BAB 7 #Confess

Sore itu sehabis pulang sekolah, seperti yang dikatakan Haekal dikantin tadi dia meminta Mora menemani nya membeli kan kado untuk Mama nya telebih dahulu sebelum pulang kerumah.

Kini Mora dan Haekal berada disebuah toko tas karena Mora yang merekomendasikan untuk membeli tas.

"Aku saranin kamu beli tas ini"

Ucap Mora menunjukan tas yang terpajang ditoko itu, tas berwarna merah dengan motif kekinian membuat tas itu sangat cantik dilihat.

"Cewe-cewe emang suka tas tas gitu kah?" Tanya Haekal

Mora mengangguk "Cewe mana yang ga suka sama tas?"

Haekal tanpa berfikir panjang ia langsung mengambil dan membayar tas itu dikasih, tidak hanya satu kado yang mereka beli, mereka juga membeli kalung emas untuk Mama nya Haekal, itu juga Mora yang memilih model nya.

"Thanks ya Ra udah nemenin gue" Ucap Haekal kepada Mora

"Iya sama-sama, happy birthday ya buat Mama kamu"

Haekal mengantarkan Mora pulang, sebelum pulang kerumah, Haekal membelikan sesuatu untuk dimakan oleh keluarga Mora terlebih dahulu, Mora sudah menolak namun Haekal tetap ingin membelikan makanan untuk keluarga Mora sebagai ucapan terimakasih karena Mora sudah menemani nya.

Mora kini telah tiba dirumah nya, namun ketika ia masuk kedalam rumah tidak ada kedua orang tua nya dirumah, Mora bingung kemana Ayah dan Ibu nya pergi.

"Mora! Mora kamu sudah pulang?!" Teriak tetangga yang berdiri didepan pintu rumah nya

"Iya te, Mora sudah pulang. Ada apa?"

"Bapak kamu masuk rumah sakit pagi tadi, ibu kamu minta untuk Tante ngabarin kamu kalo kamu sudah pulang sekolah"

Mora kaget, mendengar ayah nya masuk kerumah sakit lagi "Bapak drop lagi te?"

"Iya pagi tadi Bapak kamu niat nya mau keluar sebentar, ternyata dia tidak kuat berjalan membuat nya terjatuh dan shock"

Mora ingin menangis rasanya, mendengar bahwa ayah nya terjatuh karena tidak kuat berjalan, Mora yang membayangkan nya saja sudah merasa sesak dan panik, apalagi jika Mora melihat langsung ketika ayah nya terjatuh

"Makasih ya te, Mora pamit dulu kerumah sakit"

Mora berlari kerumah sakit, mencari ruangan rawat ayah nya, membuka pintu ruang rawat dengan perasaan campur aduk melihat ayah nya terbaring lemah disana.

"Bapak..." Ucap Mora dengan lirih

"Tadi waktu terjatuh kepala bapak mu terbentur nak.." ucap ibu Mora

Bohong jika Mora tidak sedih mendengarnya, kepala Mora ikut merasakan sakit yang dirasakan Ayah nya.

"Ibu akan jaga bapak kamu disini, kamu bersiap saja sebentar lagi kamu akan pergi kerja kan?"

Mora menggelengkan kepalanya "Mora tidak mau pergi kerja buk, Mora ingin menjaga Bapak"

"Mora, kamu baru diterima kerja disana tidak sopan jika kamu langsung izin tidak masuk" ucap ibunya

Benar yang dikatakan oleh ibunya, tidak sopan jika ia izin tidak masuk hari ini, mau tidak mau Mora harus pergi bekerja walaupun perasaan nya sedang tidak baik baik saja melihat Ayah nya harus terkapar dirumah sakit.

___________________***___________________

Haekal sedang terduduk dipinggir lapangan basket ia beristirahat sejenak setelah bermain basket cukup lama bersama teman-teman nya.

"Gimana?" ucap Zidan yang ikut duduk disebelah Haekal

Haekal menghabiskan air putih satu botol itu dengan cepat lalu menjawab pertanyaan Zidan.

