Kinan menatap pria tampan bertopi yang ternyata adalah tunangannya itu berjalan ke arahnya.
Ares terus memperhatikan Kinan dengan intens, jika yang ayahnya katakan Wanita tunangannya adalah seorang guru yang berumur lebih dari dua puluh lima tahun tapi kenapa wajahnya begitu imut bahkan ia sempat memastikan dan bertanya pada Alfin dan sempat tak percaya saat melihat bidikan kamera ponsel asistennya yang di ambil secara sembunyi-sembunyi yang Ares pikir juga kalau wajah imut Kinan karena efek filter, tapi kenapa kenyataanya wajah tunangannya bahkan jauh lebih cantik dan manis.
"Kinan..?" tanya Ares dengan wajah datar.
"Benar Tuan Ares.."
"Aku tunanganmu bukan majikanmu, jangan panggil 'Tuan'."
"Baik... Mas."
"Ayo kita pulang."
Kinan mengangguk lalu mengekor Ares.
"Bahkan permintaan maaf pun tak ia ucapkan"ujar Kinan dalam hati.
Sepanjang perjalanan keduanya tak saling mengeluarkan kata sepatah pun, sungkan untuk Ares dan enggan bagi Kinan.
Buat apa berramah tamah dengan tunangannya toh nantinya mereka juga akan putus dan tak lagi ada hubungan, jadi buat apa saling menghormati, pikir Kinan.
Drrt drrt.
"Kinan di mana kau sekarang?" pesan dari Arkhan membuat Kinan menyipitkan matanya, mungkin ia bisa menggunakan pemuda itu sedikit untuk membantunya menjalankan rencana.
"Maaf Mas, sebaiknya saya turun di sini saja, ada yang harus saya beli di toko makanan" cicit Kinan setelah membalas pesan Arkhan.
"Oke..."
"Ini semua baju yang kemarin Mas pesan, belum saya pakai, dan dress ini akan saya cuci dulu baru saya antarkan."
"Kenapa harus di kembalikan, itu sudah menjadi milikmu."
"Tidak usah mas, ini terlalu bagus untuk saya...kalau bisa mas balikin saja ke butiknya, maaf Mas" ucap Kinan sambil mengangguk hormat seraya keluar dari mobil lalu melangkah menuju ke sebuah toko di sebrang jalan, namun bukannya masuk ke dalam toko tapi Kinan justru langsung naik motor yang ternyata sudah menunggunya.
Berani sekali dia pergi dengan lelaki lain, pikir Ares dan ia tahu kalau itu bukan tukang ojek pangkalan, dari postur tubuhnya yang tinggi dan kekar juga kulit yang bersih, menandakan ia jarang terkena debu dan panasnya mentari namun sayang ia tak bisa melihat bagaimana wajah pria itu karena ia juga memakai topi untuk menutupi kepalanya.Kilatan mata Ares masih bisa melihat punggung keduanya menghilang di ujung jalan.
Kinan masih terdiam sambil menikmati rasa sesak di dadanya, rupanya Ares tak benar-benar menginginkannya, lalu apa maksudnya meminang jika nantinya mereka harus putus, kenapa tak langsung saja melamar kekasihnya saja.
Aku memang paling tak suka jika kehilangan, tapi jika kau berniat meninggalkanku maka akan ku permudah dengan caraku.
"Khan bisa kau pelankan sedikit laju motormu?" pinta Kinan dengan lembut.
Meski tak menjawab tapi Ares mengurangi kecepatan laju motornya, ada sedikit sesal kala Kinan selalu berpegang erat bahkan hampir mencengkeram pinggangnya karena takut.
Ares masih merasa kesal karena informasi yang Andy berikan tentang Kinan, ternyata selama ia pergi pulang ke rumah orang tuanya saat itulah Kinan melangsungkan acara pertunangan, Arkhan begitu terpukul mendengar berita itu namun yang membuatnya masih bisa tenang ternyata pertunangan mereka karena permintaan orang tua lelaki dan ibu tiri Kinan.
