Di tempat lain Ares dengan wajah lesu dan mata merah sibuk memerintah Alfin untuk menyiapkan acara janji nikah yang akan di lakukan tiga hari lagi.

"Fin Lu urus semua perlengkapan surat-surat juga pilih gaun pengantin yang paling bagus, dan jangan lupa kau undang semua kolega terdekat kita ."

"Baik Tuan..tapi untuk baju pengantin bukankah Mbak Kinan tidak ingin resepsi yang meriah bahkan dia tak ingin mengundang para guru dan sahabatnya di acara besok."

"Dia tak mengundang rekan sejawatnya, tapi aku mau mengundang sahabat dan rekan bisnisku, aku mau semua tahu kalau sekarang aku sudah menikahinya, meski hanya pesta kecil tapi aku ingin yang sempurna untuk istriku."

Kalimat yang sebenarnya Ares tuju pada adiknya sendiri, bukan hanya pada Arkhan kemarahannya ia tujukan namun pada seorang wanita yang telah menghianatinya secara sembunyi-sembunyi.

Flash back on.

Waktu menunjukan pukul sebelas malam kala Ares mendatangi hotel mewah di mana Emma telah menunggunya, sengaja ia memajukan pertemuan tanpa sepengetahuan kekasihnya, yang sejatinya esok hari tapi Ares sengaja datang malam ini untuk memberi kejutan pada Emma.

Karena rasa rindu yang membuncah di dadanya Ares dengan sebuah buket bunga cantik datang ke lantai di mana kamar Emma berada.Namun di dalam lift, percakapan seseorang dengan kawan bicaranya di ujung telepon membuat darahnya mendidih.

"Sayang aku sudah sampai di lift, kau bersiaplah...Oke pakai yang warna merah ehmm hmm .....kamarmu sembilan belas kan?..oke sayang, aku rindu permainanmu, rindu bibirmu dan rindu tubuhmu....ya sayang.ahh kenapa kau tidak menerima lamaranku saja dan memilih pria dingin itu sayang ...kurasa aku jauh lebih memuaskanmu sayang ..., baiklah oke .."

Ares sengaja berdiam saat pria itu keluar, rahang Ares mengembung dengan mata menyala merah, ia sama sekali tidak salah dengar, pria itu menuju kamar sembilan belas di mana Emma menginap, rupanya kekasihnya itu sengaja mengundang pria lain ke kamarnya karena mengira Ares baru datang esok hari.

Tangan Ares mengepal keras bahkan buket bunga di tangannya sudah tak berbentuk lagi.

Dan di dalam mobil yang terparkir di lantai dasar hotel, Ares duduk menahan sakit hatinya, himpitan batu besar seakan menindih tubuh membuatnya sesak dan tak berdaya.

Hingga pukul tiga pagi Ares masih terjaga di dalam mobil dan matanya kembali melihat sosok pria bertubuh tegap yang semalam ia jumpai di dalam lift.

Kini jelas sudah Emma telah menghianatinya.

Flash back off.

Ares menelungkupkan tubuhnya di atas meja kantor, semalam ia tak memejamkan matanya semenit pun hanya untuk memastikan apakah benar dugaannya, dan ternyata memang kenyataan pahit yang harus ia terima.

Dan Alfin lah yang kini merutuki nasibnya karena agenda hari ini terpaksa banyak yang batal, beberapa meeting, juga rapat internal Ares batalkan secara tiba-tiba.Di tambah tugasnya untuk mengurus semua persiapan pernikahan atasannya itu.

Rasanya ingin Alfin menghilang dari muka bumi agar bisa terhindar dari masalah yang harus ia hadapi akibat ulah sang Bos.

Tiga hari semuanya harus siap, itulah yang Ares minta pada Alfin.

Jika Ares sedang kacau maka berbeda dengan Arkhan yang terus tersenyum mengawasi Kinan yang sedang memetik daun teh, lewat teropong jarak jauh yang di milikinya Ares bisa leluasa mengamati sang pujaan dari jendela kamarnya.

