BAB 8 #Orang baik

"HAHAHA LO DITOLAK?!" tawa dari Bagas ketika mendengar cerita Haekal bahwa ia ditolak oleh Mora.

"Gue bilang juga apa kal, udah lah tu cewe emang pikiran nya cuman satu yaitu belajar" Zaidan meremehkan Haekal saat ini

"Dua, Belajar dan Uang." ucap Haekal

Haekal benar benar kesal, sejujurnya ia tidak berekspetasi bahwa dia akan ditolak oleh Mora.

"Gue ga akan nyerah, karena waktunya belum habis"

"Ya semangat berusaha ya, waktu lo sisa 3 Minggu" ucap Bagas

__________________***______________________

Sepulang dari sekolah Mora menjenguk ayah dirumah sakit, ia juga mengerjakan tugas sekolah nya dirumah sakit menemani ayah nya, dan membantu ibu nya jika ada yang di perlukan.

Setelah jam menuju pukul 7 Mora pergi untuk bekerja, dia berjalan menuju tempat kerja nya.

"Kenapa Mora, kok dari kemarin aku lihat kamu kaya banyak pikiran gitu?" Tanya Bella kepada Mora

"Iya kak, aku lagi mikirin biaya Rumah sakit untuk bapak, bapak aku masuk rumah sakit karena jatuh, efek udah tua.."

"Ya ampun Mora, kamu yang sabar ya dek. Maaf kakak ga bisa bantu karena kakak juga ga punya uang" ucap Bella kepada Mora, sambil mengusap punggung Mora.

Mora mengangguk lalu Bella pamit ingin pulang, tindakan Bella pulang pintu toko terbuka menampilkan seseorang yang Bella kenal.

"Berapa?" Ucap orang itu

"Apanya?" Mora binggung tiba tiba Haekal berbicara seperti itu.

"Uang yang lo butuhin, lo kok ga cerita Ra kalo bokap lo dirumah sakit, dan lo butuh uang?!" Haekal seperti tampak marah kepada Mora

"Gue kira kita udah jadi temen Ra" lanjut Haekal

"Aku cuman ga mau orang lain kepikiran masalah aku juga"

"Jadi lo mau nyimpen masalah lo sendiri?"

"Berapa yang lo butuhin Ra bilang ke gue, lo mau Bokap lo telat penangan karena kalian belum bayar biaya nya?"

Mora berfikir sejenak, benar kata Haekal jika telat penangan entah apa yang akan terjadi kepada Ayah nya, mau tidak mau Mora memberi tahu biaya yang dibutuhkan untuk Ayah nya.

"Tunggu sebentar" ucap Haekal lalu pergi begitu saja

Mora fikir Haekal tidak akan meminjam kan nya uang, jadi Mora lanjut bekerja namun 30 menit setelah Haekal pergi ia kembali ketoko itu, lalu memberikan amplop yang berisi uang.

"Sorry kalo lama, ini uang nya. Gue tadi narik uang gue dulu" ucap Haekal sambil memberikan amplop itu.

"Sekarang lo pergi kerumah sakit, biarin gue yang gantiin lo buat kerja hari ini, lo harus cepet bayar biaya rumah sakit"

"kal.." Hati Mora benar benar tersentuh, orang sebaik Haekal kenapa bisa ia tolak begitu saja, Mora fikir Haekal memang benar benar tulus kepadanya

"Makasih ya kal, nanti aku balikin" ucap Mora, lalu ia berlari kerumah sakit, dan membayar biaya rumah sakit menggunakan uang yan dipinjam kan oleh Haekal.

Mora masuk keruang rawat ayah nya, ia membuka pintu melihat ibunya yang sedang berdoa meminta agar ayah nya bisa sembuh.

"Buk.., Mora sudah bayar biaya perawatan Bapak, sebentar lagi dokter akan memberikan obat obat yang diperlukan untuk bapak.."

"Kamu dapet uang dari mana nak?"

"Mora minjem sama salah satu temen Mora buk, ibuk ga usah mikirin itu Mora bisa balikin itu nanti, Mora bisa cicil sedikit sedikit sama dia"

Ibu memeluk Mora dengan erat setelah mendengar itu, ia mengusap rambut panjang Mora, tidak bisa menahan tangisan nya ibu Mora menangis diperlukan Mora, Mora yang mendengar hal itu tidak bisa menahan air mata nya dan ikut menangis bersama ibunya.

"Maafin ibu nak, seharusnya kita ga hidup susah" ucap ibunya

"Mora ga pernah ngeluh bu soal ekonomi kita, apapun masalah yang diberi Tuhan sama kita Mora jalanin dengan sabar dan ikhlas"

Mora benar benar tulus kepada kedua orang tuanya, anak yang berbakti dan tidak pernah menaikan nada nya, bahkan dia tidak pernah mengeluh kepada kedua orang tuanya.

Mora yang selalu mengerti situasi dari keluarga, menurut Mora harta paling berharga adalah keluarga. Ibu sebagai pewarna didalam hidupnya, dan ayah adalah pensil. Sehingga menciptakan sebuah gambaran yang indah, Mora yakin kelak Mora bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

________________***___________________

Mora yang sedang duduk dihalaman belakang sekolah, hanya ia seorang disana orang orang sedang berada dikantin seperti biasa Mora tidak kekantin.

Mora menghabiskan jam istirahat dengan duduk dihalaman belakang sekolah, melihat langit yang biru membuat hati Mora sedikit tenang, untung saja Jessy hari ini tidak menganggu nya.

TAKKK!!

Suara kaki seseorang yang melompat dari tembok belakang sekolah membuat Mora kaget, ternyata itu Arsen.

Arsen baru saja melompati tembok sekolah, dengan baju yang berantakan diluar, tidak memakai dasi.

"Arsen?"

Arsen juga ikut kaget mendengar suara dari Mora, ia menaruh telunjuk nya dimulut mengisyaratkan Mora untuk tidak berbicara dengan keras.

"Ngapain disini?" ucap Mora dengan pelan

"Gue bolos, gue ga mau masuk jam pelajar pak Anton jadi gue bolos"

Setelah berbicara seperti itu Arsen langsung berlari takutnya ada guru yang melihat dia, perilaku Arsen membuat Mora geleng geleng kepala pasal nya anak itu selalu seperti itu, bolos dan ngerokok.

"Mor, suttt" ucap Arsen kepada Mora

Arsen kembali lagi.

"Kenapa?"

"Disana ternyata ada pak Anton, bantuin gue please" ucap Arsen

"Gimana cara bantuin nya"

Arsen berbisik kepada Mora, lalu Mora mengangguk paham, Mora menghampiri pak Anton

"Pak.." ucap Mora sambil mencium tangan pak Anton.

"Pak, Seperti nya buku Bahasa Mora masih ada di bapak"

"Loh iyakah? Masa si?"

"Iya pak, tapi Mora tadi kekantor cuman bapak tidak ada jadi Mora mencari cari bapak dan ketemu bapak disini" Mora mencoba meyakinkan pak Anton

"Yasudah, nanti bapak cari buku nya"

"Mora ingin belajar bahasa pak, kan besok ada pelajaran pak lagi"

"Kalo begitu saya cari terlebih dahulu buku nya, nanti jika ketemu saya suruh salah satu siswa untuk mengantar kekelas kamu" ucap Pak Anton

"Terimakasih pak"

Pak Anton lalu pergi berjalan ke kantor, rencana mora membuat pak anton pergi berhasil.

Arsen berjalan kearah Mora setelah melihat pak Anton sudah benar benar pergi, ia mengajak Mora tos dan Mora menerimanya.

Setelah melakukan tos mereka terdiam, situasi macam apa ini? Mereka barusan melakukan tos? Seperti sudah dekat saja..

"Makasih ya udah bantuin gue" ucap Arsen

"Sebenarnya dosa ga ya kalo bantuin orang seperti ini?"

"Engga dosa dong, kan lo bantuin gue, otomatis lo ngelajuin hal baik ke gue"

"Tapi itu engga baik untuk-"

"Udah yang penting kan rencana nya berhasil, thanks ya gue duluan" ucap Arsen lalu pergi berlari meninggalkan Mora

___________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!