"Maaf Mbak Kinan, saya minta dengan sangat, Mbak Kinan mau menolong saya, karena hanya Mbak Kinan lah yang bisa melakukannya."
"Tapi saya takut ibu akan marah kalau saya tidak pulang Pak, saya hanya ijin akan makan malam dengan Mas Ares, dan saya tidak ijin mau menginap."
"Saya ..saya yang akan bertanggung jawab Mba Kin, saya yang akan ijin pada Ibu mbak Kinan, saya mohon mba Kinan ..."Kinan menghela nafas panjang, wajah melas Alfin membuatnya iba, memang ia pun sebenarnya enggan untuk pulang karena pastilah akan jadi bahan gunjingan para ibu-ibu di waktu senggang.
Seorang gadis yang pulang larut malam dengan di antar mobil tentu akan menjadi tema menarik yang mereka bicarakan nanti.
"Bagaimana bu Kinan, saya sudah memesan sebuah kamar di hotel yang tak jauh dari restoran ini, dan besok saya sendiri yang akan mengantar Mbak kinan pulang."
"Baiklah Pak...saya akan menginap malam ini."
"Terima kasih mbak Kinan..terima kasih" ucap Alfin lega, bagaimana tidak lega kalau karirnya akan di pertaruhkan karena kesalahan Atasannya sendiri.
Tuan Besar Dewa pasti akan marah besar jika mendengar putranya telah menelantarkan tunangannya, dan berita ini tak boleh terdengar oleh Dewa, karena itu Alfin harus segera menghubungi Bu Caca, ibu Kinan dan minta ijin kalau Kinan akan menginap malam ini di kediaman Ares, bukannya bodoh, tapi Alfin hanya diam kala melhat sikap Bu Caca yang tampak sangat gembira bermenantukan Ares, maka sudah pasti ia akan mengijinkan Kinan tidur di rumah Ares.
Setelah memastikan Kinan merasa nyaman di kamar hotel Alfin pun pergi menuju apartement miliknya, namun sebelum itu ia ingin memastikan kalau Ares sudah pulang dari kantor.
Namun tatapan mata tajam Alfin menangkap sosok Ares sedang berdiri di samping mobilnya di parkiran perusahaan.
"Bagaimana, apa dia sudah pulang?" tanya Ares datar kala melihat kedatangan Alfin.
"Sebenarnya apa yang terjadi Tuan?"bukan menjawab tapi Ares malah mengajukan pertanyaan pada Ares yang membuat pria tampan itu mendengus kesal.
"Ku rasa kedatanganku tidak terlalu penting, hanya acara makan malam, bisa di ganti kapan saja."
Ingin rasanya Alfin mencekik leher pria di depannya itu namun sayang dia adalah mesin ATM nya, hanya hembus kasar yang Alfin lakukan sambil terus ber do'a untuk tetap di beri kesabaran dalam terus bekerja bersama Ares.
"Sudahlah aku cape, ngantuk....gue mau tidur di tempat Lu Fin."
Dengan santai dan tanpa perasaan Ares melangkah menuju Fortuner miliknya yang di kemudikan Alfin.
Brak, Ares menutup pintu dengan keras lalu menghempaskan pantatnya di kursi penumpang.
"M mobilnya Tuan..?"
"Biar saja, toh besok gue masuk..."
Tiga puluh menit akhirnya Alfin sampai di bangunan gedung apartemen miliknya, sebenarnya itu bukan sepenuhnya dari uangnya pr8badi karena Tuan Dewa lah yang melunasi dan memberikan padanya.
"Sudah sampai Tuan."
Dan masih dengan wajah tak berdosa Ares keluar lalu berjalan memasuki panel lift yang terbuka.
Alfin mengekor di belakang, alamat malam ini ia tak bebas melakukan aktifitasnya karena Ares adalah orang yang menderita Hyperacusis,sedikit saja suara tertangkap di indra pendengarannya maka itu akan membuatnya terbangun.
Alfin menggaruk kepalanya yang tak gatal, mungkin ia akan memikirkan untuk memasang peredam suara di kamar tamu agar suatu saat jika Ares kembali menginap maka ia akan bebas beraktifitas.
Waktu menunjukan pukul satu dini hari, namun Kinan tak juga bisa memejamkan matanya, ia tetap merasa nyaman tidur di kamarnya yang kecil.
Baru kali ini ia merasakan mewahnya tidur di sebuah suit room, dengan banyak bisnis yang di milikinya tentu saja Ares dengan mudah membayar satu suit room yang bahkan mungkin gaji satu bulan mengajar pun tak akan cukup untuk membayarnya.Bahkan pihak hotel pun mengantarkan pesanan berisi baju untuknya ganti dan itu bukan hanya satu stel tapi beberapa stel baju lengkap dengan onderdil yang pas ukuran tubuhnya.
Tapi sampai detik ini Kinan belum melihat wajah tunangannya itu secara langsung.Dan yang masih menjadi ganjalan di hatinya adalah dari mana Ares tahu tentangnya.
Entah pukul berapa Kinan bisa tertidur dan mungkin hanya beberapa jam saja ia terlelap karena alarm yang ia setel mengharuskannya bangun untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat muslim.
Drrt drrt.
"Mbak Kinan kalau mbak Kinan ingin sarapan di luar hotel tolong hubungi saya" pesan dari Alfin setelah pihak hotel mengantarkan sarapan untuk Kinan atas perintahnya.
"Tidak usah Pak ...ini sudah sangat cukup, terima kasih."
Dan senyum Kinan terbit kala emot maaf terkirim dari nomor Alfin.Ada rasa haru di hati Kinan karena asisten Ares begitu perhatian padanya, hal sekecil apapun pasti ia pikirkan dan takut membuat Kinan tak nyaman.
"Oiya nanti saya jemput tiga puluh menit lagi Mbak Kinan"
"Baik Pak...sebenarnya saya sudah siap kok."
Segera Kinan membereskan sisa makanan dan baju nya kembali ke tote bag karena ia hanya membawa tas kecil yang hanya muat untuk mukena nya saja.
Setelah memastikan tak ada yang tertinggal Kinan pun keluar,semalam menginap di kamar yang luas dan mewah dengan AC dan televisi besar juga kasur empuk super nyaman tak membuat tidur Kinan nyenyak, ia tetap merindukan kamar sempit berkasur dekilnya.
Kinan melangkah keluar dari lift lalu menuju ke lobi dan duduk di sofa kosong menunggu kedatangan Alfin.
"Tenanglah honey ..aku tetap mencintaimu sayang, aku mau menurut perintah ayah untuk bertunangan dengan wanita itu karena kau tahu sendiri, ayahku sangat murka jika perintahnya di bantah putra-putranya, aku takut ayah akan memindahkan saham lebih besar pada adiku, jadi sabarlah mungkin dua minggu lagi aku akan memutuskan pertunangan ini, lalu...kita akan segera menikah sayang....iya iya..aku tak akan pernah menyukai wanita itu, hanya kau lah pemilik hatiku honey,i love you..."
Kinan hanya memutar pandangan ke luar lobi, percakapan pria tampan di dekatnya tak sengaja ia dengar dengan jelas, dari baju yang di kenakan menandakan pria itu bukan pria biasa tapi kenapa memiliki otak seperti sampah yang bisa memperlakukan wanita se enak hatinya, malang sekali wanita yang menjadi tunangannya itu hanya di anggap sebagai batu loncatan oleh pria brengsek itu.
"Buat apa wajah tampan tapi berhati busuk"Kinan membatin.
Drrt drrt.
"Maaf mbak Kinan, saya tidak bisa menjemput Mbak Kinan, tadi Tuan Ares minta beliau yang akan menjemput Mbak Kinan, sekarang beliau sudah menunggu di depan lobi memakai topi hitam."
"Oke baik Pak Alfin, terima kasih."
Meski cukup kesulitan Kinan melangkah keluar dari lobi dengan menenteng tote bag di kedua tangannya, tapi tak butuh waktu lama untuk mencari sosok tunangannya yang bertopi hitam yang baru keluar dan berdiri di samping pintu lobi,namun yang membuat ia mematung adalah sosok bertopi yang Alfin maksud ternyata pria tampan yang tadi ia dengar pembicarannya dengan seseorang di ujung telepon.
Kukira itu cerita orang lain, ternyata aku lah wanita malang itu sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Anonymous
Bagus, suka bacanya
2024-03-20
1