Besan Andita

Kinan hanya diam mendengarkan Caca terus berceloteh bahagia setelah mendapat kiriman baju beberapa setel untuknya juga Raka dan Cesil, tak hanya baju,sepatu dan sendal cantik pun mereka dapatkan, Ares telah mengirimkan lewat anak buahnya untuk mengantar ke kediaman Kinan.

"Wah ..gaunnya pas di badan aku, flatshoes nya juga cocok, duh cantiknya..."

"Ibu juga sama Sil...memang calon kakak iparmu itu sangat perhatian dan teliti, semua pemberiannya pas di tubuh kita."

"Iya benar Bu..jas untukku juga sangat bagus dan nyaman di pakai, aku terlihat jauh lebih tampan"celoteh Raka sambil mematutkan diri di depan cermin.

"Kamu tidak coba gaunmu Kin?"

"Tidak usah Bu ..besok saja sekalian, aku sudah cape dan ngantuk."

"Ya udah sana tidur, ingat di hari pernikahan nanti kau harus terlihat cantik, jaga tidur dan makanmu jangan sampai nanti wajahmu layu dan kusam."

"Iya Bu..."

Caca tersenyum lega lalu mengirim pesan pada Alfin karena telah mengirimkan hadiah untuk mereka.

Kinan pun pergi ke kamarnya dengan langkah lesu tanpa semangat.

"Rencana apa yang sedang kau jalankan mas....setinggi apa aku akan kau lambungkan hingga nanti kau menghempaskanku ke dasar jurang paling dalam" rintih batin Kinan.

Semakin mendekati hari H, hati Kinan semakin kosong dan tak bersemangat, berbeda dengan ibunya yang hari ini sudah mempersiapkan diri untuk pergi ke salon untuk mempercantik diri agar di acara esok bisa tampil paripurna.

"Mbak..kenapa Mbak Kinan tidak ke salon seperti ibu?"

"Tidak Ka...toh besok hanya acara slamatan saja, dan Mbak tak ada uang untuk ke salon, lagian kalau ada uang pun rasanya sayang...lebih baik untuk membeli keperluan yang lebih penting."

"T tapi ibu punya uang banyak lho mbak...dari Tuan yang kemarin datang ke sini, apa mbak Kinan tidak di kasih?"

Kinan menggeleng pelan, ia memang melihat kala calon mertuanya itu memberikan uang dalam jumlah yang banyak pada ibu tirinya untuk keperluan masak acara selamatan esok, tapi Kinan tidak meminta sepeserpun, biarlah ibu dan adik-adiknya yang menikmati.

Seharian Kinan hanya di rumah saja, ibunya yang melarang bepergian, pamali kalau calon pengantin masih pergi keluar rumah.

"Kin ..kamu tidak ke kebun teh?" pesan dari Arkhan membuatnya menghela nafas panjang, hanya pemuda itu yang selalu perhatian padanya meski ia tahu perasaan Arkhan tapi Kinan tetap menganggap sebagai adiknya tak lebih, entah apa nanti kalau pemuda itu tahu kalau esok ia akan menikah.

"Tidak Khan, lagi males..."

"Apa kau sakit?"

"Tidak.."Kinan tersenyum, Arkhan selalu cemas kalau sehari saja tidak melihatnya.

"Semoga kau mendapatkan gadis yang bisa menerimamu Khan, maafkan aku..."ucap Kinan lirih.

Berkali-kali Arkhan mengungkapkan perasaannya dan berkali-kali pula ia menolak dengan halus,Kinan tak mau jalinan persahabatan mereka rusak karena perasaan sementara.

Kinan sadar diri...jarak usia mereka terlalu jauh, dan di hatinya memang tak ada perasaan istimewa pada Arkhan.

Di tempat lain di sebuah teras rumah sederhana beberapa orang pemuda tengah berkumpul, ada yang bermain gitar dan ada pula yang bersenandung.

