"Apa baju ini juga kurang cocok dibadan saya Pak?" tanya Kinan lembut pada pria yang nasih tampak diam mematung melihat Kinan muncul dari ruang ganti.
"A ehm t i tidak Mbak Kinan...baju itu sangat cocok buat Mbak Kinan, sudah cukup ayo kita berangkat, Tuan Ares sudah menunggu kita."
Dengan dress payung sebatas betis dan potongan lengan sebatas siku membentuk tubuh ramping Kinan bak boneka hidup, kulit putihnya yang terbiasa tertutup kini terekspos nyata, sebenarnya agak risih bagi Kinan yang terbiasa memakai kulot panjang juga atasan longgar kini harus memakai gaun pas di badannya sesuai yang asisten tunangannya itu anjurkan.
Sepanjang perjalanan Kinan tak banyak bicara, ke hangatan dan sifat ramahnya seakan menghilang, entah kenapa tiba-tiba Ares me mintanya untuk bertemu hingga menyiapkan gaun cantik dan memoles wajahnya sedemikian rupa sedangkan itu sangat jarang ia lakukan.
"Mbak Kinan sudah makan?" pertanyaan yang membuat Kinan mengerutkan alisnya lalu menggeleng pelan.Ares mengajak Kinan untuk makan malam tapi ia menyuruh asistennya menjemput pagi-pagi, lalu apakah ia harus menahan lapar hingga nanti saat makan malam.
"Kalau begitu kita makan dulu Mbak, masih cukup lama jam makan malam dengan Tuan Ares nanti"
"Bagaimana baiknya saja Pak.."
Alfin melirik Kinan yang duduk di kursi penumpang, sikapnya sangat sopan meski ia hanya seorang asisten tapi Kinan selalu menundukan kepala hormat padanya.
Di sebuah kedai sederhana Alfin menepikan mobil untuk mengisi perut, sekarang pukul tiga sore, jadi masih harus menunggu beberapa jam lagi untuk makan malam.
Drrt drrt.
"Kau di mana?"tanya Ares singkat lewat pesan yang ia kirim.
Senyum smirk terbit dari bibir Alfin setelah mengirimkan poto Kinan yang sedang duduk menunggu pesanan.
Apa kau masih berniat memutuskan tali pertunanganmu dengan bidadari ini Bos.
Alfin sesekali mencuri pandang ke arah Kinan yang sedang menikmati makannya, wajah cantiknya menarik perhatian banyak pengunjung lain, tatapan para lelaki buaya tak berkedip melihat Kinan, bahkan yang memiliki pasangan pun seakan hilang ingatan kalau di sebelahnya sang pacar sedang melotot karena kesal.
Rambut lurus sebahu Kinan kini berhias jepitan cantik yang di sematkan di atas telinganya menambah kesan imut dan manis bak wajah remaja yang menjelang dewasa, jika yang tidak mengenal Kinan pasti akan mengira kalau umurnya masih belasan tahun.
"Mbak Kinan tidak suka makanan seperti ini ya...?"
"Ah ..saya apa saja suka Pak? Hanya nahan sedikit, takut nanti kebanyakan jadi makan dengan pak Ares perut sudah penuh."
Alfin hanya menganggukan kepalanya mengerti.Mereka pun melanjutkan perjalanan setelah menyelesaikan makan siang yang terlambat itu.
Rasa kantuk menyebabkan Kinan tertidur hingga kemacetan jalan pun tak ia sadari.Berkali-kali Alfin melirik ke ponselnya yang ia letakan di kursi kosong samping kemudi, tak biasanya atasannya itu tak membalas kiriman poto nya, karena Alfin ingin tahu bagaimana reaksinya melihat wajah imut menggemaskan Kinan.
Sementara di ruang kerjanya, Ares terus melihat grafik di laptop yang menunjukan hasil produksi bulan ini kebun klapa sawit miliknya, senyumnya terbit karena keuntungan seperti biasa naik beberapa persen, begitu juga dengan perolehan keuntungan hasil penjualan real estate yang berada di pinggiran kota yang baru di bangunnya, lokasi yang ia pilih sengaja tak terlalu ramai namun masih bisa menjangkau rumah sakit, sekolah dan pasar dengan waktu singkat karena pemukiman yang masih sejuk lah yang sedang di minati para konsumen.
Pundi-pundi rupiah akan semakin banyak masuk ke rekeningnya, tentu saja akan membuat Ares semakin cemerlang di mata sang ayah, Dewantara Darmawangsa.
"Aku tak akan pernah mengecewakanmu ayah, lihatlah yang sudah ku peroleh, pasti kau akan bangga padaku" Ares membatin dengan satu sudut bibir melengkung.
Drrt drrt.
"Tuan ...sudah sampai di mana anda sekarang, sudah satu jam lamanya kami menunggu di restoran X,apa Tuan terkena macet?"
Mata Ares membulat kala melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukan pukul sembilan lebih, ia sungguh lupa dengan janjinya, sedangkan waktu yang di butuhkan untuk ke resto kurang lebih tiga puluh menit.
Ares bergegas membereskan meja kerjanya, ia memang di kenal sebagai pria yang workaholic, ia sering lupa makan bahkan lupa waktu jika sudah berhadapan dengan laptop kerjanya.
Drrt drrt.
"Haissh tak sabar sekali kau Fin ..." ucap Ares lalu mengambil ponsel untuk membalas panggilan yang ia kira asistennya namun senyumnya terbit kala melihat nama di layar ponsel.
"Halo honey ...apa kabarmu sayang, tumben kau hubungi aku, apa kau rindu padaku?"
"Ck ..memangnya aku tak boleh menghubungi kekasihku sendiri heum? Tentu saja aku rindu honey...aku rindu sekali dengan ketampanan kekasihku ini..karena itu aku menghubungimu."
Ares tersenyum melihat wajah Emma yang cemberut tapi menggemaskan.
"Oh Emma ..ingin sekali aku memelukmu sayang, berapa lama lagi kontrakmu akan habis? Aku ingin kita segera menikahimu honey..."
"Ehm ...entahlah sayang kurasa jadwal tahun ini pun sudah ku tanda tangani semua...aku tak tega mengecewakan pelangganku...mereka selalu menolongku kala aku dalam sepi job dan kini saat mereka membutuhkanku masa iya aku menolaknya sayang."
Senyum Ares tiba-tiba surut lalu menghela nafas panjang, sudah berapa kali Emma selalu mengundur kepulangannya hanya agar tak mengecewakan manajernya, dan selalu saja Ares maafkan dengan tulus.
"Atau ...bagaimana kalau pertengahan tahun ini kita bertemu?" tanya Emma bersemangat.
"Benarkah? Sungguh?"
"Heum, aku akan ajukan cuti khusus untukmu? Kita nikmati libur bersama."
"Oke sayang ..aku tunggu kedatanganmu muuachh, aku tak sabar bertemu dengamu."
"Hmm me too...aku ngantuk sayang ...besok kita sambung lagi oke?"
"Hmm oke ...bye my love."
Drrt drrt.
"Ohh..shitt.." Ares mengumpat keras karena jam sudah menunjukan pukul sebelas kurang beberapa menit dan Alfin pasti kesal sudah menunggunya berjam-jam.
"Sorry Fin ...katakan pada Kinan, makan malamnya di tunda untuk malam ini, tadi ada urusan yang sangat mendesak dan nggak bisa aku tinggal."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments