"Apa kau sudah bertemu dengannya?" tanya Dewa tegas, ia tahu Ares menolak secara sembunyi-sembunyi ia bahkan masih berhubungan dengan kekasihnya Emma.Itu Dewa ketahui dari anak buahnya yang ia sebar untuk mengawasi Ares dua puluh empat jam.
"Sudah Yah...bahkan rumahnya pun aku sudah tahu."
"Bagus...lalu kapan kau ingin pernikahanmu di laksanakan" tantang Dewa, ia yakin sekeras apa pun Ares menolak kehadiran Kinan itu semua akan percuma, pesona Kinan sangat sulit untuk di tolak.
"Secepatnya ayah..."Dewa menyeringai puas, instingnya selalu benar.
Ares berjalan keluar ruangan Dewa dengan senyum puas, kini ia merasa tenang karena dengan menikahi Kinan maka Arkhan tak akan lagi mendekati Kinan.
Kau tak akan pernah bisa mengalahkanku.
Pagi hari Kinan seperti biasa telah bersiap untuk pergi memetik teh bersama ibu-ibu lain, perbekalan pun sudah ia masukkan ke dalam tas.
Ponsel yang terus bergetar Kinan acuhkan, bahkan pesan dari Alfin asisten Ares hanya ia baca.
Entah maksud apa Ares akan datang hari ini ke rumah, jika memang hal penting kenapa dia tidak menghubunginya langsung kenapa harus melewati asistennya, batin Kinan kesal.
Suasana sejuk dan canda tawa para pemetik teh membuat hati Kinan sedikit terhibur, waktu pun seakan tak terasa hingga satu teriakan mengalihkan perhatiannya.
"Kinan ...kau di panggil Raka"ujar bu Neti.
Kinan pun menoleh lalu mendekati Raka yang masih di atas sepeda motor matic miliknya.
"Ada apa Ka..?"
"Ada tamu mbak..kata ibu, Mba Kinan di suruh pulang sekarang."
Akhirnya Kinan pulang berbonceng dengan Raka adiknya, jalanan kasar berbatu tak membuat Raka melambatkan laju motornya karena ia memang sudah terbiasa dengan alur jalan di desanya.
"Memang ada siapa Ka?"
"Ehm mereka yang dulu datang di acara pertunangan itu Mbak? Tapi ada satu pria yang ganteng ..yang kemarin tidak datang, mungkin itu tunangan Mba Kinan."
"Apa kali ini orang nya banyak?"
"Tidak hanya beberapa orang kok...ahh lihat saja nanti, pokoknya yang ganteng itu pasti calon suami mbak Kinan,"ucap Raka bangga.
Kinan hanya diam, memang ketampanan Ares sudah tak di ragukan lagi, ia tak kalah dengan para artis ternama, tubuh yang atletis dengan wajah yang terpahat nyaris sempurna, idaman para wanita tapi sayang ...memiliki hati yang busuk.
Dua mobil berjejer di samping rumah Kinan dan ia tahu salah satunya milik Ares.
Setelah membersihkan diri lalu berganti baju Kinan menuju ke ruang tamu di mana telah duduk empat orang pria yang sudah Kinan tahu yaitu Dewa, dan asistennya Doni, juga Ares dan Alfin.
Kinan menyalami ke empat pria itu dengan khidmat, dan senyum ramah selalu tersungging dari bibir mungilnya yang tipis bergelombang.
Dewa pun tersenyum hangat, ia masih ingat pertama kali bertemu dengan pak Teguh di sebuah parkiran kantor kelurahan, kala itu ia sedang di landa kekalutan luar biasa karena tas kantor tertinggal di sebuah mesin ATM yang tak jauh dari kantor kelurahan tempat Pak Teguh bekerja dan kebetulan hari itu Pak Teguh hendak menarik tunai, melihat tas tak bertuan itu pun akhirnya Teguh berinisiatif untuk membawanya pulang lalu meninggalkan secarik kertas kecil di sebelah mesin ATM yang berisi pemberitahuan alamat juga nomor ponselnya karena telah menemukan tas tak bertuan.Dewa di buat terkejut karena mengetahui masih ada orang yang sangat jujur karena di dalam tas tersebut ia menyimpan uang dolar maupun rupiah yang bila di jumlahkan bisa untuk membeli sebuah mobil merk terkenal.Dan pak Teguh tak menyentuhnya sedikitpun karena tas tersebut tanpa kunci ataupun pengaman.
Semakin besar kekaguman Dewa pada Teguh karena pria itu menolak pemberian darinya, dan sejak itulah Dewa dan Teguh pun bersahabat dekat, berkali-kali Dewa meminta Teguh untuk berpindah bekerja di kantornya namun Teguh lebih memilih tetap menjadi pegawai dengan gajih yang hanya cukup untuk makan keluarganya.itulah jujur dan ketulusan yang di miliki Teguh ayah Kinan.
Dewa terus memperhatikan gerik Kinan, ada rasa kecewa di hatinya kala melihat tak ada sedikitpun sirat kekaguman dari mata indahnya saat bertatap dengan Ares.Tak seperti semua wanita yang ia kenal, pasti selalu memandang penuh damba pada wajah mempesona Ares bahkan banyak di antara mereka yang jujur mengungkapkan rasa suka dan ketertarikan untuk di jadikan sebagai pendamping Ares, tapi tidak dengan Kinan, bahkan tatapan dingin bercampur benci yang Dewa rasakan.
"Apa yang telah membuatmu begitu membenci putraku Kin?"tanya Dewa namun ia pendam dalam hati.
Perbincangan antara dua keluarga itu berlangsung hangat, Caca tentu saja menyetujui permintaan Dewa untuk memajukan pernikahan antara Ares dan Kinan, ia sudah membayangkan acara pesta besar-besaran akan di adakan di kediamannya karena ia tahu siapa calon besannya tersebut.
Namun hati wanita paruh baya tersebut mencelos kala Kinan mengutarakan permintaannya.Bukan hanya Caca yang terkejut, Dewa apalagi Ares pun tak menduga dengan yang Kinan ajukan, namun akhirnya semua menyetujui permintaan calon mempelai wanita, karena demi apa pun Dewa tak akan melepaskan gadis seperti Kinan untuk menjadi menantunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments