BAB 19 #Bukan Mora

Mora mulai kesal karena Jessy dan Yola sedari tadi mengganggu nya, Mora mengangkat tangan nya lalu berbicara apa yang sudah Yola lakukan kepada Mora.

"Buk, Yola dari tadi lemparin kertas mulu, saja jadi tidak nyaman" ucap Mora

"YOLA! KAMU ITU IBU SURUH KERJAKAN SOAL NOMOR 2 MALAH NGELEMPARIN TEMEN KAMU KERTAS, GIMANA SI KAMU INI! KELUAR KAMU!" Ucap Guru itu, akhirnya Yola berdiri dengan rasa malu dia keluar dari kelas benar benar kali ini Mora harus diberi pelajaran pikir Yola, Yola sangat kesal kepada Mora tidak biasanya Mora kurang ajar seperti ini dengan dia.

"Kurang ajar, bisa bisanya gara-gara Mora gue dikeluarin sama guru gini, dimana harga diri gue" ucap Yola bergumam didepan kelas.

Mora yang melihat Yola dikeluarkan dia justru merasa senang, akhirnya orang yang salah juga dikeluarkan dari kelas. Karena Mora kemarin tidak pernah salah namun karena fitnah dari Jessy dan Yola, Mora selalu diusir dari kelas.

Sementara itu Haekal sedang tidak ada guru dikelas nya, guru mata pelajaran yang dipelajari sekarang sedang sakit dan tidak masuk, Zidan duduk disebelah Haekal lalu menepuk pundah Haekal.

"Gue denger dari kelas Jessy, katanya bokap Mora meninggal 4 hari lalu" ucap Zidan membuat Haekal sungguh terkejut.

Haekal berfikir 3 hari Mora tidak bersekolah karena dia ingin menghindari Haekal, dia tidak ingin bertemu dengan Haekal, ternyata Haekal salah, Mora sedang berduka saat ini dan Haekal tidak ada disamping Mora menyemangati Mora, Haekal bahkan menyakiti hati Mora, mungkin sekarang Mora sangat membenci dirinya.

"Serius Lo?" ucap Haekal masih tidak percaya

Zidan menganggukan kepalanya

"Meninggal 4 hari kemarin kenapa baru ngasih tau gue sekarang?"

"Gue juga baru tau" ucap Zidan

"Dan, sebenernya Mora sempet kecewa sama gue, bukan gue yang mutusin dia tapi dia yang mutusin gue, yang angkat telepon lo waktu itu Mora bukan gue, jadi dia tau segalanya. Gue sebenernya ga mau putus sama Mora, tapi kayanya Mora udah kecewa banget sama gue, gue akui gue emang udah jatuh cinta sama Mora" ucap Haekal

Zidan yang mendengar itu merasa bersalah, kenapa bisa dia menghancurkan hubungan seseorang? Zidan benar benar tidak tahu jika yang mengangkat telepon waktu itu bukan Haekal melain kan Mora, Zidan juga baru tau jika teman nya benar benar jatuh cinta kepada Mora dan dia tidak bisa melarang.

"Sorry Kal gue ga tau, saran gue kalo memang lo cinta sama dia kejar lagi Kal, Kejar dia karena cinta bukan karena uang. Kejar dia, tunjukin ke dia kalo lo memang benar benar tulus sama dia, lo ga main main kali ini. Dan sembuhin kekecewaan dia kal, buat di percaya lagi sama lo" ucap Zidan

Haekal mendengar dengan teliti perkataan dari Zidan, benar kata Zidan dia harus mengejar Mora kembali, dia tidak ingin membuat Mora nambah menjauh dari nya, dia harus mengembalikan kepercayaan Mora, dia harus mengambil Mora nya yang dulu.

Istirahat Mora menemui buk Indah diruangan kesiswaan dia memengetuk pintu dan mengucapkan salam, tidak lupa dia juga memberi senyum kepada guru yang melihat dia, Mora menghampiri meja buk Indah.

"Eh Mora? Saya turut berdukacita atas kepergian ayah mu, ini ada sumbangan yang dikumpulkan oleh organisasi siswa disekolah, gunakan dengan baik ya" ucap bu indah memberikan amplop yang berisi uang kepada Mora

"Makasih Bu" ucap Mora menerima uang itu, lalu dia pamit untuk kembali ke kelas tidak lupa Mora mencium tangan buk Indah sebelum berjalan kembali ke kelas.

Mora berjalan di koridor sekolah, melihat diujung sana seseorang yang dulu dekat dengan nya membuat kaki nya sangat berat untuk melangkah, namun Mora harus terbiasa Mora harus bisa terlihat baik baik saja didepan orang itu. Mora melangkahi kaki nya walau hatinya sangat berat dan sakit saat melihat orang itu, Mora melewati orang itu tanpa menoleh sedikit pun kepada orang itu.

"Ra" ucap orang itu sambil menarik tangan Mora membuat Mora menghentikan langkah nya, Mora membalikan badan nya lalu melepaskan tangan nya dari genggaman Haekal.

"Ra, maaf. Kita bicarain baik baik dulu ya?" ucap Haekal kepada Mora

"Ga ada yang perlu dibicarain, ga penting bicara sama lo" ucap Mora lalu kembali berjalan, Haekal menarik lagi tangan Mora sehingga membuat Mora sedikit kesal.

"Ra, please kita perbaiki ya?" ucap Haekal namun tetap saja Mora bersikap sinis kepadanya. Mora benar benar jutek tidak seperti Mora yang dulu sangat ramah dan lembut, dari tutur kata pun Mora sudah berubah, Haekal pikir ini karena Mora kecewa dengan nya makanya Mora bersikap kasar seperti ini.

Mora tidak menjawab pertanyaan dari Haekal, dia bahkan kali ini menghempas tangan nya dari genggaman Haekal, lalu mempercepat langkah nya kekelas, Haekal membiarkan Mora pergi, dia tidak ingin terlihat begitu memaksa, Haekal akan mendekati Mora sedikit demi sedikit pasti Mora bisa memaafkan Haekal, lalu mereka bisa perbaiki semua nya seperti semula.

Mora masuk kedalam kelas, menduduki kursi nya menghelakan nafasnya dengan panjang, Bohong jika Mora tidak ingin memperbaiki semua nya, Mora ingin tapi Mora sangat menyayanginya hatinya. Mora tidak ingin bodoh, walaupun Mora mencintai Haekal, Mora tidak mau bersama orang yang tidak mencintai nya.

"Kenapa si? Kelihatan cape banget" Seseorang yang baru saja terbangun dari tidurnya lantaran mendengar langkah kaki Mora yang tergesa gesa masuk kedalam kelas, orang itu adalah Arsen, Arsen duduk disebelah Mora, lalu bertanya.

Mora menggelengkan kepalanya, lalu mengalih kan pembicaraan "Lo udah selesai pr matematika?" Arsen yang mendengar pertanyaan itu bingung, Arsen saja tidak tau setelah ini pelajaran siapa, apa lagi soal pr Arsen mana tau.

Arsen menggeleng "Ambil buku lo, sini gue ajarin" ucap Mora kepada Arsen, Arsen menuruti perintah dari Mora mengambil bukunya lalu kembali duduk disebelah Mora.

Mora menunjukan soal soal yang akan dikerjakan dia juga menjelaskan soal soal itu dengan rinci serta jawaban dijelaskan olehnya, dia mengajari Arsen cara menghitung dan memahami rumus dari matematika itu, keterangan rumus pun Mora jelaskan kepada Arsen.

Arsen mengerjakan soal itu sendiri tanpa bantuan Mora, Mora hanya mengajari Arsen tidak memberitahu jawabannya nya, namun jika ada yang keliru Mora mengajarinya lagi. Ini cara Mora berterimakasih kepada Arsen karena sudah membuat nya sadar bahwa tidak semua orang baik, membuat dia terhibur disaat sedang terpuruk.

Arsen menyelesaikan soal soal itu, dia sendiri tidak menyangka bahwa dirinya bisa mengerjakan soal matematika berkat Mora yang mengajarinya dengan sabar dan teliti.

_________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!