BAB 15 #Ketahuan?

Hari ini Mora gajian, dia sangat senang karena bisa membeli obat untuk ayah nya setelah ini, sebelum pergi sekolah Mora memasakan bekal untuk Haekal dan menata bekal itu dengan rapi, Mora pergi kesekolah, menaruh bekal ittu diatas meja Haekal.

"Makasih ya" ucap Haekal dari belakang Mora, Haekal baru saja datang dia melihat Mora menaruh bekal itu, Haekal tersenyum dan mengusak usak kepala Mora.

Mora tersenyum "Dimakan ya sampai habis" Haekal mengangguk, Haekal sedih dia hari ini harus melepaskan Mora, Haekal tidak tahu kenapa dia menjadi begitu sedih, dia tidak ingin lepas dari Mora, sejujurnya Haekal benar benar ingin Mora, Haekal benar benar jatuh cinta kepada Mora.

"Aku balik kekelas dulu ya"

"Aku anterin ya"

Haekal mengantarkan Mora sampai didepan kelas, Mora masuk kedalam kelas nya lalu Haekal kembali kekelas nya, Haekal berjalan kekelas sambil bermain handphone, dia membaca grup chat anak anak basket, dan ada sebuah pesan dari bagas

💬 Bagas : eh hari ini lo bakal mutusin Mora kan?

💬 Haekal : Sorry boleh ga ya kalo gue ga mutusin dia?

💬 Bagas : Lah, baper Lo?

💬 Haekal : Iya gue kalah, setelah dekat sama Mora banyak banget luka yang diterima gue tau banyak hal tentang dia, jadi gue ga bisa nambahin lagi luka dia

💬 Bagas : Yaudah kalo mau lanjut sama dia lanjut aja, jangan nambahin luka dia lagi si kalo dia emang bener bener udah lengket sama lo

💬 Haekal : Makasih ya gas udah ngertiin gue

💬 Bagas : Yaela kaya sama siapa aja

Haekal mematikan handphone nya, dia sudah sampai dikelas saat ini, dia duduk dikelas dan menjalankan pelajaran seperti biasanya.

Disatu sisi Jessy yang melihat Mora masuk kedalam kelas langsung melempar Mora dengan kertas, Jessy benar benar tidak membiarkan Mora tenang sehari saja entah apa pikiran dari perempuan itu.

Mora hanya diam mengabaikan Jessy sudah 7 kertas yang dilemparkan Jessy kepada Mora, merasa tidak ada respon dari Mora, Jessy memberi ancang ancang kepada Yola, Yola mengangguk paham lalu mengambil handphone Jessy dan berjalan melewati Mora yang fokus belajar.

Jessy berteriak membuat orang orang dikelas memperhatikan Jessy "ADA YANG LIHAT HANDPHONE GUE GA?"

Mereka semua menggeleng, Jessy mengeluarkan wajah panik nya lalu mencari cari handphone nya kesana kesini.

"Gue tadi lihat Mora pagi tadi berdiri di mejao" ucap Yola

Jessy mendengar itu lalu menghampiri Mora, Jessy menggeretak meja Mora "DIMANA HANDPHONE GUE?!" ucap Jessy kepada Mora

Mora menggeleng "Ga tau"

Jessy menarik Mora untuk berdiri, memeriksa disorokan Mora tidak ada apapun, sampai dikantong Mora ia periksa dan terakhir di tas Mora, ternyata handphone Jessy ada disana.

"INI APAA?!!" ucap Jessy sangat marah

"Aku gatau ke-" perkataan Mora terhentikan ketika mendengar semua orang dikelas menyoraki nya dengan kuat, seperti mereka benar benar mengira Mora yang mengambil nya.

"WUUUU!!"

"Bukan aku yang ngambil, aku ga tau kenapa bisa ada didalam tas aku"

"HALAH MANA ADA MALING YANG MAU NGAKU!!"

"Ada apa ini ribut ribut?!" Suara tegas buk Sintia membuat mereka semua terdiam, Jessy mengadu kepada buk Sintia.

"Buk Mora ngambil handphone Jessy, untung saja ketemu kalo ga Jessy ga tau gimana nashb handphone Jessy, mereka semua juga lihat buk kalo Mora yang ngambil" ucap Jessy dengan tangisan palsunya.