"Ya makin deket lah, gue tadi ngajakin dia buat beliin kado untuk Mama gue, padahal Mama gue ga ulang tahun hari ini"

"Buset"

"Besok barang yang gue beli sama dia tadi bakal gue kasih sama dia, biar dia baper sama gue"

"Cepet juga ya lo pendekatan nya" Puji Zidan

"Ya, siap siap aja 30 juta nya"

"Sabar lah, lo bahkan belum macarin dia"

"Tunggu aja nanti, dia bakal baper sama gue" Ucap Haekal dengan sombong

Setelah mengucapkan kata-kata itu Haekal menepuk pundah Zidan untuk mengajak nya bermain lagi bersama yang lain.

__________________*****__________________

Pagi ini Mora kurang fokus belajar, memikirkan uang dari mana dia dapatkan untuk membayar rumah sakit ayah nya.

Mora tidak tega melihat ibunya terus terusan berhutang kepada orang-orang, melihat ibunya yang dicaci karena meminjam uang.

Kepala Mora pusing, Mora hanya meminta kesehatan untuk Ayah nya saat ini.

Mora banyak melamun sehingga ia tidak sadar bahwa jam pelajaran sudah selesai dan sekarang waktunya untuk istirahat.

Mora melihat sekeliling sepertinya orang-orang sudah berlari-lari kekantin.

"Hallo!"

Mora dibuat kaget dengan suara itu pasalnya setelah ia melihat sekeliling tidak ada orang, tiba tiba Haekal datang menyapa nya entah dari mana.

"Ngapain si melamun mulu dari tadi? Mikirin gue ya?"

Mora sedikit tertawa "Pede banget kamu"

"Gue udah 15 menit lihat lo melamun mulu dari tadi, gue kira lo ada dikantin ternyata lo dikelas, waktu gue kekelas lo ternyata lo lagi melamun"

Mora hanya terkekeh kecil mendengarnya, dia bahkan tidak sadar dengan kondisi sekitar, memikirkan begitu banyak masalah yang menimpanya setiap hari.

"Gue ada sesuatu buat Lo" Ucap Haekal

"TADAAA!" Haekal memberikan kepada Mora paperbag berwarna merah muda, yang didalam nya terdapat barang.

"Apa ini?" Tanya Mora

"Coba lihat"

Mora melihat isi dari paperbag itu, dia kaget bukan main Haekal memberikan nya barang yang mereka beli kemarin, yang katanya untuk kado Mama nya.

"Bukannya ini kado untuk Mama kamu?" Tanya Mora kepada Haekal

"Ra... Sebenarnya gue mau kasih lo, cuma gue binggung mau ngasih lo barang apa, jadi gue ngajak lo langsung buat beli sesuatu"

"Maksutnya?"

"Gue suka sama lo Ra"

"Mau ga lo jadi pacar gue?" situasi hening selama 10 detik, Mora dibuat kaget mendengar kata kata itu ia bahkan tidak pernah ditembak oleh cowo sebelum nya ini kali pertama Mora diajak pacaran.

"Gue udah lama suka sama lo, gue udah suka sama lo dari kelas 11" Lanjut Haekal

Mora masih terdiam tidak percaya dengan kata kata yang diucapkan Haekal, Mora berfikir Haekal hanya bercanda saja saat ini.

"Kamu lagi bercanda?"

"Apa muka gue terlihat bercanda?"

Mora bingung, dia tidak tau harus menjawab apa, situasi nya kini sedang dalam tidak baik.

"Haekal maaf, tapi aku belum siap buat pacaran" Jawab Mora dengan hati-hati takut melukai perasaan Haekal

"Kenapa belum siap?"

"Aku belum siap untuk saat ini buat nerima perasaan kamu, aku bener bener minta maaf"

Mora menundukan kepalanya, dia benar benar merasa bersalah telah menolah orang sebaik Haekal, namun jika Mora menerima nya untuk sekarang Mora hanya belum yakin untuk menjalankan hubungan itu.

"Gapapa Ra, gue tunggu sampai lo siap" Ucap Haekal

"Barang yang gue kasih dipakai ya Ra, gue seneng kalo lo pakai barang yang gue kasih itu" lanjutnya

_______________________________________

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

LANJUT!!

2024-02-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!