BAB 10 #Be mine?

Pagi ini Mora pergi kesekolah, dia bertemu dengan Haekal saat ia sedang berjalan menuju ruangan nya, Haekal menyapa dengan senyum yang manis diwajah nya.

"Hallo Mora, selamat pagi" ucap Haekal kepada Mora

Mora menyapa balik Haekal "Hai kal, selamat pagi juga"

"Udah sarapan belum?" Tanya Haekal

Mora mengangguk, ia berbohong dia belum sarapan pagi ini tapi Mora tau jika dia bilang tidak Haekal pasti akan mengajak nya makan dan mentraktir nya, sudah cukup banyak Haekal mentraktir nya, Mora tidak mau terus terusan seperti itu, uang Haekal saja belum sempat Mora kembalikan, walaupun Haekal sudah bilang tidak usah dikembalikan.

"Nih" ucap Haekal mengeluarkan coklat dari kantong nya

"Untuk ku?"

"Iya, untuk Mora"

"Makasih ya" Mora mengucap kan terimakasih kepada Haekal tidak lupa ia tersenyum manis

"Lo suka coklat kan?"

"Suka banget, tapi ya gitu aku ga pernah bisa beli coklat" ucap Mora

"Oh iya, Soal yan-"

KRINGGG!!

Bel sekolah berbunyi, semua murid yang berada diluar kelas segera masuk ke kelas mereka.

"Eh kal, aku duluan ya nanti keburu guru masuk kelas" ucap Mora berlari

"Yahh.. Nih bel kenapa mau bunyi saat gue mau ngomongin sesuatu si" ucap Haekal sebal

Mora berlari masuk kedalam kelas nya, coklat itu masih ia pegang ditangan nya, Jessy yang melihat itu langsung berdiri dari duduk nya dan menghampiri Mora dengan tatapan tidak suka, dan heran.

"Miskin bisa beli coklat mahal ya ternyata" ucap Jessy kepada Mora

"Bukan urusan kamu, lagian ini bukan pakai uang kamu" jawab Mora

"Eh udah berani ya sekarang, baru kebeli coklat gini doang lo udah songong!" ucap Jessy

"Anak anak silahkan duduk ditempat nya masing masing dan siapkan"

Jessy yang mendengar ada suara guru yang datang akhirnya menghentikan apa yang ingin dia lakukan, dia kembali ketempat duduk nya, mereka belajar seperti biasa sampai jam istirahat tiba.

Seperti biasa murid murid berlarian untuk kekantin, mereka semua ramai dikantin untuk membeli makanan, Mora hanya diam saja dikelas membaca buku, karena sekarang dia sudah mulai bekerja jadi dia menyempatkan dirinya untuk belajar saat jam istirahat agar ia memahami materi yang akan dipelajari selanjutnya.

Mora belajar sambil bersenandung, agar dia tidak terlalu bosan, dikelas yang tidak ada orang hanya suara Mora yang ada membuat suaranya memantul dan cukup besar.

"Suttt, mau tidur" ucap seseorang yang sedang tertidur dikursi sudut kelas

Mora melihat kebelakang ternyata itu Arsen, ia tidak tahu jika Arsen sedari tadi tidur dibelakang.

"Maaf ya, kirain tadi ga ada orang disini"

"Hmm" jawab Arsen hanya berdehem lalu melanjutkan tidurnya

Arsen jarang sekolah, sekali sekolah dia hanya tidur dan dihukum oleh guru, entah mengapa anak itu sangat keras kepala dan nakal.

"MOR! MORAA!" Teriak Bagas yang berlari masuk kedalam kelas Mora dan membuat Mora cukup kaget.

"Kenapa?"

"Itu, Haekal berantem"

"Kok bisa?"

"Gue gatau, lo harus lihat cepetan sebelum mati anak orang"

Mora menutup buku nya, lalu berlari mengikuti Bagas, mereka menuju ke lapangan basket.

Arsen yang mendengar itu langsung terbangun dari tidurnya, ia membangunkan kepalanya dan mengeruti alis nya.

