BAB 14 #Cemburu

Mora mengambil minum air hangat untuk ayah nya, itulah yang bisa ia lakukan untuk ayah nya karena mereka belum ada uang untuk membelikan ayah nya obat, Mora lagi lagi berdoa kepada Tuhan sembuhkan lah ayah nya.

"Ayah minggu depan Mora sudah bisa membeli obat" ucap Mora

Kemudian Mora memijat kaki ayah nya, Mora kangen saat tubuh ayah nya masih kuat dan bisa bermain dengan Mora, Mora kangen masa kecil nya dimana dia sering digendong oleh ayah nya setelah pulang dari sekolah, Mora kangen ayah yang sehat.

Disisi lain ada Haekal yang sedang duduk sendiri di lapangan basket, hari ini memang tidak bermain basket namun baginya lapangan basket adalah rumah nya, dia termenung dan memikirkan bagaimana caranya nanti memutuskan Mora.

Entah kenapa Haekal merasa sudah begitu dekat dengan Mora, mendengarkan cerita Mora membuat hati Haekal ikut tersayat dan kasihan melihat Mora, lukanya sudah cukup banyak sekali.

Disaat lamunan itu terus berputar diotak Haekal seseorang membuat nya kaget "DORRR"

"Mikirin apa si?" lanjut orang itu

"Ga ada" Jawab Haekal

"Gimana kalau kita pergi ke mall?" ucap orang itu, Haekal mengangguk lalu pergi bersama wanita itu untuk ke mall mereka memang sudah lama dekat namun tidak memiliki hubungan apapun.

Sekarang Mora sedang bekerja, dia ingin membuang sampah yang sudah menumpuk di toko nya, dia keluar dari toko itu lalu membuang sampah namun saat sedang memasukan sampah di dalam tong sampah Mora melihat motor yang lewat motor itu dia kenal sekali, itu motor Haekal namun Haekal tidak sendiri ada cewe lain dibelakang nya.

"Jessy?" ucap Mora sendiri, dia bingung kenapa Haekal pergi bersama Jessy?

Jujur Mora cemburu melihat nya, dia sakit hati kenapa Haekal berdua dengan Jessy, yang jelas jelas Jessy sering menyakiti hari Mora, menghina Mora, mencaci maki Mora, bahkan menjatuhkan Mora terus menerus.

Mora melanjutkan kerjanya, dia harus profesional tidak boleh terbawa perasaan saat bekerja, dia melayani semua pelanggan dengan ramah seperti biasanya.

___________________________________________

Mora belajar dikelas nya, sunyi dan sepi semua orang sedang berada dikantin, ketika Mora sedang belajar, suara dari seseorang yang memanggil nya itu menganggu belajarnya.

"Mora" ucap Orang itu

Mora menoleh kehadapan orang itu, ternyata itu Haekal dia duduk disebelah Mora dan menyapa Mora serta tidak lupa memberikan senyum yang hangat.

Jujur Mora masih sangat kecewa dengan apa yang dia lihat kemarin, Haekal tidak bilang apapun tentang itu membuat Mora merasa dia diselingkuhi. Mora tidak menghiraukan perkataan Haekal dia melanjutkan aktifitas nya dengan belajar dan membaca buku.

"Lagi belajar ya?"

Tidak ada jawaban bahkan orang yang ditanya pun tidak menoleh sama sekali, masih lanjut membaca buku, seolah olah tidak ada siapa pun disana.

"Belajar apa?"

Lagi lagi tidak ada jawaban, Haekal bingung ada apa dengan Mora? Apa dia sudah tau bahwa dia dijadikan bahan taruhan? Hari Haekal menjadi takut.

"Mora kenapa? marah ya?"

Setelah ditanya itu Mora menoleh kearah Haekal "Aku kemarin lihat kamu sama Jessy, berdua diatas motor, dan itu posisi nya Jessy meluk kamu"

"Sayang, aku sama Jessy temenan dari kecil, aku nemenin dia kemarin karena dia lagi ada masalah" Jelas Haekal kepada Mora

Namun tetap saja Mora tetap cemburu, Mora pacar nya, tidak mungkin Mora kalah dengan teman nya.

