BAB 11 #Jatuh

Mora dan Haekal sudah resmi berpacaran, mereka sekarang sedang pulang bersama, Haekal yang meminta Mora pulang bersama nya.

"Mora, makasih ya?"

"Untuk apa?"

"Udah mau nerima perasaan aku" ucap Haekal kepada Mora membuat pipi Mora memerah kali ini Mora tidak bisa berbohong dia juga jatuh cinta kepada lelaki didepan nya ini.

"Masuk gih, mandi terus belajar" ucap Haekal kepada Mora, Mora mengangguk

"Makasih kal, udah mau nganterin"

"Kaya sama siapa aja, aku ini cowo kamu" ucap Haekal

Mora mendengar Haekal yang biasanya bilang lo-gue menjadi aku kamu benar benar membuat Mora merasa bahwa Haekal sekarang sudah menganggap Mora sebagai milik nya, Mora masuk kerumah dengan perasaan berbunga-bunga dia benar benar senang untuk hari ini.

"Kenapa nak, kok seneng banget?" Tanya ibu kepada Mora

"Buk, Mora boleh kan punya pacar?"

Ibu mengangguk "Tapi, cari pacar yang baik ya nak, jangan cari pacar yang pergaulan bebas."

"Haekal namanya buk, dia baik kok dia juga pinter main basket" ucap Mora

"Haekal? yang sering nganterin kamu itu"

"Iya buk, izinin Mora ya buk pacaran sama dia"

Ibu mengangguk, selagi Mora senang ibunya pun ikut senang, dia tidak bisa melarang Mora, jika menurut Mora itu baik maka jalankan lah.

Haekal sekarang sedang berada dilapangan basket, menghampiri anak anak yang sedang beristirahat dan duduk dipinggir lapangan basket, Haekal menghampiri mereka dengan senyum dan memberi mereka tos satu persatu.

"Widih hebat juga ya lo" ucap Bagas memuji Haekal

"Gue bilang juga apa, pasti di bakal baper sama gue, buktinya gue berhasil buat dia jadi pacar gue? Mudah bro"

"Tahan dulu, lo kan harus pacaran sama dia selama 2 minggu"

"Dua Minggu itu singkat" ucap Haekal kepada mereka semua

Haekal mentraktir minuman kepada teman teman nya sebagi tanda kemenangan nya, 2 minggu lagi dia akan mendapatkan uang puluhan juta karena dia telah berhasil mendekati Mora gadis miskin disekolah ini.

Awal mula Haekal dan teman teman nya memulai taruhan adalah ketika Mora dibully oleh Jessy dikantin.

BRAKKK!!

"Heh miskin! Lo ngapain duduk disebelah kita?! Duduk dilantai sana jelas jelas kita itu beda level, beda derajat, beda kasta, beda segala galanya." Ucap Jessy berbicara kepada Mora

Mora lalu berdiri dari duduk nya, Jessy mendorong bahu Mora agar duduk dilantai, semua orang yang melihat itu diam saja termasuk juga dengan Haekal dan teman teman nya.

"Gila parah si Jessy" Ucap Zidan

"Itu cewe miskin, ya dia emang ga pernah ngelawan kalo dibully, katanya si dia itu sering make uang Jessy, dia itu masuk sini karena prestasi" ucap Bagas

"Gue bisa dapetin cewe itu"

Zidan dan yang lain yang sedang makan tersedak oleh mie dan ada juga yang tertelan bakso bulat bulat.

"Apa kata lo tadi? Ulangin" ucap Zidan

"Gue bisa dapetin cewe itu, kalain mau kasih gue 30 juta?"

"Psttt mana tahan lo sama gadis bau gitu" ucap Bagas

"Kalo gue bisa, kasih gue 30 juta"

"Kalo lo berhasil macarin dia 2 minggu ini lo menang, gue kasih lo waktu 1 bulan buat deketin dia" ucap Bagas

"DEAL" Ucap mereka dengan serentak

Begitulah awal mula Haekal taruhan kepada teman temannya, jika Haekal kalah dia yang akan memberikan 30 juta kepada teman teman nya, sekarang Haekal menang tinggal teman teman nya lagi yang menyiapkan uang 30 juta itu.

_____________________________________________

Keesokan harinya Mora menghampiri kelas Haekal, melihat tidak ada haekal disana Mora hari ini membawakan bekal untuk Haekal, Mora rasa tidak adil jika selalu Haekal yang memberikan dia sesuatu jadi Mora berinisiatif untuk membawakan bekal untuk Haekal yang sudah ia masak sendiri dari subuh tadi.

"Nyari Haekal?" Ucap Bagas

Mora mengangguk, Mora melihat kesekeliling tidak ada Haekal sama sekali.

"Kayanya dia belum dateng"

"Aku taruh disini aja ya bekal nya, nanti suruh Haekal makan ya" ucap Mora sambil menaruh bekal yang di buat ke atas meja Haekal

"Aku kekelas duluan ya" ucap Mora kepada Bagas, lalu pergi keluar dari kelas

"Haduh Haekal Haekal brengsek juga ya lo" ucap Bagas sendiri

Mora berjalan keluar kelas Haekal, dia berjalan menulusuri lorong lorong sekolah.

BRAKKK!!

"Awwwww" ucap Mora terjatuh seseorang menabrak nya begitu kencang membuat dia terjatuh, kaki nya terluka.

"Sorry Mor, Sorry" Ketika orang yang menabrak nya ingin membantunya, ia mengurungkan niatnya untuk membantu Mora lalu lanjut berlari

Ternyata dia sedang dikejar oleh guru, entah karena apa dia dikejar oleh guru mungkin karena rokok atau dia menerobos gerbang saat gerbang sudah ditutup.

"Kebiasaan Arsen" ucap Mora

Ya benar itu Arsen yang sedang dikejar oleh guru, kini kaki Mora berdarah karena terjatuh.

"Mora?" ucap Haekal yang baru saja datang

"Kamu kok bisa jatuh gini" Haekal membantu Mora untuk berdiri melihat lutut kaki Mora yang berdarah Haekal bertanya tanya ada apa ini, apakah dia dirundung lagi?

"Kenapa? Jessy ya?" tanya Haekal

Mora menggeleng kan kepalanya dan menceritakan apa yang terjadi tadi, tapi dia tidak apa apa dengan hal sepele itu lukanya juga kecil bisa sembuh.

"Tadi ga sengaja tetabrak oleh Arsen, dia tadi lari karena dikejar guru, tapi gapapa kok aku ga marah" ucap Mora

"Kamu yang ga marah, tapi aku marah. Ayo ke UKS" ucap Haekal menuntun Mora ke UKS

Sampai di UKS Haekal mendudukan Mora lalu mengambil obat obatan untuk luka, Haekal memberikan luka itu lalu memberi obat lalu menempel nya dengan plaster dan kapas.

"Kalo mandi ini dilepas ya nanti bonyok" ucap Haekal kepada Mora

Mora tersenyum lalu mengangguk mendengar hal itu, dia juga memberi kan posisi hormat "Siapp pak! Tidak akan melanggar perintah" ucap Mora

Haekal gemas sendiri melihat nya membuat Haekal Mengacak acak rambut Mora.

"Lucu banget si, yok kembali ke kelas" Haekal membantu Mora untuk berjalan kekelas nya, Heekal mengantar Mora sampai didepan kelas dia benar benar perhatian kepada Mora.

Mora masuk kedalam kelas duduk dikursi nya, meja penuh coretan caci makian itu, Mora tau sekali itu perbuatan siapa, itu pasti Jessy yang melakukannya.

"LON*TE"

"Dikasih berapa sama Haekal"

"Pakai jurusan Lon*te"

Banyak lagi tulisan tulisan yang menyayat hati Mora, Mora mengambil kain didalam tasnya lalu membasahi kain itu, ia membersihkan meja nya sambil menahan sakit didadanya.

"Eh kenapa dibersihin? Itu kan fakta" ucap Jessy dari tempat duduk nya

"Kok ga sadar diri ya, udah miskin deket deket sama Haekal yang jelas jelas ganteng dan kaya"

"Kalo aku si malu ya, udah keburu sadar diri si"

Mora tidak menghiraukan kata kata itu dia masih lanjut membersihkan meja nya, dia benar benar membersihkan meja itu sampai bersih dan tulisan tulisan kotor itu hilang.

____________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!