Dilapangan basket sudah banyak orang yang berkumpul, Mora berfikir kenapa mereka berkumpul? Tanpa memisahkan yang sedang bertengkar?

Mora masuk kedalam kerumunan itu, tidak ada keributan disini, Haekal memang ada disana namun Haekal tidak bertengkar, Haekal memegang sebuah bucket bunga ditangan nya.

"Gue pengen nyatain lagi perasaan gue kepada cewe yang pengen banget gue jadiin pacar gue, kenapa gue bilang 'lagi'? Karena gue udah pernah nyatain perasaan gue sebelum nya ke dia, tapi dia nolak gue. Gue pengen jadiin dia pacar gue karena gue sayang sama dia, gue ga mau keduluan sama orang lain"

"SIAPA ORANG NYA!?" Tanya mereka yang bergerombolan sangat seru dan bersemangat

"Gue udah lama suka sama dia, namun gue baru berani deketin dia akhir akhir ini, gue takut si gue pengecut takut buat deketin dia. Tapi ngedeketin dia ga segampang itu, gue ga bisa dapetin hati dia langsung, gue harus hanyak perlu usaha untuk dapetin hati dia"

"AYO NYATAIN PERASAN NYA"

"Semoga aja kali ini dia bisa nerima gue ya, nerima gue sebagai cowo nya bukan temen nya lagi"

"Buat orang yang disana" Haekal mengucapkan itu sambil menunjuk kearah Mora yang berdiri dibanyak nya orang.

Mora kaget lalu menunjuk dirinya sendiri "Iya Mora, bisa tolong kesini?" ucap Haekal

Mora menuruti kata Haekal, dia berjalan dan berdiri didepan Haekal saat ini.

"Ra, gue tau mungkin kemarin gue terlalu cepet nyatain perasaan gue ke lo, seharusnya gue ga secepat itu buat ngajakin lo pacaran, gue ngelakuin itu karena gue ga mau keduluanan sama oran lain. Gue tau gue ga sempurna, tapi gue berusaha jadi yang sempurna untuk lo. Gue tau gue bukan rumah lo, tapi gue berusaha selalu ada untuk lo. Gue ga tau isi hati lo apa Ra saat ini, tapi yang jelas itu hati gue itu lo Ra. Gue harap gue bisa tau iri hati lo, kalo lo nerima bunga ini berarti dihati lo ada gue Ra, tapi kalo lo nerima lalu buang bunga ini berarti gue ga ada dihati lo"

Semua orang yang melihat itu semakin berteriak geru, namun ada beberapa yang sedang mencaci maki Mora saat ini.

Mora mendengar kata kata itu dari Haekal membuat hati nya tersentuh, pipi nya memerah dia benar benar dibikin salting oleh Haekal saat ini, tapi Mora juga malu karena seluruh siswa dan siswi sedang menontoni mereka.

Haekal memberi bunga itu kepada Mora, Mora mengambil nya orang orang bahkan Haekal deg deg an takut jika tiba tiba Mora membuang bunga itu lalu membuat Haekal tertolak kedua kalinya.

Sudah 30 detik namun Mora tidak membuang bunga itu, ia masih memegang erat bunga itu ditangan nya.

"JADI?!!!" Teriak orang orang disana

"Jadi Ra? be mine?"

Mora mengangguk, merah dipipi nya sekarang makin membara pipi nya terasa panas apa lagi semua orang berteriak geru, membuat Mora tambah malu tapi ia juga senang.

"WUUU YEAY" ucap orang-orang disana

Haekal yang melihat Mora mengangguk lamgsung melompat dan berteriak, ia mengangkat Mora dan berputar karena ia sangat senang akhirnya Mora menjadi pacarnya.

"AKHIRNYA LO JADI PACAR GUE!" ucap Haekal kepada Mora

Haekal menuruni Mora lalu memegangi tangan Mora "makasih ya Ra udah mau nerima perasaan gue"

Mora tersenyum lalu menjawab "Makasih kal, kamu selalu sabar nungguin aku"

_____________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!