"Woy ...teman Lu kenapa tuh..muka kusam amat, kaya baju nggak kena setrikaan satu tahun" tanya Ujo pada Andy sambil menunjuk ke arah Arkhan dengan dagunya.

"Tau...lagi hancur..."

"Hancur...hancur hatiku..."

"Hancur ...hancur hatiku...."

Sambung beberapa pemuda lain kompak, merasa tersindir tapi Arkhan tetap acuh karena memang begitulah jika mereka sedang berkumpul.

"Lu nggak pulang Bro ..tadi gue lihat Nenek Iliana pergi di jemput mobil ayah Lu" cicit Andy.

"Nggak, males, paling urusan bisnis."

"Bang ...laper bang, nasinya udah habis" seorang bocah berumur sekitar sepuluh tahun keluar dari rumah dengan tangan memegang perutnya.

"Udah beli mie aja di warung mak Odah sono..."

"Ck ..lu adik di kasih makanan instant terus, nih Ri...beli nasi goreng atau sate aja ..jangan Mie" Arkhan menyodorkan selembar uang lima puluh ribu pada bocah kecil itu.

"Wah ..makasih Bang Arkhan....oiya beli berapa porsi bang? Abang mau juga?"

"Nggak ..buat Lu aja sendiri, abang Lu juga udah makan tadi di rumah Gue, kembaliannya buat Lu jajan."

"Oke abang ganteng, terima kasih banyak bang...semoga abang selalu di beri kesehatan dan apa yang abang cita-cita kan tercapai bang..."

"Aamiin..."jawab Arkhan cepat.

"Dih ..lu di sogok duit gocap doang do'a nya panjang banget, sama gue kagak pernah..."protes Andy yang tak di hiraukan Ari adiknya.

"Mungkin dia harus tahu apa cita-cita Gue, agar do'a nya lebih spesifik lagi"ujar Arkhan dengan senyum smirk.

"Memiliki bu Kinan ..itu kan cita-cita Lu? Dasar kampret..."sambar Andy.

Entah pukul berapa kumpukan pemuda itu membubarkan diri karena Arkhan pulang setelah hampir jam satu, beruntung rumah Andy tak jauh dari rumah nenek Iliana karena hanya membutuhkan waktu lima belas menit.

Dan pagi yang cerah pun datang, namun tak se cerah hati Kinan karena dua buah mobil sudah menunggunya untuk berangkat ke rumah Ares yang beberapa jam lagi Sah menjadi imamnya.

Wajah riang Caca, Raka dan Cesil tak se riang wajah Kinan, itu terlihat jelas oleh Alfin lewat kaca spion tengah, membuat pria itu bertanya-tanya dalam hati.Apakah Kinan merasa berat berpisah dari Arkhan, atau ada hal lain yang membuatnya bermuram durja.

Dua jam perjalanan sampailah mereka di sebuah bangunan rumah besar dan megah, tak henti keluarga kecil itu berdecak kagum melihat kediaman calon suami Kinan.Rumah yang biasanya mereka lihat di sinetron televisi kini berada tepat di depan mereka.

"Silahkan masuk Bu ..Non Kinan" sapa seorang pelayan membungkuk hormat.

Mereka pun masuk sambil tangan tak lepas saling berpegangan.

Kinan menelan ludah kasar karena rumah besar tersebut sudah di dekorasi sedemikian rupa untuk pesta malam nanti.

"Selama datang calon besan?perkenalkan saya ibunya Ares, Anindita" sapa seorang wanita cantik tinggi semampai.

Kinan menyalami dengan takzim, wajah cantik alami dengan hidung mancung serta mata indah berhias bulu mata lebat dan lentik.

Sungguh memang Ares perpaduan antara Dewa dan Anindita, namun bibir wanita itu tampak akrab dan sering ia lihat, namun entah siapa pemiliknya Kinan lupa.

