BAB 2 #Dihukum

Mora terbangun, dia pingsan sekarang dia sedang berada di kasur rumah sakit melihat sekeliling tidak ada orang.

"Siapa yang membawaku kesini?" Ucap Mora

Pintu rumah sakit itu terbuka menampak kan seorang lelaki yang Mora kenal wajah nya, Mora tidak lupa dengan lelaki itu, dia lelaki yang Mora temui saat di UKS tadi.

"Dokter bilang lo cuman kecapean, dan maag lo kambuh jadi dia tadi ngasih beberapa obat untuk lo makan" ucap lelaki itu

"Makasih, tapi ga perlu bawa aku kesini.."

"Terus mau nahan sakit sampai mati?"

"Bukan, tapi-"

"Ya gue tau lo ga sanggup bayar nya, bisa cicil ke gue aja" ucap lelaki itu

"Lo bisa langsung pulang setelah ini" Lanjutnya

"Makasih, aku bakal lunasin secepat nya ya, namaku Mora"

"Haekal"

"Sebelum pulang, kita makan dulu di kantin rumah sakit ini" lanjutnya

_______________***_________________

Mora pulang kerumah nya setelah selesai berbicara dengan dokter, dan diarahkan makan obat setelah atau sesudah makan, Mora juga makan dikantin rumah sakit sehingga dia bisa langsung minum obat yang diberikan oleh dokter, sebelum pulang Mora kembali berterimakasih kepada Haekal.

Ukhukkk

Ukhukkkk

Baru saja Mora membuka pintu rumah, suara batuk itu membuat Mora merasa bersalah, Mora bisa membeli obat, tapi tidak bisa membeli obat Ayah nya.

"Nak, sudah pulang?" Ucap ibunya yang membawakan air hangat lalu memberikan kepada Ayah nya

"Makan dulu ya"

Mora tau walaupun Ibu nya selalu menyuruhnya makan sepulang sekolah tapi Ibu nya sendiri belum makan.

"Mora sudah kenyang bu, Ibu saja yang makan, Mora ambilkan nasi nya ya"

Gadis itu berjalan ke arah dapur mengambil nasi, melihat diatas meja tidak ada lauk hanya ada 1 kerupuk yang sudah terpotong, sudah biasa seperti ini, ini makanan mereka jika hari ini Ibunya tidak ada pendapatan sama sekali.

"Ini buk, makan"

Mora menyuapi ibu nya, Mora tau pasti ibunya cape menjual kue hari ini, walaupun kue itu laku terjual namun uang itu harus disimpan separuh untuk modal dan seperempat nya lagi untuk membayar hutang, lalu seperempat nya lagi untuk mereka makan.

Selesai Mora menyuapi ibunya Mora memijat kaki ibunya, sesekali melihat ayah nya yang sudah tertidur, Mora hanya minta satu, sembuh kan lah ayahnya dan sehatkan lah ibunya selalu.

"Sudah nak.. kamu mandi sana setelah itu istirahat, kalau ada pr dikerjakan yaa" ucap Ibu nya

"Mora masih mau pijit kaki ibu"

Mora tidak cape bahkan mengeluh jika ia memijat kaki ibunya, dia bahkan senang setidaknya Mora bisa membantu menghilangkan rasa lelah ibunya.

"Bagaimana sekolah mu nak?" Tanya ibunya

"Apakah teman-teman mu bersikap baik?"

"Iya buk, mereka baik kepada Mora, Mora senang sekolah disana"

Tidak ingin melihat ibunya khawatir Mora terpaksalah berbohong, mengingat waktu SMP Mora sempat dirundung oleh teman-teman nya membuat ibunya menuntut atas tindakan itu berakhir ibu Mora harus berdebat dengan orang tua yang membully Mora, bahkan parah nya orang tua dari sang pembully itu tidak mau kalah dan masih membela anak nya.

"Mora kalo ada apa-apa cerita sama Ibu ya nak"

"Iya buk"

_________________****__________________

Mora sudah sedikit merasa sehat setelah meminuman obat yang diberikan oleh dokter semalam, dia tidak ingin izin sekolah, karena menurut Mora sekolah itu sangat penting.

"Woi cupu, nyontek pr lo dong" ucap Jessy yang baru saja datang.

Mora mengambil buku didalam tas nya, tidak ada perlawanan sama sekali.

"BURUANNN!! LAMA BANGET SI! KEBURU GURU DATENG" Bentak Jessy

"Iya sabar, buku nya lagi dicari"

Tas Mora penuh dengan buku pelajaran, buku besar, buku catatan jadi sedikit memerlukan waktu untuk mencari nya.

"LAMA BANGET SIII!! BIKIN EMOSI MULU!" Jessy menendang kursi Mora membuat nya sedikit tersentak kaget.

"Ini" Mora memberikan buku pr nya itu kepada Jessy

Jessy segera menyalin tulisan yang sudah Mora kerjakan semalam, namun belum selesai Jessy menulisnya guru sudah masuk kelas.

"Kumpulkan tugas nya kedepan, siapa yang tidak mengerjakan tugas berdiri didepan" ucap Guru itu

Melihat semua orang mengumpulkan tugas, Jessy tidak terima lalu merobek tugas Mora.

"Kalo gue dihukum, lo juga harus dihukum!" Lalu Jessy berdiri maju kedepan

Mora melihat itu sangat marah, dia berniat untuk melaporkan ini kepada Guru.

"Ibu, saya sudah mengerjakan tapi-"

"Ga ada alasan, kalo tidak dikumpul silahkan berdiri"

Belum selesai Mora menyelesaikan perkataan nya, Guru itu langsung memotong ucapan Mora begitu saja, sehingga Mora mau tidak mau harus berdiri didepan.

Mereka semua sudah selesai mengumpulkan tugas nya ada 4 orang yang berdiri didepan, yaitu Yola, Jessy, Arsen dan Mora.

Jika Tasya sekelas dengan Yola, dan Jessy mungkin saja Tasya akan ikut berdiri didepan bersama mereka, namun Tasya berbeda kelas dengan mereka.

"Ini dia contoh murid yang tidak boleh kita contoh kan."

"Mau jadi apa kalian jika tugas sekecil ini selalu disepelehkan?"

"Mora, kamu bilang ingin mendapatkan biayasiswa agar bisa kuliah? Kalau kamu seperti ini lagi dan lagi kedepan nya biayasiswa kamu akan dibatalkan dan dicabut oleh pihak sekolah"

Mora menundukan kepalanya, ia tidak mau itu terjadi, biayasiswa lah satu-satunya harapan dia agar bisa kuliah.

"Ngarepin biayasiswa kasian banget ya lo" bisik Jessy ditelinga Mora

"Sekarang kalian silahkan hormat didepan bendera sana, 30 menit jangan ada yang bergerak."

"Yahh buk panas dong, nanti kulit saya terbakar gimana?" Jessy mulai protes

"Ini hukuman Jessy, mau saya tambahkan hukuman lebih lagi?"

Jessy hanya diam lalu pergi kelapangan untuk hormat didepan bendera, mereka berempat berjejer didepan bendera berusaha tidak bergerak agar tidak ada hukuman tambahan lagi.

"Ini tu gara lo cupu, coba aja lo tadi cepetan dikit ngeluarin buku nya pasti gue ga bakal di sini"

"Lihat aja lo nanti habis lo ditangan gue"

"Dasar miskin"

"Lo bisa diem ga Jessy? ga ada cape cape nya ya lo bicara, kalo kita ditambah lagi hukuman nya gegara lo, gue ga akan segan segan mukul muka lo itu" ucap Arsen yang sudah cape mendengar kata kata Jessy sedari tadi

"Oh jadi lo ngebelain dia sekarang?" ucap Jessy yang tidak terima

"Lo itu berisik tau ga, salah lo sendiri ga ngerjain tugas jadi terima aja hukuman nya"

Pertengkaran antara Arsen dan Jessy membuat sedikit keributan disana, seseorang yang diperintahkan guru untuk mengawasi mereka pun segera melapor kepada guru yang memberi hukuman itu.

"HEI! SUDAH SAYA BILANG JANGAN ADA YANG BERGERAK, KALIAN MALAH MENGOBROL!"

"HUKUMAN SAYA TAMBAH, 30 MENIT LAGI! BERDIRI DISANA SAMPAI JAM PELAJARAN SAYA SELESAI!"

.........

...

Terpopuler

Comments

Lisa

Lisa

Lanjut thor, kasian banget lihat Mora :(

2024-02-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!