BAB 6 #Makan dikantin

Mora memasuki gerbang dengan berlari, entah mengapa hari ini dia telat datang kesekolah nya.

"PAK JANGAN DITUTUP DULU!" Teriak Mora kepada satpam penjaga gerbang, namun satpam itu tidak memperdulikan Mora ia bahkan lanjut menutupi gerbang nya dan mengunci rapat rapat.

"Pak tolong buka gerbang nya pak, saya cuma telat 1 menit doang ini"

"Enak aja tugas saya ya tugas saya, mau kamu 1 menit telat 1 detik kek apa kek namanya waktu harus dihargai"

Mora memohon mohon kepada satpam agar dibukakan pintu nya, dia benar benar memohon hingga ingin menangis, dia memohon disana selama 15 menit.

TINTTTTTTT

Suara klakson dari mobil itu membuat satpam membuka gerbang nya dengan buru buru.

"Nih pak, makasih ya pak"

Ternyata itu Jessy dan kedua teman nya, Jessy tidak lupa memberikan uang kepada satpam itu.

"Loh pak?! Kok dibukain gerbang nya?, Saya mohon mohon tadi ga bapak bukain?" Mora tidak terima melihat hal itu, ia kesal dan marah.

Jessy yang mendengar itu hanya tersenyum miris melihat Mora, ia melajukan mobil nya masuk begitu saja.

"Ya kalo kamu mau masuk yaudah masuk mumpung gerbang masih saya buka, atau mau saya tutup lagi?"

Mora menggeleng lalu berlari masuk kedalam sekolah, benar benar gila Mora yang telat satu menit tidak dibukakan gerbang sedangkan Jessy yang telat lima belas menit langsung buru buru dibukakan gerbang sekolah, yahh semua itu karena uang.

Mora masuk kedalam kelas untung saja guru belum tiba dikelas nya, ia mengatur napas nya karena terlalu banyak berlari.

"Duh bisa masuk juga nih, berkat gue"

"Kalo ga ada gue tadi gimana ya"

Jessy menghampiri Mora dikursi nya, tiada hari tampa menganggu Mora.

"Masuk kesini karena duit gue, aduhh" ucap Jessy sambil membesarkan suaranya

Lagi dan lagi orang disana hanya melihat sekilas dan melanjutkan aktifitas nya seperti biasa, tidak ada yang peduli tidak ada yang kasihan kepada Mora.

"Miskin banget ya lo ternyata sampai sampai makan duit gue"

"Hal yang kamu lakukan tadi bisa aku laporin, itu termasuk kedalam suap uang!" ucap Mora kepada Jessy

Jessy hanya tertawa lalu menarik rambut Mora hingga membuat kepala Mora tertongak keatas.

"Silahkan aja lo laporin"

Mora meringis menahan sakit.

Jessy seakan tidak takut dengan apa apa, dia mendorong kepala Mora kedepan dan menyuruh Mora melaporkan itu semua.

Jessy hendak ingin menarik lagi rambut Mora namun hal itu tertunda karena guru sudah masuk kedalam kelas mereka, membuat Jessy hanya menendang kursi Mora sehingga membuat Mora sedikit tersentak kaget.

__________________***_________________

Jam istirahat telah tiba, disana lah para murid murid berteriak senang dan berlari agar tidak menunggu antrian makanan dikantin begitu lama, Mora lagi lagi ikut dengan Jessy ke kantin untuk disuruh suruh membelikan makanan.

Mora membeli 3 menu bakso, dan membawakan nya dengan hati hati kemeja Jessy.

Seseorang sengaja menabrak Mora sehingga membuat bakso yang ia bawa tumpah ke baju nya, panas itu yang Mora rasakan.

Orang itu adalah suruhan dari Jessy, Jessy berekting seakan akan itu murni kesalahan Mora yang ceroboh.

"HEH CUPU, BAKSO GUE TUMPAH!" ucap Jessy kepada Mora

Jessy menghampiri Mora lalu menampar wajah Mora, lagi lagi Jessy mempermalukan Mora didepan banyak orang.

PRAKKKK!

"Gue ga mau tau lo harus ganti ini!"

"Berapa yang harus diganti?"

Suara itu yang membuat orang orang yang tidak perduli dengan mereka sekarang mata itu tertuju kepada Mora, Jessy dan Haekal.

Ya benar itu Haekal, dia berdiri dibelakang Mora dan bertanya "Gue ulangi sekali lagi, berapa yang harus diganti?" ucap Haekal

"Haekal, kenapa jadi lo yang ganti nya?, ini bukan salah lo, ini salah si cupu yang ceroboh!"

"Stop manggil Mora dengan panggilan 'cupu', ga enak tau ga didenger."

"Kal? Lo belain dia?"

"Kalo iya kenapa?"

"Kal..."

"Lo ga salah?" Lanjut Jessy meyakinkan Haekal apakah benar dia membela Mora, Jessy berharap Haekal hanya salah orang atau melantur.

"Gue ga salah belain orang, gue belain Mora, masalah buat lo?"

"Wahh, Si cup-"

"Gue bilang stop panggil Mora dengan sebutan itu!"

Kini Haekal membentak Jessy, membuat Jessy tersentak kaget karena suara Haekal yang besar dan berat.

Haekal menarik tangan Mora agar pergi dari Jessy, mengajak Mora untuk duduk dimeja kantin lain.

"Kalo Jessy gangguin lo, bilang aja sama gue" ucap Haekal kepada Mora

"Kenapa harus bilang kekamu?"

"Gatau, gue kesel aja si lihat Jessy kaya gitu"

"Bukan nya dia pacar kamu?"

Haekal tertawa mendengar hal itu, seakan akan dia sudah tidak kaget lagi "Siapa yang ngomong, Jessy sendiri yang ngomong?"

"Iya, dia sendiri bilang ke aku kemarin"

"Gue ga pacaran sama dia, emang banyak si rumor yang bilang gue pacaran sama dia"

"Eh, gue pesenin makanan ya? Lo mau makan apa?"

Mora menggeleng kepalanya "Lo aja yang makan, gue udah sarapan tadi"

"Ya beda sarapan sama makan siang" ucap Haekal lalu ia langsung pergi begitu saja untuk membeli makanan

Mora menunggu Haekal kembali, sekitar 7 menit Haekal membawakan 2 minuman dan makanan.

"Nih gue traktir, ga usah mikirin buat dikembaliin, makan aja lo pasti lapar kan" Haekal memberikan 1 mangkuk bakso kepada Mora lalu ia memakan bakso nya dengan lahap kepada didepan Mora

"Makasih ya kal" Mora memakan bakso itu, sudah 2 tahun ia bersekolah disekolah ini baru kali ini ia bisa mencoba bakso dikantin.

Mereka berbagi cerita untuk memecahkan suasana, mereka bercerita membahas pelajar, guru dan bahkan mereka juga membahas satpam.

Mora menceritakan kejadian ia telat pagi tadi, dimana satpam tidak ingin membukakan gerbang untuknya.

"Ya emang gitu Ra, kalo lo telat lo siapin duit atau ga beliin dia kopi baru dibuka dah tu gerbang"

"Ya kalo ga punya duit?"

"Pulang aja Ra solusinya ga bakal dibuka gerbang sama dia"

"Solusi kamu bukan solusi untuk aku, Sekolah itu penting"

"Yaudah, besok besok jangan telat lagi. Bangun lebih awal, jangan tidur terlalu malem"

Mora mengangguk "Iya besok aku bakal lebih pagi lagi bangun nya, aku ga tau kenapa bisa aku kesiangan hari ini, mungkin karena aku baru pertama kali kerja jadi kerasa banget capenya"

Mereka menjadi semakin dekat, Mora pun tidak merasa canggung lagi mengobrol dengan Haekal. menurut Mora, Haekal adalah lelaki yang baik.

"Pulang nanti mau bareng gue ga Ra? Sekalian temenin gue beli kado buat Mama gue"

"Boleh, aku tau apa yang harus kamu beli biar mama kamu seneng"

___________________________________________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!