BAB 5 #Ibu

Jessy menyuruh Mora untuk membelikan bakso untuk dia dan dua teman nya, Mora menuruti perintah itu, ia membelikan 3 mangkuk bakso untuk Jessy, Yola dan Tasya.

Setelah Mora memberikan tiga mangkuk itu Mora masih berdiri diam didepan tiga orang yang memerintahkan nya.

"Ngapain? Udah sana hus hus" Ucap Jessy mengusir Mora sambil menyapu nyapu tangan nya

Mora pergi dari sana namun kaki Mora tersandung dengan sesuatu.

"Upss sorry" Kaki Mora tersandung dengan kaki Tasya, dia sengaja melakukan nya.

Mora terjatuh membuat semua mata dikantin itu tertuju kepada nya, ia cepat-cepat berdiri namun mereka sepertinya sangat senang menertawakan Mora.

"HAHAHA LEMAH BANGET"

"RASAINN NOH"

"SYUKURIN HAHHAA"

Mora berdiri namun Jessy menyiram nya dengan sebuah jus jeruk sehingga membuat baju seragam Mora menjadi kuning.

"Sorry, Gue tadi mau buang jus nya ga lihat ada Lo disini" ucap Jessy

Mora membersihan bajunya melihat ke sekeliling, banyak orang disana yang melihat nya namun tidak ada satu pun yang membantunya, mereka malah berbisik bisik membicarakan Mora seakan akan semua yang terjadi adalah salah Mora.

"Guyss, kalian boleh ambil sepuas nya ya gue yang bayar, gue hari ini lagi mood bangettt" ucap Jessy berteriak

Mereka semua tersenyum senang mendengar hal itu, siapa yang tidak senang mendapat kan makanan gratis? Hal ini lah yang membuat orang banyak berpihak kepada Jessy.

"Eh kalo lo juga mau makanan gratis sana ambil, tapi inget ya ini yang bayarin gue" ucap Jessy kepada Mora lalu tersenyum miring seakan akan ia meremehkan Mora yang tidak punya uang.

Mora pergi begitu saja dari kantin, ia tidak ingin mempermalukan dirinya disana, berjalan masuk kedalam kelas lalu menaruh kepalanya diatas meja.

"Buk, Mora cape" ucap Mora sendiri

"Buk, Mora juga ingin dihargai dan di anggap ada namun mereka semua menganggap Mora sebagai sampah"

Air mata itu keluar begitu saja tanpa Mora sadari, ia menangis sakit sekali rasanya melihat orang disekitarnya begitu membenci dirinya.

__________________***_________________

Pulang dari sekolah Mora langsung mengerjakan tugas sekolah nya untuk besok, dan dia harus belajar materi besok, setelah itu Mora harus pergi bekerja.

Mora sudah mengatur waktunya dengan baik, anak itu sangat pintar dia tidak ingin tugas nya tidak dikerjakan, dan juga dia tidak ingin pekerjaan nya terganggu.

Mora berjalan pergi untuk bekerja, hari ini hari pertama nya bekerja, dia berdoa agar hari ini lancar.

"Selamat malam, Mora ya? cepet banget datang 15 lebih awal" ucap pegawai yang mendapatkan tugas disiang hari

Mora tersenyum lalu menyapanya "Selamat malam, iya kak. Aku takut kakak menunggu ku"

Pegawai yang mendengar itu tersenyum manis kepada Mora "Namaku Bella, kamu masih sekolah sudah bisa bekerja kamu hebat"

"Untuk bantu bantu ekonomi keluarga kak"

Bella mengangguk paham "kamu duduk disana dulu aja, nanti 15 menit lagi baru kita berganti"

Mora duduk didepan toko minimarket itu, menunggu 15 menit untuk mengganti Bella.

"Mora?" seseorang menyapa Mora saat dirinya sedang berada dalam lamunan

"Eh? Haekal?"

"Ngapain lo diam aja disini" ucap Haekal ikut duduk didepan Mora, dengan kantong belanja ditangan nya.

"Aku kerja disini"

"Lo kerja disini?"

"Iya, Nanti kalo aku sudah mendapatkan gaji pertama, aku bakal cicil uang rumah sakit kemarin ke kamu" ucap Mora kepada Haekal

"Ga usah, itu uang jajan gue sehari jadi gue ikhlas aja"

Mora menggelengkan kepalanya "Gimana pun itu bukan uang aku, aku ga enak nerima nya gitu aja"

"Gue ikhlas Mor"

TINGGGG

Suara pintu dari minimarket itu terbuka, Bella sudah keluar dari minimarket itu, seperti nya sekarang saatnya Mora bekerja.

"Mora, kakak pulang dulu ya"

"Iya kak, hati hati ya"

"Udah ya, aku mau kerja dulu. Aku bakal balikin uang kamu nanti" Mora masuk kedalam minimarket memakai rompi pegawai dan mulai bekerja.

___________________***___________________

Mora sudah selesai bekerja sekarang sudah malam, ia menutup toko itu mengecek dan memastikan semua sudah terkunci aman.

"Hai!"

Mora tersentak kaget ternyata itu Haekal, apakah Haekal sedari tadi berdiri disamping toko itu?

"Gue baru pulang main basket si sama temen temen, terus gue lewat sini ternyata lo udah mau pulang"

"Mau pulang bareng?" Lanjut nya

"Ga usah, 15 menit jalan kaki sampai kok kerumah"

"5 menit sampai kalo pakai motor, ga cape. Lagian udah malem lo yakin mau pulang jalan kaki? Sepi banget ini"

Mora melihat sekeliling memang benar sepi, sekarang sudah pukul jam 11 malam, suasana dingin itu membuat jalan nampak menyeramkan.

"Bareng gue aja" ucap Haekal lalu menaiki motornya

Mora mau tidak mau harus menebeng dengan Haekal malam itu, di hari pertama nya kerja dia belum terbiasa dan masih merasakan lelah nya bekerja.

Tidak ada percakapan diantara mereka, Mora yang masih merasa canggung dan Haekal yang hanya diam saja.

Tiba tiba jalan kearah rumah Mora terlewat begitu saja yang seharusnya belok ke kanan, Haekal malah lurus dan terus menjalan kan motor

"Eh, kelewatan rumah ku belok sana"

"Lo si diem aja, ngomong kenapa si"

Mora tertawa kecil, benar juga ini kejadian konyol hanya karena mereka sama sama canggung sehingga melewati rumah Mora.

"Makasih ya kal" ucap Mora sambil turun dari motor Haekal.

"Iya, gue duluan ya"

Mora mengangguk "Hati hati"

Mora masuk kedalam rumah nya, ia terkejut melihat ibunya yang sedang kesakitan sambil memegangi perut nya

"Buk, kenapa buk?" Tanya Mora lalu merangkul pundak ibunya

"Perut ibu keram nak" Mora membaringkan tubuh ibunya yang kesakitan lalu memberikan air hangat kepada ibunya

"Ibu pasti belum, makan. Ini bu Mora dikasih sama bos Mora nasi kotak"

"Mora saja yang makan, ibu tidak selera. Mora pasti belum makan kan"

Ibunya malah menghawatirkan Mora, padahal kondisi ibunya saat ini sedang sakit.

"Mora ga mau makan kalo ibu ga makan"

"Ibu sudah makan Mora, kamu berbagi dengan bapak mu saja ya nak.."

Mora menggeleng kan kepala nya, ia tau ibunya berbohong, bagaimana mana bisa dengan kondisi muka pucat dan maag yang kambuh ibunya bilang sudah makan?

"Kita bagi 3 ya Bu" ucap Mora

"Mora tidak mau makan kalo ibu tidak makan"

Mora menyuapi ibunya nasi mereka berbagi nasi itu dengan ibunya yang mendapatkan 3 suap nasi, dan Mora memakan 2 suap nasi, sisanya Mora simpan untuk ayah nya nanti, ayah nya masih tertidur.

Mora lagi lagi menahan sakit didada nya, kedua orang tuanya sedang sakit. Ayah nya terbaring tak berdaya karena sakit dan ibunya sekarang sedang menahan sakit perutnya.

Mengingat umur orang tuanya yang sudah memasuki kepala 6, Mora benar benar mengejar umur orang tuanya saat ini.

___________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!