Rahang Arkhan mengeras.
Lelaki mana yang berani mengusik Kinanku.
"Khan ...kau sakit gigi?"
Arkhan menggeleng.
"Kepalamu pusing?"
Ngeeeng pak pak pak pakkk...ciittt.
Tubuh Kinan terhentak ke punggung Arkhan saat ia menghentikan motor butut Andy dengan keras namun kali ini pemuda itu tak lagi terpancing karena rasa kesal di dadanya.
"Khan kamu kenapa?" tanya Kinan heran lalu turun dari motor.
Arkhan tak menjawab hanya lirikan tajam ke arah tangan Kinan, dan benar saja ...jari manis Kinan kini telah melingkar sebuah cincin cantik bertahtakan permata.
"Dari mana cincin itu?"tanya Arkhan sinis.
"Kenapa kau tampak kesal Khan? Ada apa sebenarnya?"
"Lepaskan cincin itu, kau tak pantas memakainya."
"Apa maksudmu?....ohh jadi aku orang miskin tak pantas memiliki tunangan dari orang kaya dan terhormat, aku orang tak punya yang bahkan tak pantas kalau di jariku ada sebuah cincin mahal .."
"B bukan maksudku seperti itu Kin...a aku hanya.."
"Aku sadar Khan, aku memang orang miskin yang bahkan untuk membeli sepatu pun harus aku kumpulkan gajiku selama beberapa bulan, aku orang miskin yang bisa dengan mudah di permainkan.... aku orang miskin yang hiks hiks..."tangis Kinan akhirnya pecah kala Arkhan merengkuh tubuhnya dan memeluk erat, sesak dada yang kini Kinan rasakan, setelah penderitaan hidup yang seakan tak pernah berujung kini tunangannya pun ternyata hanya mempermainkannya saja.
Arkhan diam mematung dengan tangan terus mengusap punggung Kinan dengan lembut, ada rasa sesal yang menggelayut di dadanya.Entah apa yang membuat Kinan tiba-tiba menangis, dan Arkhan tak akan lagi menambah beban wanita yang ia cintai dengan berbagai pertanyaan tentang siapa tunangannya itu.
Perjalanan pulang kali ini hening tanpa kata, Arkhan pun hanya mengangguk kala Kinan mengucapkan terima kasih.
"Tunggu..Kin, aku sungguh tak bermaksud seperti itu aku tak pernah me..."
"Aku tahu Khan..maaf mungkin karena hatiku saja yang sedang tak baik-baik saja hingga emosiku bangkit, terima kasih aku ingin istirahat."
"Aku selalu siap mendengar jika kau ingin berbagi cerita Kin, ban bahuku selalu ada untukmu bersandar..."Arkhan ingin berteriak mengatakannya tapi tak kuasa.
Sore menjelang malam Andy dengan senandung lirih memarkirkan motor barunya yang ia dapat dari bonus Arkhan.
"Woy bagaimana? Udah lu tanyain ke Bu Kinan apa benar berita itu?"
"Heum ..benar Ndy...dia sudah tunangan dan cincin sialan itu sudah melingkar di jari manisnya."
"Sudahlah ..kau cari saja gadis lain, dia sudah menjadi milik orang bro."
"Cih ..apa kau masih belum paham siapa gue?!selama janur kuning belum melengkung di depan rumahnya maka masih layak untuk di perjuangkan, dan aku yakin Kinan tidak menyukai tunangannya."
"Hmm sok tahu aja Lu..."
Arkhan menatap sahabatnya intens lalu dengan hati-hati menceritakan tentang pertemuannya dengan Kinan siang tadi.
"Jadi ...apa yang akan lu lakukan?"
"Akan ku rebut Kinan kembali, dia hanya tercipta untukku."
Andy mendengus kesal, sahabatnya itu memang mencintai Kinan dengan brutal.
Bagaimana kau akan menolaknya jika dia begitu gila mencintaimu Bu Kinan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments