"Mau ke mana kalian Khan...hati-hati sedang musim penghujan membuat jalanan licin"tanya seorang wanita tua yang masih terlihat gurat kecantikan di wajahnya yang sudah keriput.
"Biasa nek, cucu kesayanganmu ini ingin melihat bidadarinya...sudah kangen setengah hidup karena satu minggu tidak melihatnya" jelas Andy jujur membuat lengannya terpaksa mendapat hadiah cubitan tangan Arkhan.
"Kami pamit Nek..."
"Hm jangan sampai pulang larut malam Khan..., usahakan makan di rumah, nenek tunggu kalian."
"Baik Nek..."
"Siap Nek.."
Andy memacu Rubicon hitam milik Arkhan, dengan lihai melewati bukit yang di penuhi tanaman teh di sepanjang jalan yang merupakan milik sang nenek.
Andy memang sahabat sekaligus supir dan merangkap asisten Arkhan.Mereka bersahabat semenjak duduk di bangku sekolah menengah Pertama karena Arkhan sekolah Dasar di Jakarta.Pria baby face itu merupakan cucu kesayangan dari nenek terkaya di kampung Suka Damai.
"Ayo cepat sebelum jam pelajaran selesai..."
"Ck iya ...iya..nggak sabar banget lu ketemu sama Bu Kinan."
"Cerewet Lu..., awas kalau sampai kita telat, uang bonus Lu bulan ini hangus."
"Beres Bro..."
Arkhan membuang matanya ke arah pemandangan di sisi jalannya, indahnya hamparan bukit hijau tak dapat menghibur suasana hatinya yang sedang di landa rindu.
Satu minggu sudah ia tak bertemu sang pujaan karena terpaksa menuruti perintah sang Ayah yang memintanya untuk menghadiri acara pertunangan sang kakak.Beruntung pada hari H dia bisa lolos dari acara membosankan itu dengan alasan perutnya terasa melilit hingga membuatnya harus memainkan sandiwara orang yang sedang terkena diare.
"Bro ..kok aneh ya..." cicit Andy tak membuat perhatian Arkhan teralihkan.
"Bro....tadi kita lewat dua sekolahan dan semua sepi" ulang Andy.
Arkhan masih acuh hingga kalimat Andy membuatnya tersentak.
"Bro kita terlambat...!!"cicit Andy lirih.
"Hah...apa heh, lu jangan bercanda Ndy,gue lagi nggak mau main-main..."
Andy memasang wajah pasrah dan jakunnya bergerak jelas kala ia menelan ludah yang terasa pahit kala Arkhan menarik kerah bajunya.
Glek.
"K kita terlambat, gue baru ingat kalau hari ini adik Gue juga pulang sekolah lebih awal karena ini hari terakhir masuk dan mulai besok anak-anak libur akhir semester."
Arkhan menghempas kerah baju Andy kasar.
"Lu punya mulut, tahu gunanya untuk apa?"tanyanya kesal.
"Untuk makan..."
"Apalagi...?"
"Untuk ciuman..."Arkhan mendengus kesal mendengar jawaban jujur yang keluar dari mulut sahabatnya itu.
"Apa tak ada guna yang lain selain itu?"
"He he...untuk bicara."
"Lalu kenapa tidak kau gunakan mulutmu untuk bicara kalau hari ini anak-anak pulang awal ?bonus bulan ini hangusss....mampus Lu"ujar Arkhan kesal, kini hanya Andy yang pasrah karena bulan ini tidak jadi mengajak adiknya pergi ke mall.
"Gue nggak mau tahu pokoknya Lu harus cari di mana Kinan ku sekarang berada."
"Ck kenapa nggak tunggu aja di rumah nya bro.."
"Ogah...Gue nggak mau lihat wajah nenek lampir itu, lagian Kinan pasti masih ngajar les privat di hari terakhir sekolah."
"Kalau gitu ayo kita ke rumah anak itu."
Pletak.
"Aawwh...atiit"Andy mengusap keningnya yang terasa kebas karena sentilan Arkhan, pria berwajah baby face itu mendengus kesal karena yang jadi masalah adalah ia tidak tahu di mana rumah anak tersebut.
"Ehm bagaimana kalau kita makan dulu bro...sambil memikirkan bagaimana cara mencari bu Kinanmu."
Arkhan menggelengkan kepalanya, memang benar apa yang di katakannya kalau guna mulut adalah untuk makan, baru saja mereka sarapan dua jam yang lalu tapi kini Andy sudah bercicit lapar.
Rubicon pun meluncur ke sebuah kedai makanan sederhana, wajah Andy penuh semangat turun dari pintu kemudi di susul Arkhan yang melangkah lesu.
"Bu nasi goreng dua porsi...special ya Bu ..jangan terlalu pedas."
"Hei gue masih kenyang..."protes Arkhan.
"Siapa bilang buat Elu..."
"Trus Lu pesen dua ..buat siapa?"
"He hee...buat persediaan kalau gue masih lapar."
Arkhan hanya diam menyaksikan Andy makan nasi goreng dengan lahap, sementara orange juice miliknya tetap masih utuh.
Suasana kedai yang tidak terlalu ramai membuat Arkhan bisa melihat lalu lalang orang yang lewat disebrang kedai.
Dan pekikan bahagia keluar dari mulutnya kala sosok yang ia rindu lewat dengan motor matic kesayangannya.
"Kinan...! Itu Kinanku ..ayo Bro cepat kita kejar."
"T tapi..na nasinya sayang di tinggal ..." rengek Andy tak rela harus menyudahi makannya yang baru setengah porsi.
"Haisst..udah nanti gue traktir lima porsi."
"Bener...?"
Akhirnya dengan cepat Arkhan berhasil mengejar matic Kinan yang tampak melambat.
"Bu Kinan berhenti bro..."
"He eum" deheman singkat menjadi jawaban Arkhan, ia pun tak tahu apa penyebab Kinan menghentikan maticnya di tengah kebun teh itu.
Dan hatinya terasa sesak kala melihat wanita pujaannya diam-diam terisak sambil berusaha mengusap air matanya yang bercucuran dari sudut mata indahnya.
"Apa yang membuatmu menangis Kin, katakan siapa yang telah menyebabkan air matamu jatuh membasahi pipi halusmu?"tanya Arkhan namun hanya ia ucap dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments