Happy Ending-04

Malam itu, Pak David, CEO perusahaan Florist, mengumpulkan Nico, Juwita, dan Sherli di ruang rapat. Mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam proyek yang sebelumnya ditangani oleh Alia sebelum meninggal dunia.

Rapat ini penting dan bersifat rahasia, sehingga tidak ada yang tahu persis apa yang akan dibahas. Charlie, yang penasaran dengan isi rapat tersebut, memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka dari balik ruangan rapat. Dia bersembunyi di balik pintu ruangan berusaha agar tidak terlihat oleh Pak David dan yang lainnya.

Pak David tampak serius dan tegas saat memimpin rapat tersebut, sesekali ia menghentakkan tangan di atas meja untuk menekankan poin pentingnya. Nico, Juwita, dan Sherli pun terlihat fokus dan cemas mendengarkan arahan dari Pak David.

Sementara itu, Charlie berusaha keras menahan napasnya agar tidak terdengar oleh mereka yang sedang rapat. Dia mendengarkan dengan seksama setiap kata yang diucapkan oleh Pak David dan yang lainnya, berusaha mencari tahu apa yang terjadi dengan proyek tersebut sejak Alia meninggal.

Dalam rapat tersebut, Pak David menyinggung beberapa masalah yang muncul dalam proyek, termasuk kendala yang dihadapi oleh tim sejak Alia tidak ada. Dia meminta agar semua orang bekerja lebih keras dan berkomitmen penuh untuk menyelesaikan proyek ini demi menghormati Alia dan perusahaan.

"Kalian harus mencontoh bagaimana Alia mengerjakan proyek ini dengan tekun. Meskipun, Alia hanya seorang karyawan magang tetapi sudah membuat banyak klien puas dengan kinerjanya,"Pak David kembali berkata yang membuat raut wajah Juwita berubah dengan kesal.

"Sherli, kamu adalah karyawan senior. Selain berdandan apalagi yang bisa kamu lakukan? Saya sudah mengenal kamu sejak lama tetapi beberapa bulan ini kamu nampak membuat Saya kecewa,"ujar Pak David. Sherli mengepalkan tangannya di atas meja.

"Dan kamu, Nico. Apa kamu tidak bisa membimbing bawahanmu dengan benar? Dokumen yang kamu serahkan tadi pagi masih banyak belum kamu revisi. Jadi, apa yang kamu kerjakan selama ini? Sebelumnya, waktu Alia masih ada dia selalu bisa teliti memeriksa setiap pekerjaannya. Tak salah jika saya berniat merekrutnya untuk menjadi karyawan tetap di sini," lanjut Pak David yang membuat raut wajah ketika orang itu berubah menjadi masam.

"Pak, kenapa selalu membawa Alia pada setiap rapat. Bapak tahu, Alia sudah tidak ad di sini!"Juwita berkata dengan nada tinggi yang membuat Pak David mengerutkan keningnya menatap Juwita karyawan magang itu.

"Kamu berani berbicara begitu dengan Saya?"Pak David bertanya dengan pelan tapi penuh penekanan. Nico, bangkit dari tempat duduknya dan berusaha melerai perdebatan itu.

"Pak, maafkan Juwita. Kali ini dia keliru,"Nico bertanggung jawab atas karyawan magang hingga dia mencoba membela Juwita di depan Pak David.

"Ajarin wanita ini sopan santun berbicara dengan atasannya! Kamu perlu mencontohi Alia, Juwita. Kamu sangat jauh darinya,"Pak David berkata dengan tegas. Di balik pintu ruangan Charlie mendengar hal itu dengan jelas. Charlie yakin semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut sangat dekat dengan Alia dan bahkan mengenali Alia dengan baik. Tetapi, kenapa tak ada yang datang pada saat pemakaman Alia pagi itu? Hanya ada Charlie dan juga Dokter Syahril saja.

'Sial, Alia sudah tak ada di sini. Tetapi, Pak David masih belom bisa merubah pemahamannya terhadap wanita itu,'batin Juwita menatap kesal ke arah Pak David. Sherli menghela napas berulang kali dan mengomentari dokumen proyek baru yang telah diperiksa oleh Nico sebelumnya. Sherli meminta Nico untuk merevisinya kembali.

Rapat dibubarkan. Charlie sudah pergi lebih dulu sebelum semua orang yang ada di dalam ruangan itu keluar.

Di luar perusahaan, Charlie berada di dalam mobil Brio merah milik sahabatnya. Charlie sengaja menyewa mobil tersebut dari temannya untuk menyempurnakan penyamarannya saat datang ke perusahaan Florist Entertainment.

Sebuah mobil HRV putih keluar dari gedung tinggi pencakar langit tersebut. Diketahui mobil itu adalah milik Nico atasan Charlie di kantor. Charlie, berniat untuk mengikuti mobil itu.

Nico tak menyadari jika seseorang telah mengikutinya dari belakang. Mobil Nico berhenti tepat di depan sebuah gedung sekolah yang terbengkalai. Terlihat jika gedung sekolah itu di bangun pada tahun 1986. Sehingga, terlihat begitu jelas bagaimana rumput dan tumbuhan lain di sekitar itu tumbuh dengan subur sehingga hampir menutupi pagar besi yang sudah berkarat.

Nico memarkirkan mobilnya di depan lapangan basket yang tak terpakai. Lalu, Nico turun dari mobil dengan menggunakan topeng badut yang di bawanya. Dari jarak jauh Charlie melihat pergerakan Nico. Bahkan, Charlie juga melihat jika Nico berbicara dengan seseorang yang memakai topeng yang sama seperti Nico. Tak diketahui siapa orang di balik topeng tersebut.

"Apa semuanya aman?"seseorang yang berdiri di depan Nico bertanya. Topeng tersebut telah mengubah suara asli mereka dengan suara robot. Sehingga, mereka tak mengenal satu sama lain di balik topeng tersebut.

"Aman. Semua lokasi aman. Bahkan, barang itu terlihat terjual habis di sekitar sekolah. Beberapa karyawan Florist juga penasaran dengan paket barang tersebut,"Nico berkata dengan suara samarannya. Lalu, Nico mengikuti orang tersebut untuk masuk ke dalam gedung sekolah yang terbengkalai itu. Charlie turun dari mobil dan pergi untuk melihat langsung dari dekat.

Namun, langkah Charlie terhenti saat melihat beberapa pria bertopeng berjaga di depan gedung itu yang jaraknya sangat jauh dari tempat parkiran mobil Nico. Sehingga, membuat Charlie tak dapat melihat apa yang di lakukan mereka di dalam gedung itu.

"Sial, aku tak bisa masuk. Aku harus mencari tahu apa yang dilakukan Nico di tempat seram ini,"gumam Charlie dengan suara yang kecil. Pria itu mulai mencari celah dan jalan agar bisa masuk ke dalam gedung sekolah yang terbengkalai itu. Charlie yakin jika tempat itu di jadikan markas rahasia oleh sekelompok orang.

_____

Jangan lupa like dan komentar ya, ❤️❤️

Terpopuler

Comments

mochamad ribut

mochamad ribut

up

2024-04-10

0

mochamad ribut

mochamad ribut

lanjut

2024-04-10

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Berasa ikut jadi detektif niihhh...

2024-03-12

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!