"Dah Lu samperin aja bu Kinan dan minta ia putuskan pertunangannya lalu lu lamar ..beres kan, katakan sejujurnya kau sungguh-sungguh mencintainya dan ingin dia menjadi bini lu..."cecar Andy yang santai tiduran di sofa panjang di kamar itu.

"Tak semudah itu bro, Lu tahu sendiri..gue masih pengangguran mana mau Kinan ...meski apapun akan gue lakuin asal dia bahagia."

"Hei bro ...bangun, apa Lu lupa Lu siapa ...lu punya harta melimpah yang bahkan di makan tujuh turunan pun tak akan habis, kau tak perlu bekerja pun pundi-pundi rupiah sudah mengalir ke rekeningmu dan lu akan bahagia dengan Bu Kinan."

"Tapi dia pekerja keras bro ..kurasa dia tak ingin melihat suaminya menganggur dan hanya mengandalkan harta kekayaan orang tuanya, Kinanku bukan gadis biasa...dia istimewa Ndy."

"Iya ..iya gue tahu, tapi apa Lu akan merelakan Bu Kinan menikah dengan orang lain dan yang Gue dengar dia lelaki yang kaya raya, seorang pengusaha muda sukses bro ...Lu bisa menyingkirkan saingan berat Lu heh ..?"

"Tenang mereka baru tunangan...gue akan menyusun rencana dengan matang, dan akan ku pastikan Kinan tetap menjadi milikku."

"Ck...keburu di sambar orang baru tahu rasa Lu..."

"Eh ..mereka pulang, gue antar dia dulu Bro..."

Andy hanya menggelengkan kepalanya saat melihat Arkhan pergi dengan motor butut untuk mengantar Kinan.

"Mau pulang Kin?" sapa Arkhan yang sengaja memperlambat laju motornya di sebelah rombongan para pekerja pemetik teh.

"Hei Khan....iya aku mau pulang, oiya rumahmu di mana? katanya dekat sini?"tanya balik Kinan membuat Arkhan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Ehm di balik bukit ini Kin" jawabnya lirih.

"Ayo aku antar pulang..."sambung Arkhan mengalihkan pembicaraan.

"Ah nggak enak sama yang lain Khan."

"Tidak apa-apa ..aku sekalian mau ke warung, kan satu jalan ke rumahmu."

Akhirnya Kinan membonceng Arkhan setelah berpamitan pada ibu yang lain.

Hembusan angin sepoi-sepoi menerpa wajah Kinan, aroma wangi tubuh Arkhan menyeruak indra penciumannya, meski kaos sederhana bahkan terdapat lubang kecil di beberapa bagian tapi aroma parfum Arkhan sangat wangi.

"Khan ..boleh aku kapan-kapan lihat rumahmu?"tanya Kinan.

"Ehm b boleh ..."

"Apa kamu emang lahir di desa ini Khan?lalu kemana ayah dan ibu mu?"

"Aku lahir di kota, ayah dan ibu di sana juga kakakku, di sini aku tinggal bersama nenek."

"Oh ..kau punya kakak?"

"He eum ..laki-laki ."

Kinan memanyunkan bibirnya, Arkhan tersenyum tipis, dari kaca spion ia bisa melihat bibir mungil Kinan mengerucut manis dan menggemaskan.

"Kapan aku bisa menikmati bibirmu Kin?" cicit Arkhan dalam hati.

Sementara itu Ares mengepalkan tangannya kencang hingga buku-buku tangannya memutih, anak buah yang ia suruh untuk mengawasi Kinan mengirimkan poto kebersamaan calon istrinya itu dengan Arkhan.

Senyum bahagia terlihat sangat mempesona bahkan saat bersamanya tak pernah sekalipun Ares menikmati senyum Kinan.

"Brengsek, masih berani kau pergi berdua dengan lelaki lain di belakangku...bahkan saat pernikahan kita hanya tinggal beberapa hari lagi, dasar semua wanita sama saja brengsek."