Episodes
1 Badboy
2 Tangis Kinan
3 Arkhan Dwi Darmawangsa
4 Cesil dan Raka
5 Kinan Ratu Pangesti
6 Makan Malam
7 Wanita Malang
8 Mencintaimu dengan Brutal
9 Ngungsi
10 Dewa Darmawangsa
11 Teguh Sahabatku
12 Draft
13 Besan Andita
14 Seyakin itu
15 Janji Suci
16 Siapa Gadis itu
17 Nama yang Sama
18 Tato di Pinggang
19 Bila Saatnya Tiba
20 Kau Mengalihkan Dunaiku
21 Lepaskan Dia
22 Si Dewa Perang
23 Ratu Ku
24 Andai Saja
25 Menjadi yang Terbaik.
26 Jangan Baper
27 Terlalu Hangat
28 Suami Tampanku
29 Hanya Untukku
30 Bahaya Besar
31 Obat Dingin
32 Dia Adik Iparmu
33 Bukti Kuat
34 Saingan Terberat
35 Satu Syarat
36 Bolehkah
37 Persiapkan Dirimu
38 Menyebut Pria Lain
39 Terlalu bodoh
40 Lakukan dengan Perlahan
41 Semua Untukmu
42 Menjadi Miliknya
43 Kurang Buaya
44 Tidak Tulus
45 Candu
46 Wanitaku
47 Perpisahan
48 Emily
49 Sedikit Posesif
50 Harapan yang Salah
51 Hormati Aku
52 Level Lima
53 Suka Duka Kita Bersama
54 Guru Privat
55 Waktu yang Lama
56 Makan Siang
57 Cincin
58 Maaf
59 Aku Pecat
60 Pelecehan
61 Cara Lain
62 Cerita Lalu
63 Selesaikan Cerita Lalumu
64 Belum Melupakannya.
65 Rahasia
66 Kakak Ipar
67 Panggil aku Emma
68 Ghea
69 Tak Berani Berharap
70 Dua Pilihan
71 Lima Puluh Kali Lagi
72 Janjiku
73 Pulanglah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Badboy
2
Tangis Kinan
3
Arkhan Dwi Darmawangsa
4
Cesil dan Raka
5
Kinan Ratu Pangesti
6
Makan Malam
7
Wanita Malang
8
Mencintaimu dengan Brutal
9
Ngungsi
10
Dewa Darmawangsa
11
Teguh Sahabatku
12
Draft
13
Besan Andita
14
Seyakin itu
15
Janji Suci
16
Siapa Gadis itu
17
Nama yang Sama
18
Tato di Pinggang
19
Bila Saatnya Tiba
20
Kau Mengalihkan Dunaiku
21
Lepaskan Dia
22
Si Dewa Perang
23
Ratu Ku
24
Andai Saja
25
Menjadi yang Terbaik.
26
Jangan Baper
27
Terlalu Hangat
28
Suami Tampanku
29
Hanya Untukku
30
Bahaya Besar
31
Obat Dingin
32
Dia Adik Iparmu
33
Bukti Kuat
34
Saingan Terberat
35
Satu Syarat
36
Bolehkah
37
Persiapkan Dirimu
38
Menyebut Pria Lain
39
Terlalu bodoh
40
Lakukan dengan Perlahan
41
Semua Untukmu
42
Menjadi Miliknya
43
Kurang Buaya
44
Tidak Tulus
45
Candu
46
Wanitaku
47
Perpisahan
48
Emily
49
Sedikit Posesif
50
Harapan yang Salah
51
Hormati Aku
52
Level Lima
53
Suka Duka Kita Bersama
54
Guru Privat
55
Waktu yang Lama
56
Makan Siang
57
Cincin
58
Maaf
59
Aku Pecat
60
Pelecehan
61
Cara Lain
62
Cerita Lalu
63
Selesaikan Cerita Lalumu
64
Belum Melupakannya.
65
Rahasia
66
Kakak Ipar
67
Panggil aku Emma
68
Ghea
69
Tak Berani Berharap
70
Dua Pilihan
71
Lima Puluh Kali Lagi
72
Janjiku
73
Pulanglah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!