"Mora ikut saya keruang bk!"

Mora pergi keruang bk bersama buk Sintia, mendudukan dirinya kedalam ruang Bk.

"Benar kamu mengambil handphone Jessy?"

Mora menggeleng "Ga Bu, Mora tidak tau kenapa bisa ditas Mora" ucap Mora

"Udah jujur aja, saya cuma pengen denger kejujuran kamu"

"Tapi beneran bukan Mora yang ngambil Bu" ucap Mora sendu

"Mora. Saksi satu kelas dan kamu hanya sendiri mengelak yang mana saya percaya? Justru orang orang banyak itu yang saya percaya, karena kamu tidak mau jujur besok panggil orang tua kamu kesini temui ibu"

Mora benar benar merasa jika sekolah ini tidak adil dengan nya bagiamana bisa gurunya berfikir dia berbohong, untuk apa Mora mengambil handphone Jessy? Apa guru nya berfikir itu benar karena Mora ini miskin?

Mora masuk kedalam kelas, lalu menghampiri Jessy, dia marah padahal bukan Mora yang mengambil handphone nya.

"KAMU KETERLALUAN, KAMU JAHAT!" Ucap Mora ke Jessy

Jessy yang melihat itu menatap Mora jijik, dia mengernyitkan dahi nya "Eh cupu lo itu udah ngambil handphone gue, ga tau malu"

"Aku tau ini itu pasti ulah kamu sendiri kan?! Kamu fitnah aku, kamu boleh ganggu aku tapi jangan ganggu nilai aku! aku ga pernah jahat sama kamu, tapi hati kamu bagaikan iblis yang selalu iri lihat aku!" ucap Mora kepada Jessy

Jessy yang mendengar dirinya dipanggil iblis marah dan tidak terima akhirnya Jessy menjambak rambut Mora "Apa lo bilang gue iblis?!"

Kali ini Mora tidak diam saja, dia menjambak rambut Jessy kembali membuat keduanya ribut, semua orang disana berseru melihat itu.

"MORA JESSY!!" Buk Sintia lagi lagi menghentikan mereka berdua.

"Mora. Kamu ga terima kalo orang tua kamu dipanggil besok? Jadi kamu gangguin Jessy dan ngajak jessy berantem?! Ibu ga mau tau besok kedua orang tua kamu harus datang! Jika tidak biayasiswa kamu akan dicabut oleh pihak sekolah"

Ucapan itu menyeyet hati Mora dan membuat Jessy yang mendengarnya senang sekali, mengapa hanya Mora yang diancam dan disuruh memanggil orang tuanya kesekolah? Kenapa Jessy tidak diancam juga padahal Jessy duluan yang menjambak Mora, kali ini Mora benar benar kecewa dengan sekolah ini, apa yang Mora harapkan jika menjadi anak yang tidak dipandang oleh sekolah? Sekolah hanya mengandalkan kepintaran Mora saja untuk meningkatkan nama sekolah, mereka hanya butuh kepintaran Mora bukan Mora nya.

Mora pulang bersama Haekal, Mora ingin menceritakan apa yang terjadi tadi kepada Haekal namun Haekal menyuruh Mora tunggu sebentar karena ada yang tertinggal dikelas nya.

Haekal menitipkan handphone nya kepada Mora, sesuatu berbunyi dari handphone Haekal, Zidan menelpon Haekal, Mora takut itu penting jadi Mora mengangkatnya.

📞 : Hallo, kal? Ini uang nya udah ada digue, lo udah mutusin Mora belum? Kalo udah temui gue ya karena 30 juta udah siap nih, lo mutusin nya jangan buat dia sakit ya jangan bilang kalo dia lo jadiin bahan taruhan.

Mora tidak menjawab, dia terdiam mendengar hal itu, apa yang baru saja Mora dengan itu benar atau Mora baru saja berkhayal?

📞 : Woi kal?

📞 : Hallo, Hallo? Ah lo mah bisu apa gimana si, yaudah deh gue matiin ya

Tuttt

Telpon itu dimatikan oleh Zidan sedangkan Mora masih terdiam tidak menyangka

________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!