BAB 12 #Haekal & Arsen (?)

Mora sekarang sedang berada dihalaman belakang sekolah nya, belajar apa yang akan dipelajari nanti, dia membaca dengan teliti setiap materi dan gambar yang ada dibuku itu, setiap lembar dari buku itu dia ulangi sampai tiga kali bahkan lebih agar dia benar benar paham dengan isi materi itu.

Suasana yang sejuk membuat belajar Mora sangat nyaman, dia benar benar suka dengan belajar, menurut nya belajar adalah teman nya jikalau dia bosan, dan jika dia sedih atau senang belajar lah yang mendampingi nya. Dia sedih karena nilai dia kecil itu karena dia tidak dekat dengan buku, jika dia senang karena nilai besar itu karena dia dekat dengan buku. Jika dia bosan dia bisa membaca buku untuk menghilangkan rasa bosan nya.

"Ra, cowo lo tu berantem" ucap salah satu siswa yang baru saja datang dan menghampiri Mora

Suasana yang sejuk tadi berubah jadi panas dan tidak nyaman bagi Mora, dengan siapa Haekal bertengkar? Itulah yang Mora pikirkan. Mora berlari mengikuti siswa yang baru saja memberi tahu nya bahwa Haekal sedang bertengkar.

Haekal sedang bertengkar dengan hebat, lawan nya bahkan juga sedang membabi buta saat ini, keduanya saling meninju bahkan sudah babak belur satu sama lain. Mora bingung bagaimana ingin memisahkan mereka, Mora memanggil manggil Haekal namun Haekal tidak mendengarnya, Mora memanggil Arsen juga Arsen tidak mendengarnya.

Ya benar Arsen bertengkar dengan Haekal, entah apa permasalahan mereka berdua, namun tampak keduanya penuh amarah.

"KALIAN BERDUA! SUDAH CUKUP! IKUT SAYA KE RUANG BK!" Suara tegas nan besar dari pak Yatno mampu menghentikan Haekal dan Arsen, mereka ditarik oleh pak Yatno keruang bk

Sekarang Arsen dan Haekal sedang duduk bersebalahan menghadap pak Yatno dan menjelaskan apa masalah dari mereka sehingga membuat mereka penuh dengan amarah.

"Gue ga tau pak, tiba tiba dia dateng mukulin gue, ya jelas gue emosi dong marah nih gue dipukulin tiba tiba, ya gue pukulin balik dia" ucap Arsen

"Lo itu udah ngelukain cewe gue!" Haekal bersuara

"Cewe Lo? Siapa dah?"

"Mora." ucap Haekal

"Kapan gue ngelukain dia?"

"Lo pagi tadi dikejar guru kan? lo nabrak Mora dan dia terluka gegara lo yang ga hati hati!"

"Mora luka? Kenapa lo ga ngomong sama gue? Kenapa main mukul gue aja? Seharusnya lo itu ngomong sama gue, jangan pake emosi!!"

"CUKUPPP!" ucap Pak Yatno membuat keduanya terdiam

"Kamu Arsen, kapan kamu akan berubah? Nama kamu itu udah hampir di blacklist disekolah ini, coba aja Ayah kamu ga minta kami buat nahan kamu disini, kamu itu udah dikeluarin dari sini." ucap Pak Yatno menasehati Arsen

"Dan kamu Haekal, kamu bisa bicarin baik baik kepada Arsen jangan asal main pukul aja jadinya kalian sama sama emosi, dan membuat keributan"

"Sudahlah, sekarang kalian bermaaf maafan, setelah itu Haekal kamu boleh keluar dari ruangan ini, dan kamu Arsen tetap diruangan ini ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu."

Haekal dan Arsen mau tidak mau harus saling meminta maaf agar masalah ini tidak berujung kepada orang tua mereka, setelah Arsen meminta maaf kepada Haekal, dan Haekal sebalik nya meminta maaf kepada Arsen. Haekal pergi dari ruangan itu, ternyata didepan pintu ada Mora yang sudah menunggu Haekal sedari tadi.

"Ra.. Gu-"

"Ayo aku obatin lukanya" ucap Mora kepada Haekal, lalu menarik Haekal keruangan UKS

Haekal duduk diruang UKS melihat Mora yang sedang mengambil obat obat, mengobati beberapa lebam dimuka Haekal, Haekal menatap muka Mora tampak raut wajah nya ingin marah kepada Haekal namun seperti ditahan.

"Maaf" ucap Haekal kepada Mora

"Aku ga suka kamu berantem gini, kamu jadi babak belur gini, aku tau kamu berantem karena aku tapi kamu harus janji jangan ngulangin lagi ya?" ucap Mora kepada Haekal

Tidak ada nada marah dari kata kata itu, perkataan seperti dia menghawatirkan lelaki dihadapan nya ini, Haekal hanya kesal karena Arsen, Mora harus mendapatkan luka dikaki nya.

"Aku ga suka aja, kamu dapet luka dikaki kamu karena dia"

"Tapi aku ga marah sama dia"

"Aku yang marah sama dia, Ra." ucap Haekal dengan nada kesal

Mora hanya diam, dia tidak ingin mencari keributan disini, dia melanjutkan mengobati luka Haekal dengan perlahan lahan sampai selesai, selesai mengobati luka itu Mora mengembalikan obat itu ketempat nya lalu mengajak Arsen untuk kembali ke kelas.

"Yaudah yuk ke kelas" ucap Mora, Arsen mengangguk lalu berjalan bersama Mora sampai kekelas nya, dia juga mengantarkan Mora sampai didepan kelas Mora.

Pelajaran berjalan seperti biasa sampai pulang sekolah, pulang sekolah pun Mora diantar Haekal seperti biasa dimotor mereka berbagi cerita, dan merencanakan tempat apa yang akan mereka kunjungi saat hari libur nanti, tidak terasa sudah sampai didepan rumah Mora seperti biasa mereka saling memberi kata kata manis sebelum berpisah.

Haekal melajukan motor nya kesekolah kembali, menuju lapangan basket dan ikut bermain basket bersama teman temannya, sampai waktu istirahat tiba Haekal duduk untuk beristirahat, Zidan pun ikut duduk disebelah Haekal.

"Niat banget lo belain Mora sampai babak belur gitu" ucap Zidan kepada Haekal

"Ya biar mendalami peran aja si, sejujurnya gue juga ga berekspetsi kalo bakal sebebak belur ini" ucap Haekal

"Ya lo lagian ngapain mukulin Arsen, udah tau lo sama dia udah ga akur dari dulu"

"Ya itu, gue cuman kangen aja si berantem sama dia sebenarnya, bukan karena gue belain Mora" Haekal melanjutkan minumnya

Haekal sendiri tidak tau kenapa dia membela Mora padahal dia hanya menjalankan misinya untuk membuat Mora menjadi pacarnya, lalu dia akan mendapatkan 30 juta sebagai imbalan nya, ternyata pacaran sama Mora tidak terlalu membosan kan pikir Haekal, karena Haekal berfikir sebelumnya adalah pacaran dengan Mora itu membosan kan dan tidak seru ternyata tidak begitu buruk.

"Kita udah nyiapin uang nya, tinggal nunggu hitung minggu lagi dan uang nya udah ditangan Lo" ucap Bagas

Haekal tersenyum mendengar hal itu, ia senang karena dia menang lagi, sangat mudah mendapatkan uang jajan menurut Haekal, dengan dia menang bertarung basket dan juga menang mendapat kan hati wanita, menrutu Haekal itu hal simple dan sebuah Hobi baginya.

"Tapi gue denger denger si Jessy kayanya bakal makin parah gangguin Mora setelah ini" ucap Bagas

"Ya gue denger si juga gitu, gue ga tau ya pikiran Jessy gimana tapi gue harap Mora ga ma*ti ditangan Jessy ya" ucap Zidan

Entah mengapa mendengar hal itu membuat Haekal menjadi khawatir kepada Mora.

__________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!