"Udah kamu balik ke kelas aja, aku mau belajar disini"

Haekal menggeleng "Belajar aja, aku mau lihatin kamu belajar" ucap Haekal.

Mora menghiraukan perkataan dari Haekal paling nanti dia bosen sendiri dan pergi, Mora belajar sambil menghitung dan memahami rumus rumus yang dia baca, sudah lima belas menit berlalu Haekal tidak pergi bahkan matanya masih menatap Mora yang sedang belajar.

Beberapa orang yang dikantin sudah ada yang masuk kedalam kelas "balik ke kelas sana, nanti ada guru" ucap Mora kepada Haekal, namun Haekal tetap menggeleng.

"Maafin aku ya?" ucap Haekal

Mora mengangguk tidak ada cara lain jika dia tidak mengangguk, Mungkin saja Haekal akan tetap duduk disana sampai guru masuk kedalam kelas.

Pulang sekolah Mora dan Haekal pulang bareng, Haekal mengajak Mora untuk ke tempat es krim terlebih dahulu.

Mora memakan eskrim bersama Haekal "Mora, bapak gimana sehat?" Tanya Haekal kepada Mora

Mora menggeleng lesu "aku ga tau kal, bapak akhir akhir ini makin demam tinggi dan berbaring dirumah aja, kondisi nya makin lemah"

"Pakai duit aku aja ya? kita obatin bapak"

Mora menggeleng "Aku bentar lagi mau gajian jangan khawatir, aku ga mau nambah banyak hutang aku ke kamu" ucap Mora kepada Haekal.

Sangat susah membujuk Mora, dia selalu tidak mau menyusahkan orang lain, padahal Haekal pacarnya.

"Kal, sejujurnya aku cape gini gini aja, aku cape semua kesedihan kenapa harus di aku, dari pertemanan dan keluarga, aku cape kal aku pengen bapak sembuh, aku pengen ibu dapat pekerjaan yang tetap biar ibu ga mikir lagi besok mau kerja apa biar dapet uang untuk makan"

"Mora, Tuhan ngasih kamu cobaan karena Tuhan tau kamu mampu untuk cobaan ini. Kamu kuat aku yakin setelah badai yang melewati kamu, kamu akan melihat pelangi indah"

Mora meneteskan air matanya, dia benar benar mengeluarkan isi hatinya kepada Haekal, Haekal menghapus air mata Mora.

"Hey jangan nangis" ucap Haekal

"Makasih ya kal"

"Untuk apa?" Tanya Haekal

"Karena sama kamu aku bisa ngeluarin isi hati aku yang aku pendem selama ini, karena selama ini aku ga tau mau cerita sama siapa, sama kamu aku baru cerita begini, aku bersyukur banget punya kamu dihidup aku kal" ucap Mora dengan tulus

Ucapan dari Mora lagi lagi membuat Haekal takut sekali jika Mora tau dia dijadikan bahan taruhan, Mora benar benar menganggap Haekal sebagai rumah nya.

"Yaudah yuk kita pulang, kamu udahan nangis nya" ucap Haekal sambil mengusap pipi Mora, Mora mengangguk mereka pulang.

Diperjalanan air mata Mora menjadi kering, Haekal pun melemparkan candaan candaan yang membuat Mora tertawa, Haekal benar benar pinta menghangatkan hati orang.

"Nih rumah ini nih?" Tanya Haekal menunjuk kan rumah yang besar dan mewah kepada Mora

"Iya, rumah kamu?" ucap Mora

Haekal menggeleng "Bukan"

"Terus rumah siapa?" Tanya Mora

"Rumah orang"

Mora memukul belakang Haekal dengan pelan dia tertawa Mora kira Haekal tau itu rumah siapa ternyata dia malah menjawab rumah orang.

"Nanti rumah kita gitu Ra" ucap Haekal

Pipi Mora yang dibelakang memerah, untung saja saat ini Haekal tidak bisa melihat pipi Mora jika tidak Mora akan sangat malu ketahuan salting.

______________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!