Episodes
1 Badboy
2 Tangis Kinan
3 Arkhan Dwi Darmawangsa
4 Cesil dan Raka
5 Kinan Ratu Pangesti
6 Makan Malam
7 Wanita Malang
8 Mencintaimu dengan Brutal
9 Ngungsi
10 Dewa Darmawangsa
11 Teguh Sahabatku
12 Draft
13 Besan Andita
14 Seyakin itu
15 Janji Suci
16 Siapa Gadis itu
17 Nama yang Sama
18 Tato di Pinggang
19 Bila Saatnya Tiba
20 Kau Mengalihkan Dunaiku
21 Lepaskan Dia
22 Si Dewa Perang
23 Ratu Ku
24 Andai Saja
25 Menjadi yang Terbaik.
26 Jangan Baper
27 Terlalu Hangat
28 Suami Tampanku
29 Hanya Untukku
30 Bahaya Besar
31 Obat Dingin
32 Dia Adik Iparmu
33 Bukti Kuat
34 Saingan Terberat
35 Satu Syarat
36 Bolehkah
37 Persiapkan Dirimu
38 Menyebut Pria Lain
39 Terlalu bodoh
40 Lakukan dengan Perlahan
41 Semua Untukmu
42 Menjadi Miliknya
43 Kurang Buaya
44 Tidak Tulus
45 Candu
46 Wanitaku
47 Perpisahan
48 Emily
49 Sedikit Posesif
50 Harapan yang Salah
51 Hormati Aku
52 Level Lima
53 Suka Duka Kita Bersama
54 Guru Privat
55 Waktu yang Lama
56 Makan Siang
57 Cincin
58 Maaf
59 Aku Pecat
60 Pelecehan
61 Cara Lain
62 Cerita Lalu
63 Selesaikan Cerita Lalumu
64 Belum Melupakannya.
65 Rahasia
66 Kakak Ipar
67 Panggil aku Emma
68 Ghea
69 Tak Berani Berharap
70 Dua Pilihan
71 Lima Puluh Kali Lagi
72 Janjiku
73 Pulanglah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Badboy
2
Tangis Kinan
3
Arkhan Dwi Darmawangsa
4
Cesil dan Raka
5
Kinan Ratu Pangesti
6
Makan Malam
7
Wanita Malang
8
Mencintaimu dengan Brutal
9
Ngungsi
10
Dewa Darmawangsa
11
Teguh Sahabatku
12
Draft
13
Besan Andita
14
Seyakin itu
15
Janji Suci
16
Siapa Gadis itu
17
Nama yang Sama
18
Tato di Pinggang
19
Bila Saatnya Tiba
20
Kau Mengalihkan Dunaiku
21
Lepaskan Dia
22
Si Dewa Perang
23
Ratu Ku
24
Andai Saja
25
Menjadi yang Terbaik.
26
Jangan Baper
27
Terlalu Hangat
28
Suami Tampanku
29
Hanya Untukku
30
Bahaya Besar
31
Obat Dingin
32
Dia Adik Iparmu
33
Bukti Kuat
34
Saingan Terberat
35
Satu Syarat
36
Bolehkah
37
Persiapkan Dirimu
38
Menyebut Pria Lain
39
Terlalu bodoh
40
Lakukan dengan Perlahan
41
Semua Untukmu
42
Menjadi Miliknya
43
Kurang Buaya
44
Tidak Tulus
45
Candu
46
Wanitaku
47
Perpisahan
48
Emily
49
Sedikit Posesif
50
Harapan yang Salah
51
Hormati Aku
52
Level Lima
53
Suka Duka Kita Bersama
54
Guru Privat
55
Waktu yang Lama
56
Makan Siang
57
Cincin
58
Maaf
59
Aku Pecat
60
Pelecehan
61
Cara Lain
62
Cerita Lalu
63
Selesaikan Cerita Lalumu
64
Belum Melupakannya.
65
Rahasia
66
Kakak Ipar
67
Panggil aku Emma
68
Ghea
69
Tak Berani Berharap
70
Dua Pilihan
71
Lima Puluh Kali Lagi
72
Janjiku
73
Pulanglah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!